Waspadai Video Pendek

Waspadai Video Pendek

Artikel () 04 Desember 2019 01:35:49 WIB


Dalam satu bulan terakhir, sedikitnya ada dua isu yang bersumber dari media sosial yang menjadi salah satu perhatian netizen tanah air. Yang pertama tentang ceramah Ustaz Abdul Somad tentang main catur, dan kedua tentang wawancara Agnes Monica di luar negeri. 

Terkait ceramah UAS, ternyata itu ceramah yang sudah lama. Dan UAS menjawab pertanyaan dari salah seorang jamaah. UAS tidak menjawab sendiri, tetapi mengutip pendapat dari beberapa imam mazhab yang sudah dikenal oleh kaum muslimin sedunia. Ini berarti, UAS memberikan informasi kepada jamaah tentang pendapat beberapa imam mazhab tersebut yang memiliki kelimuan tinggi pada masanya. 

Namun karena potongan video pendek yang memberi kesimpulan atau persepsi negatif kepada yang menonton, jadilah UAS diserang oleh sebagian netizen. Kemudian menjadi berita di media. 

Demikian pula halnya dengan Agnes Monica, video pendeknya yang menyebut dia tidak punya darah Indonesia membuat sebagian netizen tanah air berang. Netizen menganggap AM tidak memiliki nasionalisme dan memanfaatkan ketenaran dirinya untuk me jaga eksistensinya di kancah internasional. 

Namun setelah adanya klarifikasi dari AM di chanel youtube Dedi Corbuzier, ternyata apa yang dipahami netizen itu keliru. AM menginformasikan bahwa dalam wawancara yang sebenarnya cukup lama itu dia sering menyebut Indonesia sebagai suatu kebanggaan dan identitas dirinya. Sekaligus mempromosikan keberagaman yang ada di Indonesia.

AM juga menjelaskan tentang tawaran untuk menjadi semacam warga negara di AS. Dan dia ternyata sudah ditawarkan beberapa kali, namun AM menolak dan lebih memilih untuk tetap menjadi WNI. Pertanyaan kontroversial yang heboh itu dijelaskan AM, bahwa ketika ditanya apakah ia memiliki darah asli Indonesia maka ia menjawab jujur ia tidak punya. Karena orang tuany adalah berasal dari keturunan Cina. 

Ketika DC menanya lebih jauh apalah betul tidak ada sama sekali darah Jawa, Sumatera atau lainnya, AM menjawab bahwa tidak ada sama sekali. AM juga menjelaskan ada orang yang menuduhnya berbohong karena nama orang tuanya terlihat seperti nama Jawa. AM menjelaskan bahwa nama tersebut karena ada kebijakan yang mengharuskan menggunakan nama Indonesia, sehingga dipilihlah nama seperti nama orang Jawa kebanyakan oleh orang tuanya. 

Wawancara DC dengan AM yang cukup lama tersebut bagi saya bisa menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi. AM yang memberi jawaban dengan lugas, termasuk pertanyaan yanmg sulit dari DC, menjelaskan bahwa apa yang dipersepsikan negative oleh netizen ternyata keliru. 

Dari dua video pendek tersebut, sudah seharusnya seluruh masyarakat belajar untuk meningkatkan literasi mereka agar tidak terjebak oleh potongan-potongan video pendek yang menimbulkan persepsi negatif tentang seseorang. Dan untuk mencegah timbulnya prasangka buruk dari menonton video pendek, harus banyak-banyak berbaik sangka, berpikir positif, dan mencari penjelasan dari yang bersangkutan. Jangan sampai hidup kita terjebak dalam kehidupan negative karena selalu menjadi mangsa pengedar video pendek yang mungkin punya maksud buruk kepada orang yang ada di video tersebut. (efs)

ilustrasi: freefoto dotcom