Ketika Pusat Elektronik Sepi
Artikel () 07 Desember 2019 20:24:22 WIB
Tabloid Kontan edisi 25 November – 1 Desember 2019 dalam salah satu halamannya memuat tulisan yang berjudul, “Daya Beli Merana Elektronik Nelangsa”. Kemudian di bawahnya tertulis, “Perubahan perilaku konsumen dan melemahnya daya beli membuat toko dan pusat elektronik sepi pengunjung. Penjualan elektronik turun sampai 10%”.
Toko-toko penjualan elektronik, terutama yang berlokasi di tempat strategis seperti pusat perbelanjaan dan mal mengalami penurunan penjualan. Ada beberapa barang yang sudah tidak banyak dibeli lagi oleh konsumen, seperti televisi. Ternyata ini disebabkan salah satunya kemunculan ponsel pintar yang menjadikan orang memilih menonton melalui ponsel pintarnya.
Selain itu, daya beli dari masyarakat diakui sedang mengalami penurunan, sehingga menjadikan pembelian barang elektronik ikut melemah. Barang elektronik yang masih laku di antaranya adalah AC atau pendingin ruangan.
Sementara itu barang elektronik audio dan yang terkait juga sudah semakin jarang dibeli orang. Dugaan saya, karena sudah digantikan oleh keberadaan ponsel pintar.
Penjual memutar otak dengan menjual di market place seperti tokopedia, bukalapak, shopee, Lazada dan lainnya. Hal ini terkait gaya konsumen yang enggan membawa barangnya dan lebih suka diantar ke rumah dan dipasangkan.
Sebenarnya barang elektronik merupakan kebutuhan orang banyak. Akan tetapi karena kondisi ekonomi yang melambat, menjadikan orang memprioritaskan hal lain seperti makanandan kebutuhan harian lainnya.
Produsen elektronik ada yang merasakan lesunya penjualan. Tetapi ada juga yang masih tetap bisa bernafas. Strateginya, menambah nilai tambah di barang yang dijual. Jika menjual televisi, maka ditambah dengan speaker aktif. Atau jika menjual televisi, gratis berlangganan tv kabel.
Ada yang mengkhawatirkan, produsen barang elektronik melesu akibat pedagang lama menyetorkan hasil penjualannya.
Inilah fenomena disrupsi yang harus dihadapi oleh masyarakat saat ini, khususnya produsen dan pelaku usaha. Di satu sisi terjadi pelemahan ekonomi yang menurunkan daya beli masyarakat dan berdampak kepada sepinya penjualan. Di sisi lain, kemunculan teknologi baru mengubah gaya hidup, cara pikir dan cara pandang masyarakat akan sebuah barang. (efs)
Referensi: Tabloid Mingguan Kontan, 25 November – 1 Desember 2019
ilustrasi: freefoto dotcom