Beri Sambutan di ADIA Annual International Conference 2023, Gubernur Mahyeldi Paparkan Keunikan Budaya Minangkabau
Berita Utama Dedi Oscar Adams, M.I.Kom.(DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN STATISTIK) 07 Juni 2023 17:32:17 WIB
Masyarakat Minangkabau memiliki sejumlah keunikan budaya yang menjadi ciri khas. Sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi falsafah adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, tatanan kepemimpinan masyarakat Minangkabau dikenal dengan istilah tali tigo sapilin tungku tigo sajarangan. Dalam sistem ini, kepemimpinan diisi oleh tiga unsur yang terdiri atas niniak mamak, alim ulama, dan cerdik pandai.
Demikian dipaparkan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Buya Mahyeldi saat memberikan sambutan dalam ajang ADIA Annual International Conference 2023, dengan tema 'Rethinking The Paradigm of Humanities Studies in 5.0 Era: Interpreting Language, Culture, and Literacy in Strengthening Religious Moderation'di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang (Senin (5/6).
“Menurut kami, tiga unsur ini mewakili kompetensi spiritual, sosial, dan intelektual. Spiritualnya ada ulama, sosialnya ada ninik mamak, dan kemudian intelektualnya cendekiawan. Sesungguhnya di Minangkabau tiga kompetensi ini berada dalam satu individu semua”, tutur gubernur dalam konferensi internasional Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) yang berlangsung 4-6 Juni tersebut.
Selain nilai filosofis tersebut, Gubernur Mahyeldi juga mengungkapkan adanya keunikan dalam hal kepemilikan aset dan pewarisan harta pusaka. Di Minangkabau terdapat istilah tanah ulayat yang diwarisi dan dimiliki secara komunal. Hal ini menyebabkan pemindahan hak milik aset di Minangkabau menjadi tidak mudah.
“Di Minangkabau, memindahkan hak milik tidak mudah, walaupun melalui jual beli. Karena ada kepemilikan komunal, dimana pemiliknya bukan satu orang, namun bersama. Sehingga jual beli menjadi susah, namun kerja sama mudah," papar pemimpin yang akrab disapa Buya tersebut.
Dengan adanya keunikan-keunikan, Buya Mahyeldi menjadikan penguatan budaya sebagai salah satu program kerja strategis pemerintah serta mensinkronkan falsafah hidup tadi dengan program-program kerja pemerintah.
Berkaitan dengan program kerja strategis tersebut, Buya Mahyeldi memposisikan konferensi internasional ADIA sebagai salah satu ajang promosi kebudayaan Minangkabau. Selain diskusi akademik yang bersifat global, forum ilmiah yang dihadiri oleh akademisi skala internasional tersebut juga diharapkan menjadi wadah perbincangan studi-studi terkait kebudayaan Minangkabau.
Bagi Buya Mahyeldi, UIN Imam Bonjol sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi Islam di Sumatera Barat memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga falsafah hidup Minangkabau. Tanggung jawab tersebut dapat ditunaikan melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan sivitas akademika.
“Dan memang perguruan tinggi Islam ini sengaja dihadirkan di Sumatera Barat dalam rangka untuk menjaga falsafah itu sendiri. Jadi memang dari sejarah yang kami ketahui, berdirinya UIN khususnya UIN Imam Bonjol Padang memang untuk menjamin nilai-nilai falsafah ini terjaga”, ungkap figur yang sebelumnya menjabat Walikota Padang tersebut.
Mahyeldi menyampaikan terima kasih atas dipilihnya Sumatera Barat, khususnya kota Padang sebagai lokasi acara ADIA International Conference 2023. Dengan digencarkannya program Visit Beautiful West Sumatera 2023, ia mengharapkan masukan-masukan dari peserta konferensi guna penguatan realisasi program tersebut.(rf/doa/Diskominfotik Sumbar)
Berita Terkait Lainnya :
- Menaker Terbitkan Surat Edaran ke Gubernur Antisipasi Dampak Kenaikan BBM
- Optimis Raih Anugerah Nirwasita Tantra, Gubernur Paparkan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Pemprov Sumbar
- Bertemu Wagub Sumbar, Gubernur Papua Jamin Keamanan Perantau Minang
- Anugerah Bagi Sumbar, Gubernur Sambut Kehadiran Menteri Kelautan Perikanan di Ranah Minang
- Rapat Kerja Dengan Mendikbudristek, Gubernur Mahyeldi Sampaikan 8 Usulan Strategis Pendidikan dan Budaya Sumbar