Ancaman Kemiskinan Ekstrem
Artikel () 29 Juni 2020 19:33:10 WIB
Harian Kompas edisi 29 Juni 2020 dalam rubrik Internasionalnya menurukan tulisan dengan judul, “Saat Kaum Miskin Semakin Tertekan Korona”. Kompas menyebut pernyataan Bank Dunia, bahwa untuk pertama kalinya sejak 1998 tingkat kemiskinan akan naik seiring terjadinya resesi global dan penurunan tajam pendapatan perkapita.
Bank Dunia memperkirakan ada 40-60 juta orang yang akan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem pada 2020 dibandingkan pada 2019. Tingkat kemiskinan ekstrem global tahun 2020 menjadi 9%. Selain itu, diperkirakan pertambahan 40-150 juta orang hidup dengan pendapatan kurang dari 3,20 dolar AS perhari.
Sementara itu, diperkirakan juga pertambahan 70-180 juta orang yang hidup dg pendapatan di bawah 5,50 dolar AS perhari. Namun demikian, perkiraan ini tidak akan merata di seluruh negara.
Sedangkan dana moneter internasional (IMF) memperkirakan, pendapatan perkapita negative pada 2020 akan terjadi di lebih 90 persen negara berkembang. Di sini PHK terjadi akibat penutupan wilayah sehingga menutup sumber pendapatan masyarakat. Negara-negara yang penduduknya banyak bekerja di sektor informal diperkirakan akan mengalami kondisi lebih buruk. Penutupan sekolah memperngaruhi 1,2 miliar anak dan akan menekan keluarga miskin.
Berbicara tentang kemiskinan, pada 2015 734 juta orang atau 10 persen populasi dunia memiliki pendapatan perhari 1,90 dolar AS. Pada tahun 1990 jumlahnya 1,9 miliar orang. Berarti ada penurunan di 2015. Namun pandemi Covid-19 telah mengubah semuanya.
Kompas menulis bahwa dengan data-data yang disajikan tersebut, tujuan mengakhiri kemiskinan ektrem pada 2030 bakal sulit dicapai.
Bagi kita, data-data di atas bisa menjadikan semacam peringatan agar menerapkan manajemen krisis pada saat ini. Apalagi Presiden Jokowi juga mengingatkan jajaran kabinetnya untuk merasakan krisis, penderitaan masyarakat. Baik krisis kesehatan karena pandemi Covid-19 dan penderitaan terkait keterpurukan ekonomi.
Untuk itu, tidak ada salahnya saat ini bagi kita untuk hidup berhemat. Membuat prioritas untuk pengeluaran. Kita tidak tahu kapan krisis dan pandemi ini akan berakhir. Jika waktunya Panjang, maka kita pun harus memiliki persiapan jangka Panjang. (efs)
Referensi: Harian Kompas 29 Juni 2020
ilustrasi: freefoto