Pencanangan Irigasi dan Swasembada Pangan

Berita Utama () 20 Januari 2015 23:53:26 WIB


Padang, (Sumbar),Ketahanan pangan akan berpengaruh terhadap pertahanan nasional, ekonomi, politik dan sosial budaya. Makanya pemerintah berkepentingan untuk memenuhi kebutuhan pangan segenap masyarakat Indonesia.

Permasalahan utama yang dihadapi dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah pertumbuhan permintaan pangan yang lebih cepat dari pertumbuhan penyediaan. dari peningkatan jumlah penduduk, perubahan ekonomi peningkatan daya beli masyarakat dan perubahan selera sehingga mengakibatkan kecendrungan import pangan meningkat atau sebagai tidak kemandirian pangan nasional.

Selain itu tantangan lain yang dihadapi dalam mewujudkan ketahan pangan nasional, konversi lahan pertanian ke lahan non pertanian, ketersediaan air yang kurang pada saat dibutuhkan tanaman, sebagai akibat banyaknya jaringan irigasi yang rusak dan masih rendahnya pemakaian benih bermutu bersertifikat oleh petani.

Pupuk bersubsidi tidak dapat dimiliki petani pada saat dibutuhkan, tidak tepat sasaran, kepemilikan alsintan yang masih rendah, dan tenaga penyuluh yang ada belum bisa melayani semua wilayah untuk memberikan penyuluhan.

Untuk itu pemerintah meluncurkan program-program diantaranya perbaikan jaringan irigasi tersier seluas 23.250 ha yang dicanangkan di Sumatera Barat oleh Gubernur Irwan Prayitno bersama Dandim dan Pemko Padang di Balimbing Kecamatan Kuranji Padang, selasa (20/1). Dan pada pukul 11.00 hari yang sama Presiden Jokowi di Provinsi Kalimantan Barat yang merupakan pernyataan awal untuk melaksanakan pekerjaan di seluruh Indonesia.

Selain itu juga diluncurkan program Pengembangan Optimal Lahan seluas 11.230 ha Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GN PTT) Padi seluas 10.000 ha dan Jagung seluas 4.000 ha dan Perbaikan jaringan Irigasi seluas 42.000 ha optimasi Lahan seluas 26.750 ha, Traktor Roda Dua sebanyak 560 unit. Program tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian swasembada padi yang ditargetkan Kementerian Pertanian sebanyak 3 juta ton tahun 2017 di Sumatera Barat.

Untuk menyukseskan program ini Kementrian Pertanian juga melakukan kerjasama dengan TNI AD, yang merupakan tindak lanjut MOU antara Pemerintah Provinsi Sumbar dengan Danrem 032 Wirbraja yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2014 lalu. Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada petani melalui Babinsa yang ada dilapangan agar dapat meningkatkan produktifitas tanam, sehingga bisa mencapai estimasi target yang diharapkannya, ujarnya.

 “kerjasama ketahanan pangan dengan TNI jangan sampai disalah artikan oleh masyarakat. Karena untuk meraih ketahanan pangan ini kita butuh semangat dan kerja keras secara sungguh-sungguh’.harapnya.

Lanjutnya, tanpa semangat itu, kita tidak akan mampu memberikan perubahan dalam meningkatkan produksi padi kita, secara baik dan optimal.  

Pencanangan ini ditandai dengan perbaikan irigasi dengan melakukan peletakan batu pertama oleh Gubernur Sumbar bersama Dandim dan Pemko Padang di wakili Sekdako.

(humas sumbar)