Wisata Pessel Butuh Polesan Kawasan Mandeh Cukup Layak “Dijual

Berita Utama () 31 Oktober 2014 02:29:56 WIB


Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia Andrianof Caniago mengatakan, kalau pemerintah serius dan sedikit kerja keras dalam mengelola sumberdaya pariwisata, diyakini pariwisata bisa menjadi ikon perekonomian daerah. Dari data kunjungan wisatawan asing ke Indonesia yang diketahuinya saat ini, Andrinof menyebutkan berada pada urutan papan bawah. Jika dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang jumlah wismannya sudah mencapai lebih 20 juta orang per tahun, sementara Indonesian sebanyak 8 juta orang wisman per tahun,” jelas Andrinof . 

Pada hal, kalau dilihat dari potensi yang dimiliki Indonesia, dan Sumbar, khususnya, malah punya potensi kelas atas, namun dari segi pengunjung berada pada papan bawah. kenapa hal itu terjadi ? tanya dia. Belum cukup mengeliatnya pariwisata kita, karena minim pengelolaan dan pengembangan maka hasilnya juga sangat minim,” tukasnya.

Menurut dia, kalau di wilayah timur Indonesia ada Wakatobi dan Rajaampat maka diwilayah barat ada Mandeh dan Mentawai yang mempunyai potensi yang sangat luar biasa yang harus digarap dengan baik dan dikembangkan sebagai salah satu tujuan wisata internasional, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Namun sekarang ini, dari 8 juta kunjungan wisatawan ke Indonesia hanya 100 ribu saja yang berkunjung ke Sumatera Barat, angka tersebut sngatlah kecil sementara negara tetangga dengan potensi yang kualitasnya jauh dibawah kita dengan pengelolaan yang baik bisa menjadi tujuan wisata internasional kenapa kita tidak,” ujar dia.

Dia menyebutkan, seharusnya daerah Sumbar adalah representasi Indonesia di bidang pariwisata, karena potensinya yang luar biasa dan juga jarak tempuh dari jalur utama transportasi cukup dekat lebih kurang satu jam penerbangan dari Singapura dan Malaysia.

“Sebenarnya potensi wisata Sumbar masih perlu sedikit pembenahan saja sudah jadi, pembenahan tersebut adalah upaya menjadikan Sumbar sebagai daerah tujuan wisata. Lima persen saja wisatawan mancanegara yang datang ke Malaisia dan Singapura ikut singgah di Sumbar angkanya sudah mencapai 2 juta wisman,” tutur dia.

Dia menjelaskan, kalau saja dari 2 juta wisman masing-masing membelanjakan uangnya sebesar 2 juta rupiah dalam bentuk penginapan, makanan dan lainnya di Sumbar kalau dikalikan sudah mencapai 4 triliun uang yang beredar ditengah masyarakat. Dengan angka sebesar itu diyakini akan menggerakkan 20 jenis usaha baru ditengah masyarakat seperti kuliner dan lainnya.
“Untuk mencapai hal tersebut tentu akan bisa mengembangkan rute penerbangan Padang-Singapura, Padang Kualalumpur dan sebagainya. Hal tersebut tentunya harus melibatkan semua stekholder termasuk Asita, perhotelan sehingga paket pariwisata Sumbar dapat dikembangkan,” ujarnya.

Dia menyebutkan, potensi paket wisata Sumbar banyak pilihan dengan empat danau dan wisata pegunungan dan wisata pantai yang keindahannya sudah diakui dunia seharusnya pengembangan potensi wisata tersebut tidaklah terlalu sulit.

“Itu kita baru berbicara potensi pasar wisatawan asing, belum lagi kalau kita berbicara potensi wisatawan lokal, dengan melakukan kerjasama dengan pihak penerbangan tidaklah mustahil kalau paket wisata Jakarta-Sumbar juga dikembangkan. Karena selama ini masyarakat Jakarta memilih pergi ke Bogor dengan waktu tempuh antara 3-4 jam karena macet bisa di tawarkan dengan penerbangan satu jam ke Padang kan juga bisa jadi alternatif,” tuturnya.

Kalau masih ada masyarakat yang khawatir dengan pengembangan pariwisata Sumbar tentunya pemerintah harus dapat memberikan solusi. “Bisa saja dibuat kawasan wisata yang wajib pakai sarung contohnya. Selama ini yang menjadi masalah penghambat adalah sikap mental masyarakat dan juga premanisme disemua sektor yang menjadi halangan, seharusnya dalam memajukan daerah hal seperti itulah yang diperbaiki oleh pemerintah,” ujar dia.

Dia mengatakan dalam waktu dekat ini akan diadakan wisata berlayar inspiratif ke Mandeh yang juga akan didukung oleh TNI AL, pemerintah daerah Pesisir Selatan dan generasi muda peduli wisata.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pesisir Selatan Zefnihan mengatakan, beberapa tahun yang lalu kawasan Mandeh sudah diangkat menjadi aset pariwisata nasional dan sudah pernah beberpa kali ditawarkan kepada investor namun masih belum berhasil. 

“Pemerintah Pesel sangat bersyukur ada rencana wisata berlayar inspiratif kekawasan Mandeh dan itu akan sangat membantu pengembangan kawasan tersebut terutama dari sektor promosi wisata,” ujarnya.

Anggota DPRD Provinsi Sumbar dari Pesisir Selatan Achiar mengatakan, sebelumnya juga sudah dibangun jalan lingkar oleh pemerinyah provinsi sehingga sekarang akses kekawasan tersebut sudah terbuka. (padek)

30 October 2014 13:32 WIB Wartawan : Redaksi - Editor : andri