Yok Ciptakan Kawasan Wisata Beragama dan Berbudaya

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 02 Desember 2019 10:48:29 WIB



Oleh Yal Aziz

SEBAGAI anak nagari Minangkabau, yang beragama dan berbudaya, so pasti tak ada yang mau atau setuju dengan tindak asusila pengunjung di objek wisata, yang a-moral. Seperti berpelukan,  saling genggam tangan, dan berciuman. 

Persoalan tersebut selain tak sesuai dengan adat, juga diharamkan agama. Tapi faktanya, masih saja prilaku menyimpang para remaja tersebut terjadi objek wisata pantai padang, terutama dimalam minggu.

 Yang iroisnya lagi, persoalan kenakalan remaja tak berbudaya dan beragama ini, selain sudah berlangsung sejak jalan di Pantai Padang dipercantik, juga sejak menjamurnya pedagang osongan dan petak-petak kedai yang dibangun Pemko Padang. Meskipun ada lampu di tower yang sengaja dibangun, tapi masih tak mampu menerangi suasana di bibir pantai, yang masih remang-remang, sesuai selera remaja yang kerajingan melakukan sek bebas, walupun sebatas bepelukan, pegang tangan dan bahkan ada ditemui bekas kondom.

Kemudian, kita tak habis pikir juga dengan prilaku pedagang yang menjajakan daganganya, tanpa peduli dengan aksi maksiat yang terjadi. Kesannya, para pedagang di sepanjang Pantai Padang tersebut,  membiarkan, asal dagangan mereka terjual. Ironis memang.

Yang tak kalah dahsyatnya, ada kondisi petak-petak toko di sekitar Pantai Purus yang disulap para pedagang bernuasa diskotik dengan lampu mencolok, dengan warna-warni dan klap klipnya. 

Selanjutnya di petak toko yang telah disulap seakan-akan mirip diskotik tersebut, juga disediakan minuman beralkohol, yang diiringi dan dilengapi dengan musik sesuai selera pencari kenikmatan dunia malam.

Keberadaan petak toko yang telah digabung sebanyak lima atau petak toko tersebut, juga memperkerjaan wanita-wanita berpenampilan minor, bagaikan hostes atau wanita malam yang siap sedia melayani tamunya sampai ke pembaringan.

Kini sebelum Pantai Padang dihantam tsunami, ada baiknya juga menghimbau penguasa di Kota Padang serius memperhatikan kehidupan malam di kawasan Pantai Purus. Kenapa? Karena dunia kehidupan yang diperagakan pemilik petak toko tak obahnya melegalkan zina, secara terbuka di sepanjang Pantai Purus tersebut.

Sedangkan kepada cerdik pandai, alim ulama, serta tokoh masyarakat di Kota Padang iku mempersoalan kehidupan a-moral yang berlangsung setiap malam, khususnya malam minggu atau malam hari besar lainya. Semoga. (Penulis wartawan tabloidbijak.com dan ketua smsi sumbar).