Sperma Seekor Banteng India Dihargai Rp43 Juta

Artikel YUNI ERLITA, S.Pt(Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan) 23 Februari 2015 02:23:24 WIB


Di halaman luas di depan sebuah bangunan semen dengan tiga lantai di sebuah desa di bagian utara India, seekor banteng menapaki tikar-tikar yoga, dengan mata gelap yang menatapi pengunjung barunya.

Yuvraj adalah seekor banteng dengan tanduk yang diminyaki. Kulitnya yang coklat kehitaman seolah mantel halus. Dengan bobot 450kg, panjang 3 meter, dan tinggi 1,72 meter dia terlihat jemawa– bahkan tampak sedikit meremehkan pengagumnya.

"Setiap hari ada saja yang datang untuk melihatnya. Ia bukan hanya banteng biasa, ia sudah menjadi ikon," kata pemiliknya, Karamveer Singh, seorang petani generasi ketiga berumur 47 tahun di Negara Bagian Haryana.

Singh tinggal di Desa Sunarion, Distrik Kurukshetra, yang terkenal sebagai lokasi pertempuran dalam mitos India paling terkenal, Mahabharata.

Dalam kehidupan nyata, tempat tersebut adalah satu dari sejumlah desa di India yang petaninya hdup makmur di sebuah rumah yang besar dan asri. Anak-anak mereka, generasi pertama yang masuk kuliah, banyak yang bersekolah di luar negeri.

Singh memiliki dua lusin sapi dan kerbau serta menjalankan bisnis di bidang properti. Di rumahnya yang dilengkapi setengah lusin mobil, traktor dan serombongan pembantu rumah tangga, dia tinggal bersama istrinya,. Salah seorang putranya sedang mengenyam pendidikan bisnis di Australia; yang lain sedang mempelajari ilmu komputer di Rajasthan.

Karamveer Singh belum mau menjual banteng kesayangannya meski ada yang pernah menawarkan Rp14 miliar.
Namun Yuvraj, seperti nama seorang bintang kriket India, adalah harta Singh yang paling berharga. Ia adalah sebuah banteng Murrah—jenis terbaik dari 13 jenis kerbau di India.

Inderjeet Singh, kepala Pusat Penelitian Kerbau di India menggambarkan Yuvraj sebagai "banteng ternak unggulan”.

Air maninya Yuvraj mungkin merupakan yang paling mahal di India, mencapai hingga 350 rupee atau setara dengan Rp71.000 untuk setiap dosis—sekitar 10 kali di atas harga rata-rata sperma banteng di India.

Setiap ejakulasinya, Yuvraj mengeluarkan kumpulan sperma yang bisa ditakar sekitar 500 atau 600 dosis. Dengan demikian, Singh dapat mengantongi sekitar Rp43 juta setiap kali Yuvraj ejakulasi. Semua dosis sperma Yuvraj dia simpan di rumahnya dalam bentuk strip kecil yang dibekukan dan diawetkan pada suhu -196 celsius dalam wadah 50 liter nitrogen cair.

Pedagang sperma banteng datang dari seluruh India untuk mengantre di depan pintu rumah Singh.

"Kami datang untuk membeli sperma Yuvraj untuk pertama kalinya," kata Lalit Chowdhury, dari Negara Bagian Uttar Pradesh. "Saya melihatnya di sebuah pameran hewan di Meerut tahun lalu dan semua orang membicarakannya. Saya ingin menjual spermanya kepada petani di seluruh India sekarang."

Selain dari sperma, Yuvraj menghasilkan uang dengan memenangi kontes ternak yang disponsori negara. Setiap kali Yuvraj menang dalam kontes tersebut, Singh mengumpulkan hingga 300.000 rupee (Rp61 juta). Kamar-kamar luas di rumah Singh dipenuhi oleh piala dan penghargaan yang dimenangkan oleh Yuvraj.

"Saya belum pernah melihat banteng yang lebih sehat, produktif dan tampan," kata Inderjeet Singh, kepala Pusat Penelitian Kerbau di India.

Karena uang yang dihasilkan Yuvraj, banyak orang ingin membelinya. Dua tahun lalu, seorang pengusaha dari Hyderabad menawarkan Singh 70 juta rupee (Rp14,4 miliar) untuk membeli Yuvraj. Singh menolak tawaran itu.

"Saya hanya akan mempertimbangkan menjualnya bila saya mendapat tawaran tiga kali lebih besar dari tawaran itu," kata Singh. "Dengan itu saya bisa membeli helikopter." Dan kemudian ia bergumam, "Namun bolehkan saya memisahkan Yuvraj dari keluarganya? Apakah saya bisa hidup tanpanya?"

Peruntungan yang didapat Singh dari Yuvraj dan keluarganya dimulai ketika dia membeli seekor banteng yang dinamainya Yograj dari seorang petani di daerah Rohtak seharga 37.000 rupee (Rp7,6 juta) 14 tahun lalu. Yograj kemudian kawin dengan Ganga dan melahirkan Yuvraj.

Namun, silsilah bukan satu-satunya faktor penentu mengapa Yuvraj menjadi banteng juara. Perhatian khusus yang diberikan Singh kepada Yuvraj adalah alasan mengapa ia kini menjadi banteng kelas wahid.

Yuvraj diberi makan dua kali sehari dan terdiri dari 20 liter susu diperkaya dengan tonik dan vitamin, 10kg apel, dan 10kg pakan ternak dan biji-bijian. Semua itu memakan biaya 2.000 rupee (Rp411.000) per hari. Pada malam hari, dua pembantu mengajak Yuvraj berjalan-jalan sejauh 5 kilometer di sekitar lahan pertanian.

“Ketika saya pulang ke rumah setelah bekerja seharian, hal terakhir yang saya lakukan sebelum tidur adalah mengunjungi Yuvraj untuk melihat keadaannya,” kata Singh.

Di musim dingin yang mengigit, Yuvraj tidur di kandang yang dipenuhi pasir di sebuah gudang yang ditutupi terpal. Di musim panas yang terik, ia tetap nyaman dengan pendingin udara yang diletakkan di luar kandang.

Yuvraj perlu beristirahat dengan baik setelah menghadapi pengunjung, kata Singh. "Orang datang dari berbagai tempat, seperti Kanada, Brasil, Venezuela."

"Mereka memfoto matanya, mantel, tanduknya, ekornya. Seorang ilmuwan datang dari Brasil dan mengatakan Yuvraj adalah banteng terbaik yang pernah dilihat. Namun Anda harus datang di musim panas untuk melihatnya lagi. Ia tampak lebih tampan di musim panas,” pungkas Singh.