Kemiskinan dan Makanan Sisa

Artikel () 24 Juni 2019 10:17:13 WIB


Sebuah akun twitter @dw_indonesia menginformasikan bahwa hampir 40% bahan pangan yang diproduksi di India berujung di tempat sampah. Padahal hampir 200 juta penduduk India menderita malnutrisi dan kelaparan. Para kelompok relawan tengah mengumpulkan makanan untuk dibagikan kepada orang orang miskin tersebut.  

Sementara itu, Harian Kontan edisi 28 Mei 2019 dalam salah satu halamannya memuat tulisan dengan judul: “Peluang Menampung Hasil Panen Rusak dan Berlebih”. Kontan menceritakan kisah sebuah perusahaan rintisan baru yang beralamat tanipanen.id melakukan upaya menjual kembali hasil panen rusak dan berlebih kepada konsumen.  

Personil tanipanen.id menyampaikan bahwa hasil panen yang terbuang bisa mencapai 30% dari total hasil panen.  Untuk menampung hasil panen yang rusak atau terbuang tersebut maka dibuat aplikasi tanipanen.id. Dan di awal perjalanan aplikasi tanipanen.id sudah ada 10 petani yang menjadi mitranya. Mereka tersebar di Cisarua, Jawa Barat dan Temanggung, Jawa Tengah.   
Adapun produk yang coba dijual kembali adalah tanaman holtikultura berupa buah dan sayuran. Sejak munculnya aplikasi ini, sudah berhasil menjual kembali 4,1 ton 15 produk holtikultura selama tiga bulan. Meski produk yang dijual tidak sempurna, tetapi masih bisa untuk konsumsi. Jangkauan penjualannya saat ini adalah kawasan Jabodetabek. Pembeli atau konsumen juga bisa mendapatkan produk yang dijual melalui aplikasi tanipanen.id.  

Aplikasi tanipanen.id sejauh ini menyerahkan harga jual kepada petani. Pihak tanipanen.id mendapat komisi sekitar 20-30% tiap transaksi, di mana untuk biaya antar masih ditanggung sementara oleh tanipanen.id. Ke depannya, tanipanen.id akan menyiapkan bisnis kuliner dengan berbasis dari hasil panen yang rusak tapi masih layak. Kemudian juga akan menjadikan hasil panen yang rusak menjadi pupuk. Untuk bisnis kuliner, tanipanen.id akan menggandeng UMKM. Dan untuk mengolah sebagai pupuk, tanipanen.id akan menggandeng perguruan tinggi.  

Apa yang dilakukan oleh aplikasi tanipanen.id ini sungguh suatu perbuatan yang mulia dan berdampak positif kepada ekonomi. Khususnya kepada pelaku ekonomi seperti petani. Selain itu juga berperan dalam meminimalkan kemiskinan. Bahkan dengan memanfaatkan hasil panen yang rusak bisa memberikan manfaat kepada petani.  

Jika dibandingkan dengan kicauan akun @dw_indonesia yang menyebut 40% bahan pangan yang diproduksi di India berujung ke tempat sampah, maka apa yang dilakukan oleh tanipanen.id ini jika nantinya bisa membantu banyak petani, akan membantu mengurangi terbuangnya hasil panen, dan juga meminimalkan angka kemiskinan akibat terbuangnya hasil panen.  

Kita mungkin masih ingat, beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial petani membuang hasil panennya karena harga jual yang rendah. Semoga dengan keberadaan aplikasi tanipanen.id ini bisa membantu para petani yang produknya melimpah atau terbuang agar bisa dijual kembali. Hal ini membantu petani terhindar dari keterpurukan. Jangan sampai nasib petani menjadi terbengkalai dengan adanya kelimpahan hasil panen atau terbuangnya hasil panen.  

Semoga ke depannya, makin banyak pihak-pihak atau komunitas yang memiliki kepedulian terhadap hasil panen yang melimpah atau terbuang. Karena walau bagaimanapun, hasil panen yang terbuang terkesan mubazir. Padahal tidak mubazir. Tetapi karena petani tidak memiliki jalur yang bisa menambah penghasilan mereka dari hasil panen yang masih ada tersebut.

Dan dengan adanya informasi semacam ini, semoga bisa menyadarkan lebih banyak orang agar membeli dan mengkonsumsi makanan dan minuman sesuai dengan kebutuhan sehingga bisa dihabiskan. Dan jangan sampai konsumsi yang dilakukan karena keinginan sehingga ada yang tidak termakan, habis atau terbuang percuma. (efs)

Referensi: Harian Kontan, 28 Mei 2019