Inflasi Ditenggarai Keterbatasan Pasokan Beras Dan Cabai, dan Kenaikan BBM

Berita Utama () 12 Desember 2014 06:11:03 WIB


Padang,---Sepanjang tahun 2014, pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat mengalami perlambatan. Pada triwulan pertama tahun 2014, pertumbuhan ekonomi mencapai level 6 koma 5 persen, sedang di triwulan dua menjadi 6 persen, dan anjlok menjadi 5 koma 8 persen di triwulan ketiga.

 

Usaha yang telah dilakukan bersama di tahun 2014 masih belum efektif dalam mengendalikan inflasi Sumatera Barat, memang terjadinya inflasi tersebut disebabkan oleh Kebijakan Kenaikan BBM bersubsidi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat di 2 tahun terakhir ini. Untuk tahun 2015 ini pemerintah bisa mengendalikan tingkat inflasi yang terjadi.


Perlambatan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat tidak terlepas dari angka inflasi yang fluktuatif dan tidak terjaga. “Hingga November 2014, Inflasi di Sumatera Barat berada di angka 9 koma 20 persen. Bahkan di akhir tahun diperkirakan menembus angka dua digit, mencapai 10 koma 87, melonjaknya inflasi ditenggarai oleh keterbatasan pasokan beras dan cabai, serta diiringi dengan kenaikan harga bahan bakar minyak BBM yang menggerus daya beli masyarakat”. Kata Irwan Prayito

Hal ini disampaikannya ketika Selasa (9/12) IP menghadiri "Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2014 dan Technical Assistance Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sumatera Barat Selasa (9/12) di Gedung Bank Indonesia Jl. Sudirman Padang.


Lebih lanjut disampaikannya, inflasi yang disebabkan naiknya harga cabai dan beras, merupakan kondisi yang memprihatinkan, mengingat setiap tahunnya Sumatera Barat mengalami surplus beras dan cabai. “kurangnya ketersediaan cabai dan beras yang memicu naiknya inflasi disebabkan, produksi cabai dan beras lokal banyak dipasok ke Provinsi tetangga seperti Riau dan Kepulauan Riau”.

 

Ke depannya, agar distribusi beras dan cabai teratur, para kelompok tani akan diberikan bantuan melalui program lumbung pangan. Setiap kelompok tani akan diberikan kucuran dana mencapai 200 juta rupiah untuk membeli cabai dan beras lokal, dan dijual kembali ketika terjadi kekurangan pasokan, sehingga harga stabil dan inflasi dapat ditekan.


Gubernur Irwan Prayitno menambahkan, tidak hanya program lumbung pangan, untuk menekan lonjakan inflasi, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga menyiapkan operasi pasar setiap waktu. Selain itu juga memperlancar distribusi komoditi pangan antar Kabupaten/Kota di Sumatera Barat.

Humas Sumbar