SENI, SASTRA DAN KEKUASAAN
Artikel Pinto Janir(Pinto Janir) 26 Oktober 2015 04:34:50 WIB
Sekiranya para penguasa benar-benar berpihak dan peduli kepada prestasi 'otak kanan' dalam zona berseni-seni, alangkah indah dan damainya ini nagari. Di mana-mana tumbuh dan mekar subur taman karya anak muda kita, indahnya bak bunga yang semerbak bersemi di musim apa saja.
Tak perlu sang penguasa harus terjun langsung berseni-seni, yang lebih diperlukan adalah mendukung dan memberi apresiasi kepada para penggiat seni, yang notabenenya adalah para kreator yang akan mewarnai ranah ini.
Banyak anak muda kita yang berprestasi dan memiliki bakat yang luar biasa pada penerjemahan otak kanan ini. Sebagian berbakat menari, sebagian berbakat menyanyi, sebagian berbakat ngesastra, ngeband dan ngebeatbox--arus seni baru dari olah mulut dan suara menjadi musik. Yang kita harap, penguasa kelak di nagari ini jangan sampai "no-ngeh" pada kemampuan dan pengembangan bakat dan minat mereka tersebut. Apapun jenisnya, prestasi mereka tersebut tentulah akan mengharumkan nama nagari juga.
Mekar prestasi olahraga, mekar prestasi berseni; alamak begitu, indahnya.
Bagaimanapun juga, seni adalah salah satu ranting yang membentuk pohon kebudayaan menjadi indah, teduh dan gagah. Kebudayaan adalah media utama perekat persatuan. Memahami kebudayaan, membuat kita saling hormat dan saling menghargai dalam ruang tenggang rasa yang tak boleh lenyap di bumiku Minangkabau, langitku Indonesia. Rasa nasionalisme akan gerus bahkan akan hancur berderai-derai bila kebudayaan lenyap. Niscayailah ini. dan 'aktor' pembentuk kebudayaan itu adalah 'penggiat seni dan sastra' sehingga mampu mengubah pandangan masyarakat di ruang dan di zamannya.
Jangan sepelekan seni! Jangan pernah memandang rendah atau sebelah mata para seniman dan sastrawan kita di negeri yang indah ini.
Jika kita mengenal massa akar rumput, maka massa seniman dan ssatrawan adalah massa akar pikiran. Massanya tertanam di pikiran-pikiran dan di hati anak nagari, dan di saat itu, sadar atau tak sadar, bersama kekuatan 'alam' ia memimpin 'pergerakan' karena ia bergerak dengan kecerdasan dan ketulusan hati....
Sesuatu yang bergerak dengan pikiran yang tajam dan hati yang tulus, luar biasa hebatnya. Pikiran yang kuat, hati yang suci mampu menggerakkan 'insan atau benda' yang diam. Segala sesuatu yang selalu di hati,pasti ada dalam pikiran. Pekerjaan yang ada dalam 'pangana' dan dikerjakan dengan sepenuh hati, maka hasilnya: sempurna. sempurna untuk kebaikan dan kemanfaatan umat semesta. Untuk itu, mari kita berharmonisasi. Termasuk juga mengharmonisasi antara otak kanan dan otak kiri.
Dan sudah semestinya juga ,saatnya ada keseimbangan berpihak dan berpeduli antara anak muda yang berprestasi di bidang olahraga dan di bidang seni individual atau kelompok. Bila ia berprestasi di bidang olahraga sepeda, sepakbola, karate, dan macam ragam cabang atltetik ada 'ruangnya' bahkan ada 'anggaran' dan program pemerintah yang disiapkan untuk itu.
Ada Porwil untuk tingkat propinsi, ada PON untuk tingkat nasional. Tapi adakah sebuah gelaran atau event yang khusus seni tok? Adakah Pekan Seni Indonesia, Pekan Seni Daerah, dan lain sebagainya yang mempertandingkan beragam cabang seni dan sastra. Misalnya, cabang Grup Band, Cabang Puisi, Cabang Mengarang atau Menulis, Cabang Melukis, Cabang Pidato, dll.
Kalau yang begini kan cukup berat juga. Yang cukup ringan saja misalnya, adakah secara khusus terdengar oleh kita bahwa pemerintah kota B kota A mengirim dan membiayai grup band muda mereka untuk ikut event atau Festival Band tingkat Nasional, mengirim penyanyi untuk ikut audisi atau kejuaraan tingkat nasional atau untuk mengikuti audisi berbagai acara di televisi nasional, mengirim penyair mengikuti lomba Puisi tingkat nasional, mengirim pelukis ke ajan nasional dll, atau mengirim anak-anak muda mereka yang berprestasi ke ajang beatbox nasional.... Adakah sering kita dengar yang beginian?
Saatnya kita peduli pada segala kreasi dan kreativitas anak muda kota Bukittinggi. Kita beri mereka ruang untuk menyalurkan bakat dan minatnya. Kita beri mereka panggung selebar-lebarnya untuk menampung dan menyalurkan ekpresi berkarya mereka. Salah satu penyebab kenakalan remaja adalah kita lupa memberikan ruang positif untuk mereka yang kreatif. Seniman dan sastrawan bukan untuk diremehkan. Mereka adalah orang-orang yang berpikir yang memberi cita rasa pada kebudayaan untuk menjadi lebih baik dan memberi warna pada setiap ruang kehidupan supaya lebih berarti dalam hidup dan kehidupan.
Mari kita bangun nagari ini dengan pikiran dan perbuatan yang positif tanpa mengabaikan seni dan sastra. Karena, seni dan sastra adalah ‘produk industri’ yang inpsiratif. Seni dan sastra akan maju pesat bila kekuasaan dan penguasa memberikan ruang gerak dan nafas bagi pengembangannya dengan berbagai event-event khusus untuk itu!Selamat berseni-seni !