SUMBAR BERKEMBANG SEKIRANYA DUNIA TANPA BUNGA
Artikel Pinto Janir(Pinto Janir) 12 Desember 2014 03:35:13 WIB
Sekiranya dunia tanpa bunga, tentulah bumi kan jadi sepi. Bunga menghias bumi menjadi berseri. Warna warni bunga menjadi penyempurna keindahan panorama yang menghias mata penyejuk hati. Salah satu tanaman yang mampu mewakili perasaan; adalah bunga. Bukan suatu berlebihan bila muncul ungkapan lama “ katakan dengan bunga”. Bunga mampu mewakili segala perasaan yang ada. Perasaan bahagia atau bahkan sedih sekalipun bakal tersampaikan dengan bunga, karena bunga memang memiliki banyak makna. Bunga adalah sahabat kita baik dalam suka maupun duka serta derita. Ketika suka, bunga menjadi penyampai cinta. Ketika duka, karangan bunga menjadi ungkapan turut berduka.
Bunga memang sejak dulu kala telah menjadi media ekpresi yang paling elegan. Bahkan para pujangga atau penggubah lagu sering kali merangkai lirik ungkapan dengan bunga. Apa jadinya puisi atau lagu tanpa bunga, tentulah lirik akan menjadi kering, puisi kan jadi gersang. Keindahan bunga juga mampu mewakili derita hati yang sengsara karena cinta. Terpetik bunga berduri adalah bagian dari curahan hati yang luka.
Begitulah bunga, ia dekat dalam perumpaan rasa yang tertanam di sukma.
Dan dunia pertanian tak melulu bicara sawah ladang. Tak selalu bicara pupuk atau luluk. Salah satu bidang pertanian yang mematut keindahan florikultura. Orang awam mengenalnya dengan sebutan tanaman hias. Berbagai produk hortikultura yang termasuk florikultura diantaranya adalah daun potong, bunga potong, tanaman pot, tanaman lanskap, rumput, lumut, tanaman hias air, dan lain sebagainya. Florikultura adalah produk hortikultura yang dimanfaatkan sebagai media keindahan.
Tak terpungkiri, bisnis tanaman hias akan bermasa depan bagus. Untuk itulah UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat sejak beberapa tahun belakangan mulai membiakkan pembibitan tanaman hias ini.
Meskipun kebijakan Pemerintah lebih memprioritaskan ketahanan dan kemandirian pangan, namun bidang Florikultura bagi UPTD BBITPPH Sumbar tetap tak dikesampingkan. Karena kita menyadari bahwa potensi bisnis yang bisa didapat dari florikultura sangat besar bila kita sudah memiliki pasar.
Bisnis florikultura adalah bagian dari pengembangan ekonomi kreatif. Florikultura merupakan salah satu cara dalam meningkatkan pendapatan petani menuju daya beli yang lebih baik.
Tanaman Florikultura merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai upaya penumbuhan perekonomian daerah dan nasional. Dalam lima tahun terakhir banyak tumbuh pelaku usaha Tanaman Florikultura mulai skala kecil sampai menengah, mengingat permintaan Tanaman Florikultura terus meningkat baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor, dengan demikian Tanaman Florikultura dapat diposisikan sebagai komoditas perdagangan yang penting di dalam negeri maupun di pasar global.
Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena merupakan tumpuan utama mencapai keberhasilan dalam usaha budidaya Tanaman Florikultura. Potensi hasil suatu varietas unggul ditentukan oleh kualitas benih yang digunakan.
Menghasilkan Produk Tanaman Florikultura bermutu Prima dibutuhkan benih bermutu tinggi, yaitu benih yang mampu mengekspresikan sifat-sifat unggul dari varietas yang diwakilinya. Mengingat pentingnya arti benih maka diperlukan upaya meningkatkan produksi dan memperbaiki mutunya.
Dalam perkembangan agribisnis hortikultura dewasa ini, usaha perbenihan bukan lagi dipandang sebagai suatu aspek pendukung dalam sistem agribisnis, sebagaimana sarana produksi lainnya, namun sudah berkembang menjadi suatu usaha yang sejajar dengan usaha produksi komoditas hortikultura. Industri perbenihan (nursery and seed industry) telah menjadi pilihan bisnis yang menguntungkan, mempunyai nilai tambah, prospek dan peluang yang tidak kalah dengan usaha budidaya.
Sehingga kekurangannya masih dipenuhi impor dari luar negeri yang tentunya dapat mengurangi devisa negara. Guna memanfaatkan peluang ekonomi tersebut maka diperlukan upaya khusus untuk pengembangan usaha perbenihan, sehingga usaha perbenihan secara komersial dapat sepenuhnya ditangani, mulai aspek produksi, pengadaan, penyaluran dan pemasarannya.
Kegiatan pengembangan perbenihan dilakukan berdasarkan pertimbangan kebutuhan, ketersediaan, kemampuan institusi dan penangkar benih. Oleh sebab itu ketersediaan benih di dalam negeri perlu diupayakan meningkat, yaitu melalui penguatan Produksi Benih oleh Swasta maupun Balai-Balai Benih.
Pada UPTD BBITPPH Sumbar sedang dikembangkan penyediaan benih Tanaman Florikultura bermutu dari varietas unggul yang disukai konsumen. Ini gunanya untuk pengembangan kawasan Tanaman Hias Unggulan serta peningkatan produksi dan kualitas produk agar mempunyai nilai daya saing. Juga diringkatkannya perluasan pertanaman Tanaman Florikultura bermutu dari varietas yang disukai konsumen tersebut sehingga seiring dengan hal tersebut meningkat pula Produksi Tanaman Florikultura bermutu yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Sumatera Barat Berbunga adalah salah satu keinginan kita dalam pengembangan tanaman hias ini dengan melaksanakan berbagai kegiatan keflorikulturaan. Yakni dengan melakukan perbanyakan benih tanaman florikultura. Kegiatan ini dilaksanakan di lokasi Balai Benih Induk Alahan Panjang dengan ketinggian tempat ± 1.450 dari permukaan laut dan lokasi Kelompok Tani / Penangkar Benih Tanaman Florikultura baik pemula, sedang berkembang maupun Kelompok yang telah tumbuh dan berkembang secara mandiri dan berkesinambungan. Hal ini telah dimulai sejak Maret 2013. Dan penagkaran akan senantiasa berkelanjutan hingga 2014 ini. (Pinto Janir)