Puasa Medsos dan Pesan Positif
Artikel () 31 Maret 2020 22:34:54 WIB
Beberapa waktu belakangan ini beredar berita atau tulisan yang menceritakan kondisi Bima Arya menunjukkan perbaikan setelah dinyatakan dirinya positif Covid-19. Bima Arya adalah Wali Kota Bogor yang mengisolasi diri setelah dinyatakan terkena Covid-19. Covid-19 adalah nama dari virus Corona yang sedang mewabah. Kurang lebih seminggu menjalani isolasi, Bima Arya menunjukkan perkembangan yang baik. Salah satu kuncinya adalah puasa medsos.
Puasa medsos bagi Bima Arya adalah jalan untuk memperbaiki kondisi dirinya. Karena ia menyatakan bahwa yang diserang pertama kali oleh Covid-19 menurut dirinya adalah jiwa dan pikiran seseorang, bukan badannya. Maka agar jiwa dan pikiran bisa baik harus puasa medsos. Medsos harus dijauhkan dari dirinya.
Bagi kita yang bukan seperti Bima Arya, puasa medsos juga akan memberikan kenyamanan pada saat ini. Karena medsos saat ini juga dibanjiri dengan info hoaks tentang Covid-19 yang bisa menyebabkan kondisi kesehatan jiwa orang banyak terganggu dibanding kesehatan fisiknya.
Belum lagi dengan masih banyaknya hujatan dan caci maki di medsos, buah atau residu dari pilpres yang masih belum selesai. Hujatan dan caci maki di medsos akan memberikan dampak negatif kepada mereka yang bermain medsos.
Namun demikian, dari medsos tetap ada pesan-pesan positif yang bisa kita dapatkan. Satu di antaranya adalah informasi tentang pelaksanaan solidaritas sosial di tengah masyarakat dalam menghadapi pandemic Corona.
Akun twitter @dkurniawan pada 28/3 menginformasikan seorang warga komplek rumahnya yang ODP satu keluarga dengan karantina mandiri. Kebutuhan makan dan minum disediakan oleh tetangga. Kicauan ini disukai sebanyak 17 ribu kali dan dibagi atau diritwit sebanyak 12 ribu kali.
Ini artinya sebagian orang ingin berkontribusi positif dalam menghadapi penyebaran wabah Corona. Mereka tahu jika melakukan hal yang negatif atau merusak tidak akan memberi dampak yang baik bagi diri mereka dan lingkungan mereka.
Sebagian masyarakat berpikiran positif bahwa lebih baik melakukan kebaikan atau hal yang bermanfaat dibanding mencaci maki, menjelekkan, atau membagi info info yang emosional bisa membahayakan diri sendiri.
Di media sosial, tidak sedikit caci maki dan hujatan serta umpatan diiringi penyebaran info hoaks. Ini jelas tidak menguntungkan kita yang memiliki energi positif. Oleh karena itu di media sosial lebih baik berteman atau menjadi pengikut orang-orang yang dikenal sebagai pemberi energi positif.
Karena dengan demikian, kita bisa menghadapi wabah virus Corona ini dengan lebih baik, lebih kuat dan memiliki energi positif yang cukup. Semoga diri kita tidak terpengaruh pesan-pesan negatif di media sosial. Dan sebaliknya justru mampu mengendalikan diri dalam bermedia sosial sekaligus menyaring hal-hal yang dianggap baik. Dengan demikian kita semakin kuat menghadapi kondisi sekarang. (efs)