BPS Sumbar Gelar Coaching Clinic Aplikasi Bidadari di Pasaman Barat

BPS Sumbar Gelar Coaching Clinic Aplikasi Bidadari di Pasaman Barat

Berita Utama Dedi Oscar Adams, M.I.Kom.(DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN STATISTIK) 22 September 2021 22:37:03 WIB


Kelurahan, desa atau nagari sebagai satuan wilayah terkecil di Sumatera Barat, memegang peranan strategis dalam upaya mewujudkan Satu Data Indonesia (SDI). Nagari tidak lagi menjadi objek pembangunan, melainkan sebagai subjek dan ujung tombak pembangunan. Oleh karena itu, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2020-2024, diperlukan penguatan tata kelola pemerintahan desa, nagari untuk mengembangkan wilayah guna mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan.

Demikian disampaikan Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto, saat pembukaan Forum Group Discussion (FGD) Potensi Desa (Podes) dan Coaching Clinic Aplikasi Bingkai Informasi Desa dan Nagari di Ujung Jari (Bidadari) Tahun 2021, di auditorium kantor bupati Pasbar, Senin (20/9/2021) lalu.

Kegiatan yang digelar oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) ini dalam rangka satu data untuk Pasaman Barat dan satu data untuk Indonesia. Kegiatan berlangsung selama 3 hari mulai 20 sampai dengan 23 September, dengan peserta dari masing-masing nagari yang ada di Pasbar.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Pusdiklat BPS RI Eni Lestari Ningsing, Kepala BPS Sumbar Herum Fajarwati, dan stakeholder terkait lainnya.

Risnawanto dalam pemaparannya menambahkan, pengumpulan dan pemutakhiran data statistik yang dilakukan di tingkat nagari oleh pemerintah pusat maupun daerah tidak banyak yang diberikan kembali kepada pemerintah nagari sehingga berpotensi menghasilkan data yang tidak konsisten dan indikator pembangunan yang tumpang tindih. 

"Padahal nagari seharusnya memiliki data yang lengkap dan akurat sebagai landasan dalam kebijakan pembangunan di wilayahnya. Selain itu, permasalahan lainnya adalah mengenai relatif masih rendahnya kualitas dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di pemerintah nagari dalam hal pengelolaan data,"ujar Risnawanto.

Hal ini, lanjut Risnawanto, berdampak pada rendahnya komitmen dan literasi pemerintah nagari untuk mengoptimalkan pemanfaatan data dalam kebijakan pembangunan. Pada gilirannya dapat berdampak pada pengambilan kebijakan yang tidak tepat sasaran. 

"Terutama di tengah situasi pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, pemerintah pusat maupun daerah diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk pembangunan desa nagari yang berkesinambungan,"kata Risnawanto.

Kepala Pusdiklat BPS RI, Eni Lestari Ningsing mengatakan bahwa data itu ada di mana-mana. Dengan adanya satu aplikasi Bidadari ini maka satu data akan tersusun dengan baik.

"Dengan adanya aplikasi Bidadari ini, maka satu data untuk Indonesia ini kita yakin akan mudah terwujud,"ujar Eni Lestari Ningsing.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala  BPS Sumbar Herum Fajarwati, bahwa satu data yang terkoneksi dengan aplikasi Bingkai dan Informasi Desa dan Nagari di Ujung Jari (Bidadari) akan sangat membantu dalam menghasilkan data potensi desa, kelurahan, nagari yang berkualitas yang nantinya akan digunakan sebagai bahan perencanaan, evaluasi, serta decision support bagi pembangunan daerah dari desa, kelurahan, nagari.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh Kabid Statistik Sektoral Diskominfotik Sumbar, Oni Fajar Syahdi, berharap dengan kegiatan FGD dan Coaching Clinic Podes 2021 di Pasaman Barat, penyelenggaraan statistik sektoral di Sumatera Barat semakin berkembang. 

Khususnya dengan membentuk dan mengembangkan nagari dan kecamatan statistik di Sumatera Barat, termasuk di Kabupaten Pasaman Barat, melalui penguatan kapasitas kelembagaan statistik sektoral dan peningkatan kapasitas SDM Statistik di tingkat nagari/desa/kelurahan yang merupakan sumber data pertama kewilayahan.

"Dengan penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas SDM statistik sektoral sampai tingkat nagari/desa/kelurahan statistik ini diharapkan data data dan informasi yang dihasilkan valid dan akurat karena sebagai sumber data pertama wilayah data data nagari/desa/kelurahan akan berdampak pada data kecamatan, Kabupaten/kota provinsi bahkan nasional," harap Oni.(doa/MMC)

 

Diskominfotik Sumbar