PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI WANITA DISABILITAS TAHUN 2015

Berita Utama () 29 Mei 2015 09:43:39 WIB


Penyandang cacat ( disabilitas) merupakan salah satu permasalahan sosial yang ada di indonesia. Permasalahan yang mendasar terhadap penyandang cacat adalah kurangnya pemahaman masyarakat maupun aparatur pemerintah tentang keberadaan penyandang cacat. Anggapan penyandang cacat merupakan aib, kutukan memalukan , dianggap tidak berdaya sehingga tidak perlu diberikan pendidikan, mereka cukup dikasihi dan diasuh dengan kelangsungan hidup atau terperangkap tinggal dirumah saja.

Sebahagian dari penyandang cacat (disabilitas) dijadikan bahan objek sebagai peminta-minta. Keadaan demikian telah berakar kuat di masyarakat sehingga sangat sulit untuk memberikan dak dan kesempatan yang sama kepada penyandang acacat. Disamping itu fasilitasi berupa aksesibilitas fisik dan non fisik untuk penyandang caccat relatif sangat terbatas, sehingga mereka sulit untuk bergerak secara mandiri. Permasalahan tersebut akan dialami oelh penyandang cacat sepanjang hidupnya, apabila tidak ada langkah-langkah kongkrit utnuk mengatasinya. Oleh karena itu perlu adanya penanganan peningkatan kapasitas penyandang cacat.

Dalam upaya meningkatkan derajat kehidupan perempuan khususnya perempuan cacat juga harus tetap dilakukan. Sebab itu telah dibentuk suatu wadah sebagai tempat beraspirasi bagi perempuan penyandang disabilitas. Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) merupakan organisasi wanita yang anggotanya terdiri dari berbagai jenis kecacatan seperti tuna netra tuna rungu, tuna wicara, tuna daksa, tuna grahita yang berdiri pada tanggal 9 September 1997 di Jakarta.

Menyikapi masalah tersebut Badan Pemebrdayaan Perempuandan KB Provinsi Sumatera Barat yang mempunyai program peningkatan kualitas hidup perempuan yang salah satu kegiatannya adalah pelatihan dan keterampilan bagi wanita disabilitas. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi wanita penyandang cacat, sehingga mampu memperjuangkan pembangunan sosial wanita disabilitas serta mengangkat harkat dan martabatnya, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian wanita disabilitas itu sendiri. Kegiatan ini juga bisa memupuk rasa persaudaraan dan kesetiakawanan sosial, dan memperjuangkan kesamaan kesempatan dan partisipasi dalam proses maupun akses pembangunan.

Kegiatan Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 20 s.d 21 Mei 2015 bertempat di LPMP UNP Padang. Dengan peserta 30 orang wanita penyandang cacat dari 6 Kabupaten Kota yang masing-masing diwakili 5 orang wanita disabilitas dan masing-masing kabupaten/kota didampingi oleh 1 (satu) orang pendamping. Kabupaten/Kota yang mengiktui pelatihan ini adalah : Kota Solok, Kota Padang Panjang, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kabupaten Pasaman. Kepada peserta diberikan penyuluhan dengan materi peran perempuan dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, motivasi dan pengembangan diri dan pemberdayaan perempuan penyandang cacat, setelah itu juga diberikan teori dan praktek keterampilan menjahit oleh LP2M. Para peserta juga sangat antusias dalam mengikuti pelatihan keterampilan menjahit ini karena bisa mereka kembangkan dalam kehidupan keseharian, sehingga nantinya bisa meningkat ekonomi produktifitas keluarga walau dengan segala kekurangan yang ada pada mereka. Setelah mendapatkan beberapa arahan dan penyuluhan yang diberikan oleh para narasumber diharapkan peserta mampu mengembangkan diri, memupuk rasa percaya diri utnuk membaur ditengah masyarakat dan mempunyai kesadaran akan hak-haknya sebagai warga negara. Sehingga mereka menyadari bahwa hasil pembangunan juga bisa dan berhak mereka nikmati.