2 TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA (TES)/SHELTER DIRESMIKAN

Berita Utama Biro humas(Biro Humas) 24 April 2015 02:53:47 WIB


2 Tempat Evakuasi Sementara (TES)/shelter di Sumbar diresmikan oleh Kepala BNPB Syamsul Maarif dan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Kamis (23/1). Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Muslim Kasim, plt. Sekjen PU dan Perumahan Rakyat RI, Forkopimda Sumbar, Wakil WalikotaPadang Emzalmi, Gubernur Bengkulu dan Gubernur NTB.


Direktur Bangunan dan Lingkungan Direktporat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU dan PR Adjar Prayudi menyampaikan TES merupakan tempat evakuasi sementera apabila terjadi bencana gempa dan Tsumami.


Kemudian Adjar menjelaskan terdapat 25 TES/Shelter di seluruh Provinsi, namun yang baru terwujud 9 bangunan, sedangkan bangunan yang telah selesai 100% baru 5 bangunan, termasuk 2 diantaranya di Padang


“2 bangunan tersebut terletak di kelurahan Parupuk Tabing dan di Kelurahan Tabing Padang dengan menghabiskan dana 39 Milyar dari APDN 2014”, sebutnya.


Hal tersebut disambut dengan baik dan penuh rasa syukur oleh masyarakat yang tinggal di sekitar TES/Shelter , seperti yang disampaikan salah seorang tokoh masyarakat Koto Tangah Habidin. Mewakili masyarakat yang tinggal di sekitar TES/Shelter, Habidin mengucapkan terima kasih banyak kepada pemerintah, karena pembangunan TES merupakan salah wujud perhatian pemerintah kepada masyarakat. 


Selain itu dengan adanya TES/Shelter ini akan berdampak positif juga terhadap masyarakat yang tinggal disini.


“rumah-rumah yang kosong sekarang sudah dihuni kembali dan harga tanah kembali naik”, jelasnya kembali.


Lebih lanjut Gubernur menjelaskan sebelum pembangunan TES ini, suasana kebatinan masyarakat yang tinggal di daerah sekitar pantai tidak nyaman dan selalu was-was.

“Namun setelah dibangun TES/Shelter ini, masyarakat akan menjadi lebih tenang, ini terbukti dengan apa yang disampaikan oleh tokoh masyarakat tadi”, terangnya.

Terkait dengan pembangunan TES/Shelter di 7 Kab/Kota yang rawan bencana dan Tsunami, Gubernur telah mendata hal tersebut, namun bisa terelasisasi seluruhnya.

“Hal ini terjadi karena keterbatasan anggaran, namun kami setiap tahun akan terus meningkatkannya”, tekadnya.


Gubernur juga menyampaikan bahwa TES/Shelter bukan hanya di 2 tempat ini saja, namun juga ada digedung-gedung pemerintahan dan sarana umum.


“kami terlah mendesain agar digedung-gedung pemerintah memiliki TES/Shelter, seperti yang ada di kantor Gubernur dan juga di sekolah-sekolah seperti SMA N 1 Padang”, jelasnya.


Sebelum diresmikan Kepala BNPB dalam sambutannya menekankan kewaspadaan masyarakat, apabila memang terjadi bencana. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melatih dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. 


Selain itu Syamsul Maarif berpesan agar TES/Shelter ini bukan hanya digunakan apabila terjadi gempa dan tsunami, namun dapat juga digunakan untuk kegiatan sehari-hari

“tujuannya agar masyarakat terbiasa dengan ukuran TES/Shelter yang lumayan tinggi ukurannya sampai ke tingkat paling atas”, harapnya.  


Kemudian Kepala BNPB mengajak para pemuda untuk lebih aktif dan membuat peta rumah yang bertujuan mendata jumlah dan keadaan nyata sebuah keluarga, jadi apabila terjadi gempa akan memudahkan dalam evakuasi.


“Berdasarkan pengalaman gempa dan tsunami yang telah terjadi, korban terbesar ada pada lansia atau penyandang cacat”, terangnya.


Pembangunan TES/Shelter tidak terlepas dari 3 unsur, yakni masyarakat, pelaku dunia usaha dan pemerintah sendiri.


“Saya mengajak kepada urang rantau agar membantu pembangunan TES/Shelter yang sangat bermanfaat bagi urang nan tingga dikampuang”, harapnya.


Dipenghunjung sambutan Syamsul Maarif menyebutkan bencana bisa dihindari ketika kita siap.


“Siapa yang siap, maka tidak akan dilanda oleh bencana”, tutupnya. 


(HUMAS SUMBAR)