Berpuasa Mencapai Taqwa

Artikel Yongki Salmeno(Yongki Salmeno) 17 September 2014 06:14:52 WIB


Sebagai umat Islam, yang perlu kita sadari adalah bahwa hidup di dunia adalah tempat pemberhertian sementara dari sebuah perjalanan yang sebenarnya. Tentu saja yang paling penting dalam melakukan perjalanan tersebut adalah persiapan. Makin jauh dan makin lama perjalanan yang akan dilakukan, makin banyak persiapan yang perlu dilakukan, makin banyak bekal yang harus dibawa. Sukses atau tidaknya perjalanan tersebut tergantung dari kematangan persiapan yang dilakukan.

            Perjalanan panjang dalam kehidupan manusia adalah perjalanan menuju kampung akhirat, yaitu kehidupan yang sesungguhnya dan abadi. Hidup di dunia pada hakikatnya hanyalah persiapan untuk perjalanan menuju kampung akhirat. Hidup di dunia hanyalah sementara, kehidupan yang abadi adalah di kampung akhirat kelak. Seperti firman Allah dalam QS. Al Ankabut: 64; "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui."

            Karena itu jangan terlena dengan kesenangan di dunia, sebaliknya lakukanlah persiapan sebaik mungkin dan persiapkan bekal sebanyak mungkin untuk hidup di akhirat kelak. Banyak orang berjuang mati-matian, tak peduli siang dan malam, untuk mengejar kehidupan dunia, namun mereka lupa mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat kelak.

            Taqwa adalah bekal terbaik untuk perjalan ke kampung akhirat. Seperti firman Allah dalam QS.2: 197; “Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada Ku hai orang-orang yang berakal”.

            Taqwa yang dimaksud adalahmematuhi semua perintah Allah dan Nabi Muhammad SAW dan menghentikan semua larangan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Orang yang bertaqwa disebut sebagai muttaqin. Dalam Al Quran dan hadis, Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW telah menuntun manusia tentang apa yang boleh dan harus mereka lakukan (perintah) dan dan apa yang tidak boleh mereka lakukan (larangan).     

            Proses untuk menjadi muttaqin kita lakukan dan kita latih setiap hari sepanjang hidup dengan melakukan berbagai ibadah dan kebaikan. Puncak latihan tersebut adalah pada bulan Ramadhan. Allah memberikan keistimewaan selama bulan Ramadhan dan memberikan imbalan pahala berlipat ganda di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan disebut juga sebagai penghulu sekalian bulan. Al Qur’an diturunkan pada bulan ini, dan cuma pada bulan Ramadhan adanya malam Lailatul Qadar.

            Dalam QS. Al Baqarah: 183 Allah berfirman; Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kamu bertakwa.Di sini jelas ditegaskan bahwa tujuan bulan Ramadhan yang utama adalah menggembleng manusia agar menjadi umat yang bertaqwa. Maka dalam waktu selama sebulan tersebut kita dilatih beribadah, yaitu melakukan perintah dan menghentikan larangan Allah dan Nabi Muhammad SAW, agar menjadi ummat yang bertaqwa.

            Taqwa juga merupakan solusi dalam kehidupan di dunia. Seperti firman Allah dalam QS. 65: 2 dan 3; “Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar”. “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya”.

            Pada ayat 4 dan 5 surat yang sama Allah menegaskan lagi, “Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”. “Dan barangsiapa yang bertaqwa Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.

            Tingkat keberhasilan seseorang menjalankan puasa selama bulan Ramadhan bisa diukur dari tingkat ketaqwaan seseorang atau sejauh mana terjadi perubahan ketaqwaan seseorang sebelum dan sesudah berpuasa selama bulan Ramadhan.

            Mari kita manfaatkan bulan manfaat bulan Ramadhan tahun ini untuk meningkatkan ketaqwaan kita sebagai bekal perjalanan ke kampung akhirat kelak. Agar puasa tidak menjadi sia-sia, harus terlihat meningkatnya ketaqwaan seseorang sebelum dan setelah berpuasa sebulan penuh. Semoga kita menjadi orang yang bertaqwa, bahagia di dunia, juga bahagia di akhirat kelak. Amin... ***(Irwan Prayitno)