KEBUTUHAN DAGING DAN TELUR NAIK 20 PERSEN
Uncategorised YUNI ERLITA, S.Pt(Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan) 22 Juni 2015 01:58:53 WIB
PADANG. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Sumbar menyebut peningkatan kebutuhan daging dan telur di bulan puasa serta lebaran diprediksi akan mencapai 15-20 persen.
Mengatasi persoalan ini, pihak Dinas Peternakan menyatakan siap mengamankan stok dan meningkatkan produksi selama masa dua bulan tersebut.
Kabid Bina Usaha Disnakeswan Sumbar, Harmen saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (8/6) mengatakan, merunut pada Ramadan dan lebaran tahun-tahun sebelumnya, peningkatan kebutuhan daging dan telur selama kurun waktu dua bulan tersebut biasanya tak kurang dari 15-20 persen.
Guna mengantisipasi lonjakan dua jenis kebutuhan tersebut kami siap meningkatkan produksi serta mengamankan stok, ucap Harmen.
Ia mengatakan, produksi yang akan ditingkatkan di antaranya berkaitan dengan ketersediaan daging ayam potong. Untuk ini, produksi daging ayam pada hari biasa di Sumbar akan menyesuaikan dengan kebutuhan di tengah masyarakat.
Saat permintaan meningkat, produksi juga akan ditingkatkan. Sementara saat permintaan dari masyarakat menurun produksi juga akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
Hal itulah yang dilakukan selama ini, dan itu kami lakukan untuk menstabilkan harga. Jika produksi terlalu berlebihan,harga bisa tak stabil dan berimbas pada masyarakat, paparnya.
Lebih lanjut ia menyebut, masih untuk mengatasi kenaikan permintaan selama dua bulan ke depan, sekitar 3 perusahaan besar yang dipercaya sebagai penyedia produksi ayam potong untuk Sumbar akan diintruksikan agar meningkatkan produksi. Ia juga menyebut, pada hari normal kebutuhan masyarakat Sumbar akan daging ayam potong adalah antara 120-125 ribu ekor perhari. Namun dengan prediksi peningkatan kebutuhan mencapai 15-20 persen seperti yang disebut tadi, para produsen juga akan diminta meningkatkan produksi 20-25 ribu ekor ayam perhari.
Selain memastikan ketersediaan daging ayam potong selama puasa dan lebaran, stok telur dan daging sapi potong turut mendapat perhatian oleh Disnakeswan. Pada kedua jenis kebutuhan ini ketersediaan dipastikan juga tak akan mengalami gangguan. Alasannya, Sumbar merupakan sentra produksi untuk telur ayam serta sapi potong.
Dikatakan, produksi daging sapi potong Sumbar perhari berada dikisaran 120 ekor. Satu ekor sapi rata-rata akan menghasilkan daging 80 kilogram daging. Dengan pemotongan 120 ekor sapi perhari, daging sapi potong produksi Sumbar mampu mencapai 10 ton. Di lain sisi, total kebutuhan masyarakat akan daging sapi, baik untuk kebutuhan UKM ataupun kosumsi rumah tangga hanya berada diangka 70 persen dari produksi yang ada. Sisa produksi yang 30 persen lagi kita ekspor untuk provinsi tetangga, baik itu Pakanbaru Riau, Jambi, dan Kepulauan Riau, paparnya.
Keadaaan sama juga terjadi pada telur. Ia mengatakan produksi telur perhari berada antara 6-7 juta butir. Di lain hal serapan kebutuhan masyarakat hanya 40 persen. Sisa produksi yang 60 persen juga dikirim untuk memasok kebutuhan daerah lain yang telah disebut tadi. Dengan begitu tak ada masalah atas produksi dan ketersediaan daging maupun telur yang kita miliki. Hanya saja, di kala puasa ataupun saat lebaran harga masih kerap melonjak dikarenakan ada spekulan yang bermain, katanya.
Dalam mengatasi permainan harga yang dilakukan spekulan, menurutnya Disnakeswan akan meningkatkan pengawasan mulai dari sekarang hingga lebaran usai. Jika dinaikkan (harga,red) pada batas yang wajar, mungkin akan bisa dimengerti. Tapi, kalau ada diantara pedagang, baik yang eceran atau grosiran menaikkan harga dengan semena-mena, kami tak akan tinggal diam. Dinas peternakan akan turun mengawasi serta mengadakan bazar untuk menjual daging dan telur yang bisa diperoleh masyarakat dengan harga standar, pungkasnya.
Di lain pihak, kalangan DPRD Sumbar turut angkat bicara untuk menanggapi pelonjakan harga kebutuhan pokok yang kerap terjadi ketika jelang puasa dan lebaran. Anggota Komisi II DPRD Sumbar, Sabrana saat ditemui pada hari yang sama mengatakan, dari laporan yang diterima DPRD melalui dinas terkait, Sumbar surplus atas berbagai kebutuhan pokok. Mulai dari produksi cabai, beras, hingga daging dan telur yang ada di Sumbar melebihi dari yang dibutuhkan masyarakat.
Pemprov bersama dinas terkait hendaknya memperketat pengawasan. Bagi oknum yang terbukti bermain diminta ditindak tegas, dan diproses sesuai aturan, himbaunya
Taufik Hidayat yang juga Anggota Komisi II DPRD Sumbar turut menyebut, lonjakan harga jelang Ramadan memang kasus berulang selalu terjadi setiap tahun. Untuk ini pemerintah daerah diminta menyiapkan diri guna mengantisipasinya. Karena kenaikan harga jelang puasa dan lebaran memang rutin terjadi, pemerintah daerah mestinya tak punya alasan untuk tidak bisa mengatasi. Maka dari itu kita minta pada pemerintah daerah untuk besinergis dengan SKPD-nya guna mengatasi lonjakan harga yang sewaktu-waktu bisa terjadi selama dua bulan ke depan, pungkas Taufik.(Haluan)