Ekonomi Kreatif

Ekonomi Kreatif

Artikel () 29 Februari 2020 16:03:44 WIB


Apa kabar ekonomi kreatif? Sempat mengemuka dan menjadi tema yang sering dibicarakan, namun kemudian meredup. Tapi jika melihat perannya dalam ekonomi atau pertumbuhan ekonomi, ekonomi kreatif bisa diharapkan peranannya. 

Harian Bisnis Indonesia edisi 29 Februari 2020 dalam salah satu halamannya memuat tulisan tentang kontribusi PDB ekonomi kreatif menurut subsektor. Sayangnya kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB tidak ada ditulis di sini. 

 

Adapun datanya sebagai berikut: 

Kuliner 41,69%

Fesyen 18,15%

Kriya 15,70% 

Televisi dan radio 7,78%

Penerbitan 6,29%

Arsitektur 2,30% 

Aplikasi dan game developer 1,77%

Periklanan 0,80% 

Music 0,47%

Fotografi 0,45% 

Seni pertunjukan 0,26%

Desain produk 0,24%

Seni rupa 0,22% 

Desain interior 0,16% 

Film 0,16%

Desain komunikasi visual 0,06%

Dari data di atas yang bersumber dari Bekraf kita bisa melihat bahwa kuliner dan fesyen memegang kontribusi terbesar dalam PDB ekonomi kreatif. Jika melihat kondisi di Sumbar, kuliner dan fesyen bisa tumbuh subur di sini. Ini artinya ekonomi kreatif bisa berkembang di Sumbar. Namun tentu saja diperlukan inovasi yang terus menerus agar bisa bersaing di pasar. 

Dengan dikenal sebagai destinasi wisata halal dan kuliner halal, peran ekonomi kreatif bisa memberikan sumbangan besar untuk menggerakkan ekonomi. Kuliner dan fesyen merupakan kebutuhan manusia. Sehingga akan tetap dicari dan dibutuhkan terus menerus. 

Dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi yang cenderung menurun, ekonomi kreatif bisa diharapkan dan dijadikan sebagai salah satu bantalan yang mengganjal ekonomi Indonesia agar tetap terus berjalan. (efs)

 

Referensi: Bisnis Indonesia 29 Februari 2020