Prank Memakan Korban Jiwa
Artikel () 29 Februari 2020 09:57:41 WIB
Dua orang pelajar berusia 15 tahun di Kulon Progo, Yogyakarta tewas tenggelam akibat kegiatan prank kepada salah seorang yang berulang tahun. Orang yang berulang tahun ini sebenarnya sudah disiapkan oleh keluarganya untuk menyambut ulang tahunnya. Namun ia lebih memilih pergi bersama temannya yang berjumlah semuanya enam orang bersamanya.
Di sebuah underpass berisi air hujan yang di atasnya jalur kereta api, korban diceburkan oleh temannya. Ternyata korban tidak bisa berenang. Kemudian temannya datang menolong. Ternyata temannya kesulitan menolong, maka temannya yang lain datang menolong. Namun ternyata sulit melakukan pertolongan.
Satu orang temannya yang perempuan, tidak ikut menolong, kemudian mencari pertolongan. Tapi ternyata dua orang tidak bisa diselamatkan, akhirnya meninggal karena tenggelam.
Ini merupakan tulisan saya yang kedua tentang prank. Tulisan saya yang pertama tentang prank mengisahkan mahasiswa sebuah perguruan tinggi agama yang kena prank temannya dan tewas tenggelam di sebuah embung.
Kini prank yang menggunakan media berupa air kembali memakan korban. Nampaknya sulit mengubah berkembangnya budaya prank ini di kalangan generasi muda. Apalagi jika prank juga dicontohkan oleh selebriti atau tokoh publik.
Sepertinya, sebagian generasi muda tidak memiliki pemahaman dan kesadaran akan bahaya prank yang bisa menimbulkan korban jiwa. Jika pemahaman dan kesadaran tidak ada, maka empati pun akan tidak ada juga.
Ini juga diperburuk dengan peran keluarga yang tidak semuanya memberikan pendidikan budi pekerti atau perilaku mulia kepada anak-anak mereka. Sangat disayangkan jika nyawa sampai melayang hanya karena prank.
Semoga pihak-pihak terkait bisa menjadikan peristiwa prank yang menelan korban jiwa sebagai bahan evaluasi dan masukan. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi prank yang memakan korban jiwa.
Peran sekolah memang bisa signifikan dalam menyosialiasikan bahaya melakukan prank. Namun peran keluarga tidak kalah penting. Intinya, semua memiliki peran masing-masing. Memang akan lebih baik jika semua pihak memiliki kesadaran kolektif bahwa sesuatu yang buruk itu seperti prank yang menelan korban jiwa harus dijauhi. Dan jangan berbangga dengan keburukan yang dilakukan. Apalagi keburukan itu mengakibatkan korban jiwa di pihak lain. Jika tidak ingin diri diperlakukan buruk oleh orang lain, maka janganlah melakukan hal buruk kepada orang lain. (efs)