Israk Mikraj

Artikel Yongki Salmeno(Yongki Salmeno) 27 Oktober 2015 16:41:22 WIB


Dulu, banyak tanggapan negatif disampai kepada Nabi Muhammad SAW saat beliau mengumumkan bahwa beliau telah melakukan perjalanan (Israk) dari Masjidil Haram Mekah ke Masjidil Aqsa (Palestina). Lalu melanjutkan lagi perjalanan (Mikraj) menembus langit dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Kedua perjalanan itu dilakukan hanya dalam tempo satu malam.

Kendaraan tercepat yang ada dan biasa digunakan masyarakat Arab saat itu adalah kuda. Perjalanan dengan kuda dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa bisa memakan waktu satu bulan. Apalagi perjalanan Mikraj dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha, sungguh sesuatu yang tidak masuk akal. Sekitar 1500 tahun lalu, disaat peristiwa itu terjadi pesawat terbang belum ditemukan, tidak ada satupun manusia bisa melintasi langit. Mana mungkin Israk dan Mikraj hanya dilakukan dalam tempo waktu satu malam.

Kaum Kafir Quraisy langsung mencemooh berita itu dan menjadikannya alat propoganda untuk menjatuhkan Nabi Muhammad SAW. Mereka mengatakan Nabi Muhammad SAW sebagai pendusta, menceritakan cerita dongeng yang sama sekali tidak masuk akal. Namun pengikut Nabi menerima cerita itu sebagai sebuah kebenaran, menggunakan iman. Meski tidak bisa diterima dengan akal, mereka tahu dan yakin bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah berbohong.

Kini, setelah 1500 tahun berlalu, kita tak akan heran jika perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa bisa ditempuh dalam tempo hanya beberapa jam saja. Dulu, dengan mengendarai kuda, perjalanan sejauh itu memang memakan waktu sekitar satu bulan. Kini, dengan menggunakan pesawat bermesin jet, perjalanan tersebut bisa diselesaikan dalam hitungan beberapa jam saja.

Sekitar 1500 tahun lalu memang belum ada orang yang mampu terbang mengarungi langit. Namun belakangan telah ditemukan pesawat yang membuat manusia bisa mengarungi langit, berpetualang ke planet lain (bulan). Berikutnya juga telah ditemukan pesawat ulang alik (space shuttle) yang mampu membawa manusia melanglang buana ke angkasa, lalu kembali lagi ke bumi dengan pesawat yang sama.

Ibroh (pelajaran) yang bisa kita ambil dari peristiwa ini adalah bahwa Al Quran itu selalu benar. Bisa jadi ada kalanya suatu dalil yang tercantum tidak bisa diterima oleh akal manusia, namun hal itu bukan karena Al Quran yang salah, tapi karena daya fikir manusia lah yang belum mampu mencernanya.

Dulu kita belum mengerti kenapa dagi babi haram bagi umat Islam memakannya. Setelah ditemukan mikroskop dan makin majunya Ilmu kesehatan barulah manusia tahu bahwa banyak keburukan yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi daging babi. Tidaklah tanpa alasan Allah mengharamkan manusia mengkonsumsi daging babi, pemikiran kita saja pada awalnya belum memahami alasannya.

Namun yang pasti semua semua perintah maupun larangan yang diberikan Allah kepada manusia adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Hal ini juga sebagai bukti bahwa Allah maha pengasih dan maha penyayang (rahman dan rahim) serta mencitai umat manusia.

Dalam perjalanan Israk dan Mikraj, Nabi juga diperlihatkan bagaimana manusia disiksa di neraka akibat kesalahan dan dosa-dosa yang telah dilakukannya di dunia. Nabi juga diperlihatkan kesenangan yang akan diperoleh manusia nanti jika ia ditempatkan di surga. Dalam peristiwa Israk Mikraj, Nabi juga menerima perintah shalat, lansung dari Allah.

Bahwa surga dan neraka itu ada dan semua manusia akan mengalaminya, sama dengan peristiwa Israk dan Mikraj itu sendiri. Saat ini mungkin akal kita belum mampu mencerna dan menerimanya, namun yakinlah bahwa peristiwa itu pasti akan terjadi. Jangan tunggu sampai akal kita bisa menerima peritiswa itu atau merasakan langsung peristiwa itu, baru kita meyakininya. Saat itu sudah terlambat, tentunya.

Begitu juga perintah shalat, pastilah perintah itu semuanya untuk kebaikan manusia. Jika kita belum memahami makna yang terkandung di dalamnya, itu adalah masalah waktu dan karena terbatasnya pengetahuan kita. Banyak ajaran-ajaran Islam yang sangat tinggi nilainya, justru diamalkan oleh pemeluk agama lain, dan manfaatnya tidak diperoleh oleh pemeluk agama Islam, tapi oleh pemeluk agama lain. Membina silaturahmi, menjaga kebersihan, disiplin, jujur adalah norma-norma dalam Islam yang justru banyak diamalkan oleh pemeluk agama lain, sedangkan pemeluk Islam sendiri lalai mengamalkannya.

Marilah melalui momentum Israk Mikraj ini kita perdalam lagi pemahaman kita tentang Islam dan kita pekokoh keimanan kita serta mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Islam. Semoga kita menjadi pribadi yang beriman kuat, menjalankan syariat Islam dengan baik sehingga mendapat tempat di surga nantinya. Amin... ***