SUDAHKAH SUMATERA BARAT RAMAH DISABILITAS?

SUDAHKAH SUMATERA BARAT RAMAH DISABILITAS?

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 09 Desember 2019 11:26:40 WIB


SUDAHKAH SUMATERA BARAT RAMAH DISABILITAS?

Setiap 3 (tiga) Desember diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional. Kemeriahan terjadi di berbagai negara. Indonesia salah satunya. Mengusung tema, “Indonesia Inklusi dan Ramah Disabilitas” acara diselenggarakan di GBK, Senayan, Jakarta.

Ada 4 (empat) ragam disabilitas yang perlu kita kenali:

1. Disabilitas Fisik. Bila mobilitas seseorang terhambat, seperti pengguna kursi roda, lumpuh sebagian atau total..

2. Disabilitas Sensori. Bila panca inderanya mengalami gangguan, seperti tuna netra, tuna rungu, dan tuna wicara.

3. Disabilitas Intelektual. Bila mengalami keterbatasan dalam kognisi, misalnya down syndrome, learning difficulties, speech delay, slow learner, dan sebagainya.

4. Disabilitas Mental. Orang-orang yang mengalami gangguan mental, seperti retardasi mental, skizofrenia.

Termasuk disabilitas yang manakah Cerebral Palsy (CP) ? Pada CP dengan derajat keparahan tinggi, bisa jadi ia berada dalam keempat ragam tersebut. Dalam artian, ia mengalami gangguan mobilitas gerak, sensori pun terganggu, dan kognisi di bawah rata-rata. Pada CP ringan bisa jadi hanya mengalami hambatan gerak, namun memiliki kecerdasan seperti manusia pada umumnya. Jadi, kondisi CP sungguhlah sangat beragam, tidak sama satu dengan yang lain.

Orangtua yang akrab dengan anak difabel termasuk Cerebral Palsy, menyambut gembira dengan adanya acara-acara perayaan “Hari Disabilitas” yang meriah. Acara-acara tersebut bisa menjadi ajang edukasi buat masyarakat awam. Mereka bisa tahu dan paham sehingga diharapkan mampu hidup berdampingan dengan penyandang disabilitas.

Namun, tentu saja masyarakat jangan berhenti di titik kasihan dan simpati saja. Mari belajar bersama-sama menerima dan memahami kehadiran penyandang disabilitas. Wujudkan empati melalui sikap yang memudahkan dan memberi akses agar para difabel ini bisa hidup “sejajar”. Di Rumah Cerebral Palsy, dan mungkin banyak orangtua lain merasa khawatir bila kemeriahan acara tersebut berakhir hanya sebagai jargon dan slogan.

Tulisan ini bisa dibilang harapan sebagian besar orangtua di Yayasan Rumah Cerebral Palsy (RCP). Mari kita lihat seberapa banyak fasilitas publik yang bisa diakses penyandang disabilitas?

Transportasi? Mungkin baru MRT dan LRT yang sudah bisa memenuhi kebutuhan dan kemudahan bagi disabilitas. Bagaimana degan transportasi umum lainnya? Juga bagaimana dengan trotoar, jembatan penyebrangan, akses menuju gedung perkantoran, gedung sekolah, arena bermain, taman kota? Beberapa memang sudah lebih ramah kendati secara jumlah porsentasenya masih sangat kecil. Bahkan untuk jabodetabek saja, ini belum menyeluruh. Apa kabar kota-kota lain?

Mau melirik dunia pendidikan? Ada banyak cerita orangtua yang sulit mencari sekolah untuk anak CP. Faktanya memang belum banyak sekolah yang bisa menerima dan menyediakan fasilitas yang ramah CP. Padahal, anak-anak yang secara kognisi baik-baik saja seharusnya bisa berkembang optimal.

Mau bicara dunia kesehatan? Punya anak CP sungguhlah mahal. Tidak semua pengobatan dicover oleh BPJS pun asuransi swasta. Entah itu obat dan terapi. Padahal ada banyak pengobatan dan terapi sepanjang hidup yang harus dilakoninya agar tumbuhkembangnya bisa optimal. Pun bila tidak, ia bisa nyaman dengan tubuhnya sendiri. Kami sebut mahal. Karena ada beberapa obat yang harus dibeli dari dompet sendiri alias belum dijamin oleh pemerintah. Ditambah lagi belum terpadunya sistem pengobatan. Tidak semua dokter terkait dan rumah sakit punya keahlian untuk menangani anak CP. Sehingga ini cukup menyulitkan orangtua, karena harus “belanja sehat” dengan mendatangi RS yang berbeda-beda.

Alat bantu? Sederet alat bantu, seperti earing, AFO, custom wheelchair, hip brace, dan sebagainya menjadi salah satu bagian termahal yang masuk dalam kelompok "beli dari dompet sendiri" alias tidak dicover asuransi.

Tentu saja para orang tua yang anaknya Disabilitas bukanlah orang-orang yang patah semangat. Mereka tetap berupaya memberi yang terbaik untuk putra-putrinya, kendati dalam keterbatasan. Tentu saja dengan harapan mendapat support dari pemerintah dan masyarakat. Selamat Hari Disabilitas Internasional 2019, terutama untuk penyandang Cerebral Palsy di seluruh pelosok nusantara. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kesabaran untuk survive dalam hidup ini.Aamiin YRA.