'Biaya Angkut Sapi dari NTB Lebih Mahal Ketimbang dari Australia'

Artikel YUNI ERLITA, S.Pt(Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan) 22 Juli 2015 07:46:55 WIB


Jakarta -Meski harga dan biaya angkut sapi asal Australia lebih murah, namun pemerintah tetap memprioritaskan peternak sapi lokal. Karena itu, kuota sapi impor dibatasi 500.000 ekor sepanjang kuartal III-2015.

"Australia itu peternak asing. NTB peternak Indonesia. Jelas saya pilih mana, ya peternak kita. Terkait biaya angkut lebih mahal NTB ketimbang Australia, masih bisa diatasi. Impor berapa pun jumlahnya, yang jelas harus perhatikan stok sapi lokal," kata Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (22/7/2015).

Karena itu, kuota impor sapi dibatasi jumlahnya oleh pemerintah. Amran mengatakan, pemerintah lebih memilih sedikit impor ketimbang impor belebihan. "Jadi disesuaikan saja dengan kebutuhan dalam negeri," imbuh Amran.

Pada kesempatan itu, Amran mengatakan, dirinya baru saja bertemu dengan Duta Besar India dan membahas impor sapi dari India. 

"Dubes menyatakan ingin produknya bisa masuk pasar Indonesia. Saya bilang, kami minta penuhi dulu syarat bebas penyakit mulut dan kuku. Masih banyak alternatif negara lain seperti New Zealand, Jepang, dan Australia," kata Amran.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, membatasi volume impor sapi untuk kuartal III-2015.Impor sapi dibatasi 50 ribu ekor. Ini dilakukan untuk melindungi peternak sapi di Nusa Tenggara Barat (NTB)