PERLINDUNGAN ANAK SELAMA PANDEMI COVID-19

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 23 Juni 2020 15:31:27 WIB


PERLINDUNGAN ANAK SELAMA PANDEMI COVID-19

Selama pandemi covid-19 ini, anak-anak termasuk yang penting untuk mendapat perlindungan karena juga rawan mengalami resiko keterpisahan dengan orang tua dan pengasuhnya. Apalagi jika anak terkena virus ini harus menjalani isolasi atau orangtuanya yang terpapar yang berakibat mereka harus dipisahkan agar tidak tertular covid-19. Perlindungan ekstra dari sisi kesehatan itu penting, namun yang tidak kalah penting, harus diperhatikan juga bagaimana perlindungan dari sisi mental spiritualnya, dirumah, selama masa berkurung, tidak boleh ke sekolah, tidak boleh main keluar rumah. Bagi anak-anak itu adalah masa yang sangat membosankan. Maka setiap orang tua harus siap menghadapi mereka, dengan berbagai cara untuk mengatasi kebosanan ini.

Orang tua hendaknya juga memahami karakteristik si anak. Hubungannya apa? Karena dengan mengetahui & memahami karakteristik balita, dapat membantu orang tua dalam melindungi anak-anak yang rawan terkena virus covid-19. Anak adalah anugerah dan rizki tak ternilai dari Allah SWT, maka cintailah seutuhnya; kelebihan & kekurangannya, karena pasti ada kebaikan di dalamnya. Jangan membenci perangai buruknya, karena anak (bisa jadi) belum memahami hakikat dari yang dilakukannya itu adalah sebuah kesalahan.

Jangan mengukur anak dengan standar orang tua, karena itu hanya akan melahirkan kekecewaan.Orang tua tidak salah dalam menafsirkan rasa sayangnya kepada anak yang hakikatnya adalah menjerumuskan pada sesuatu yang tidak baik, contoh fasilitas hp di usia dini anak, game, dan lainnya.

Diantara yang dibutuhkan orang tua & penting untuk dipelajari adalah seni berkomunikasi dengan anak. Ada empat karakteristik anak :

1. AKTIF . Aktif adalah fitrah & karakter anak secara umum. Ini merupakan fase dalam kehidupan seorang anak yang akan berubah.Tidak memaknai keaktifan anak yang berakibat "kesalahan" sebagai perilaku menentang orang tua & jangan risih/tidak nyaman melihatnya.

Anak yang aktif bermakna dia mencari suatu hal yang menurutnya ada manfaat; dia berinisiatif & bereksperimen yang hakikatnya adalah melatih otaknya bekerja.

Terlalu dini melabeli anak dengan sifat 'egois' hanya karena ia tidak mau berbagi, misalnya. Karena dalam pikiran seorang anak ia berbagi berarti ia menyia-nyiakan kepemilikan yang seharusnya dijaga. Di sinilah peran orang tua untuk membimbing & memahamkannya.

Sifat positif yang berkembang dari keaktifan anak: melatih kepedulian, simpati, empati. Sifat-sifat ini kelak akan sangat membantunya di masa depan, maka janganlah dipadamkan ketika kecil.

Tidak menggunakan kata "jangan" kecuali dalam 3 hal:

1. Yang membahayakan diri & lingkungannya, contoh memainkan korek api, pisau.

2. Yang dilarang oleh agama/haram hukumnya, contoh: berjudi, mencuri, dsb.

3. Yang melanggar aturan/undang-undang.

Cara melarangnya adalah dengan ketegasan & hal-hal inilah "jangan" yang bermanfaat. Adapun untuk hal-hal yang mubah, hindari kata "jangan" agar tidak menghambat berkembangnya potensi anak.

2. INGIN DIHARGAI

Orang tua tidak melarang anak dengan kekerasan, con: dengan memukulnya, mengancamnya & juga tidak merendahkan harga diri anak, con: dengan mencacinya, mengejek, membentak dengan suara yang tinggi . Bentakan & ancaman akan melekat lama dalam diri anak daripada hukuman fisik, dan sangat berpengaruh dalam membangun hubungan emosional dengan anak.

Orang tua yang baik, menyenangkan dan mampu memahami perasaan anak adalah teladan dan idola di mata anak.

- المرء إذا أمن العقاب أساء الأدب

"Seseorang akan cenderung berperilaku buruk apabila merasa aman dari hukuman".

Dalam teori pendidikan, ada 4 kaidah yang harus dijaga :Hubungan emosional dengan anak (70%) ; Membangun rasa saling percaya (10%); Mengembangkan potensi positif (10%) ; Merubah potensi negatif menjadi positif (10%)

3. CEPAT BOSAN

Ini adalah juga fitrah anak, & sifat positif yang berkembang: selalu ingin belajar hal baru.

Tips untuk mengatasi rasa bosan pada anak: 1. Mengapresiasi sehingga anak merasa senang. Bentuk apresiasi tidak dalam bentuk mainan elektronik/hal instant yg sifatnya melalaikan, con: HP, PS, dll. Namun dengan hal-hal yang bisa mengembangkan keterampilan dasar anak (kebebasan, kemandirian, inisiatif, berfikir, eksistensi) contohnya: hadiah bola, buku siroh Rasulullah SAW, sepeda, dll    .  2. Mengganti sarana, mushaf Al Qur'an misalnya.  3. Mengganti suasana; di kamar, teras rumah, taman, dlll. 4. Ada rehat, jeda/istirahat ketika proses belajar dirumah.

4. DAYA INGAT YANG KUAT

Anak di usia awal dalam kehidupannya (0-5 tahun) atau dikenal dengan istilah "golden age" adalah dalam fase maksimal berkembangnya otak, bahkan hingga 80%.

Inilah waktu merekamnya anak dengan apa yang dilihat, didengar & dirasakan.

Bahkan diawal kehadirannya di bumi ini, Islam mengajari untuk memperdengarkan adzan & iqomah di telinga bayi. Orang tua berusaha untuk menjaga lingkungan, pergaulan agar yang terekam oleh anak adalah yang baik-baik.

Jadi dengan mengenal beberapa karakteristik anak tersebut, orang tua dapat merancang bagaimana mengisi aktivitas harian anak selama tinggal dirumah saja dimasa covid-19 ini. Jika mau anak-anak lebih dekat dengan Al Qur’an , maka masa inilah saat yang tepat untuk belajar dan menghafalkan Al Qur'an. Atau juga membaca buku-buku sejarah Nabi dan Rasul, juga kepahlawanan para Sahabat Rasul SAW.

Allahu a'lam bish showab.(SZ)