Hindari Kegiatan “Prank”
Artikel () 06 November 2019 06:20:36 WIB
Pada bulan Oktober 2019 lalu salah satu isi berita yang cukup menghebohkan adalah tewasnya dua mahasiswa UIN Radin Inten di Lampung karena keisengan mengerjai orang yang berulang tahun.
A yang berulang tahun oleh temannya didorong ke embung sehingga harus berenang agar bisa ke tepi. Kemudian sepatunya dilempar ke embung oleh temannya. A akhirnya berenang lagi untuk ambil sepatunya. Ternyata ia pelan-pelan tenggelam.
Temannya yang melihat gelagat A tenggelam berupaya menolong. Sayang, ia pun ikut tenggelam bersama A. Maka, dua mahasiswa tewas sia-sia akibat diawali keisengan.
Saat ini memang kegiatan mengerjai, menjaili atau melakukan semacam tipuan untuk melucu yang sering dikenal sebagai “prank” menjadi semacam budaya popular di kalangan anak muda. Padahal kegiatan semacam ini lebih banyak menimbulkan dampak negatif. Sayangnya, ketika dampak negative sudah terjadi tidak ada yang mau bertanggung jawab.
Yang lebih buruk, kegiatan prank ini sudah banyak divideokan dan bisa dilihat di media sosial. Padahal tidak seharusnya kegiatan yang menyebabkan kerugian bagi orang lain itu menjadi tontonan. Seolah-olah tidak ada lagi rasa kemanusiaan dari para pelakunya.
Prank seperti sudah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda, dan seolah-olah itu merupakan suatu prestise. Alangkah anehnya jika kegiatan yang merugikan orang lain dianggap sebagai prestise. Apalagi jika video yang diunggah di media sosial ditonton oleh banyak orang.
Jika kegiatan yang menyebabkan kerugian bagi orang lain dianggap biasa dan tidak ada yang melarang, mencegah atau memperingatkan, maka akan menjadi bagian dari sisi buruk suatu masyarakat.
Bagi pihak yang melakukan keisengan, mereka bisa tertawa, senyum dan sebagainya. Tapi bagi pihak yang dirugikan, tentunya menyimpan ingatan sendiri dalam kehidupannya.
Semoga kita terhindar dari perbuatan prank ini. Baik terhindar menjadi pelaku atau terhindar menjadi korban prank. Sudah seharusnya kita memiliki empati yang tinggi dan dalam kepada mereka yang jadi korban prank, terutama yang menyebabkan kematian. Sehingga hati nurani kita sebagai manusia bisa kembali berjalan sesuai fitrah yang diberikan Tuhan kepada kita. (efs)
ilustrasi: freefoto dotcom
Referensi
https://www.liputan6.com/news/read/4082445/fakta-candaan-berujung-maut-yang-tewaskan-2-mahasiswa-uin