Dukung Keamanan Pangan dan Pelestarian Lingkungan
Pertanian YANITA SELLY MERISTIKA, S.Kom(Dinas Pangan) 29 Juni 2015 02:19:06 WIB
UNTUK mewujudkan “Rumah Tangga Petani yang Sejahtera” Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumbar mengembangkan sistem pertanian organik.
“Melalui berbagai program dan kegiatan dikembangkan pertanian organik diharapkan dapat mnendukung ketersediaan pangan yang sehat dan berkualitas serta bernilai gizi tinggi dan aman dikonsumsi serta tentunya untuk mendukung pertanian berkelanjutan,” ungkap Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno baru-baru ini.
Diawali dengan rintisan pertanaman organik di Aie Tabik Ampek Angkek Kabupaten Agam dan diteruskan dengan pendirian Institut Pertanian Organik (IPO) di Aie angek, Tanah datar pada awal tahun 2000, maka pertanian organik mulai digerakkan dan terus berkembang ke berbagai tempat di Sumbar.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar Ir. H. Djoni mengatakan untuk mendukung pengembangan pertanian organik, dibentuk tim khusus dengan nama Satuan Tugas (Satgas) Pertanian Organik. Sedangkan untuk melakukan penilaian dan sertifikasi didirikan Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Sumbar berdasarkan Keputusan Gubernur No. 520-24- 2007.
LSO Sumbar yang merupakan satu-satunya lembaga sertifikasi organik milik Pemerintah di Indonesia, yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor register LSPO-004- IDN SNI-6729-2013.
Konsep pengembangan pertanian organik di Sumbar dengan visi Menjadi produsen pertanian organik terbesar di Indonesia dituangkan dalam Roadmap Pertanian Organik, memperlihatkan bahwa pengembangan pertanian organik dilaksanakan dalam 3 fase, yaitu Tahap Persiapan (2005-2009), Tahap Pengembangan (2010-2014) dan Tahap Pemantapan (2015- 2019). Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan, yaitu pembuatan model (pendirian IPO), merumuskan kebijakan (memasukan dalam RPJM dan Renstra), penyiapan kelembagaaan (Satgas dan LSO), pengembangan teknologi dan sosialisasi.
“Selama 5 tahun terakhir (Tahap Pengembangan) dilakukan berbagai kegiatan, yaitu Sekolah Lapangan Pertanian Organik (SLAPO), Pengembangan Pusat Studi Pertanian Organik (IPO), Demonstrasi farming (denfarm) dan demonstrasi plot (demplot), Pembinaan dan pengawalan pertanian organik, Penilaian dan Sertifikasi LSO-Sumbar, Pemberian insentif produk organik, Fasilitasi dan penguatan kelembagaan petani organik, serta sosialisasi melalui media massa, pameran dan seminar,” ulas Djoni.
Selain itu, ungkap Djoni petani dan kelompok tani pelaku pertanian organik juga difasilitasi dengan sarana pasca panen dan alat packing produk organik, bahkan sudah ada Rice Milling Unit (RMU) khusus untuk padi organik. Dengan sistem ini perkembangan pertanian sampai 2014, terlihat mengalami kemajuan
Jika dilihat dari luas pertanian organik mengalami peningkatan, pada tahun 2010 baru 750 ha dan tahun 2014 sudah mencapai 1.445,5 Ha dengan peningkatan rata-rata 15% per tahun,seperti terlihat pada Grafik di bawah ini.
Khusus untuk padi organik telah dimulai demonstari plot pada tahun 2006 dan luas padi organik tahun yang sama baru 10 hektar, terus meningkat dimana pada tahun 2014 sudah mencapai 1.004,5 hektar. Perkembangan padi organik dapatdilihat pada Grafik di bawah ini.
Dalam perkembangannya, pertanian organik Sumbar dikenal luas baik secara nasional, maupun internasional. Lokasi pertanian organik banyak dikunjungi oleh petani, mahasiswa, praktisi dan peneliti dan berbagai Provinsi di Indonesia, termasuk juga dan berbagai lembaga dari negara lain. Secara kelembagaan Satgas Pertanian Organik Sumatera banyak diundang menjadi narasumber pada berbagai acara pertanian organik berskala nasional. Selain itu LSO Sumbar juga banyak diminta untuk melakukan sertifikasi di luar Sumbar, seperti di Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Dengan perkembangan pertanian organic yang bagus di Sumbar juga mendorong Kementerian Pertanian untuk memfasilitasi sertifikasi internasional bagi salah satu kawasan organik di Sumbar.
Komitmen Pemerintah Provinsi Sumbar dalam pengembangan pertanian organik juga diapresiasi oleh Pemerintah Pusat. Sebagai apresiasi terhadap pengembangan pertaian organik, maka petani dan kelompok tani mendapat penghargaan tingkat nasional. Apresiasi pengembangan pertanian organik dan pertanian berkelanjutan juga diberikan pemerintah kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dalam bentuk Satya Lencana Wirakarya.
Penghargaan ini langsung diserahkan oleh Presiden RI kepada Ir. Djoni, pada acara pembukaan Pekan Nasional Tani Petani Nelayan XIV-2014 di Malang. Pemerintah memberikan Penghargaan Kepala Daerah Berprestasi dalam Pengembangan Pertanaian Organik kepada Gubernur Sumatera Barat.
Penghargaan ini diberikan Menteri Pertanian pada acara Bulan Mutu Kementerian Pertanian pada Tanggal 28 November 2012.