KURIKULUM TERBAIK UNTUK ANAKKU

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 26 Mei 2019 23:37:15 WIB


"Kurikulum terbaik untuk anakku" "Anak saya ini kalau habis dari masjid ketemu teman temannya pasti bawa sesuatu yang jelek pak.... ada saja kosakata baru yang jelek keluar dari mulutnya, belum lagi sikap-sikap menjengkelkan lain yang dia import dari teman temannya....sekarang saya suruh sholatnya dirumah aja, tidak boleh lagi ke masjid kecuali ada ayahnya," kata seorang teman dengan ekspresi jengkel. Bagi orangtua yang peduli dengan perkembangan anaknya, lingkungan pergaulan saat ini begitu sangat mengkhawatirkan. Berbagai hal seolah disiapkan untuk merusak anak anak kita. Pornografi yang bisa diakses dengan gampang, pergaulan bebas, narkoba, penculikan bahkan pembunuhan dan berbagai tindakan kriminal lainnya yang tentu saja membuat orangtua sangat khawatir akan perkembangan dan keselamatan anak anak mereka. Maka sebagian orangtua kemudian mulai bersikap protektif. Beberapa yang lain karena saking khawatirnya malah sampai over protektif menjaga anak mereka. Tidak bisa disalahkan karena naluri orangtua adalah ingin melindungi anak anaknya. Namun sebaiknya hindari perasaan khawatir dan takut berlebihan yang cenderung sampai paranoid, karena akan membuat kita bersikap over protektif. Kita akan menjauhkan anak-anak dari realitas kehidupan, melarang mereka bergaul, melarang mereka mengeksplore potensinya di dunia nyata, terus dikurung agar lebih banyak berada dirumah, atau diasingkan ketempat yang “seolah steril” dari keburukan, itu semua bukanlah tindakan yang bijaksana. Fitrahnya kehidupan ini dipenuhi kebaikan jauh lebih banyak dari pada keburukannya. Ada Allah yang akan menjaga anak anak kita, ada malaikat yang Allah persiapkan melayani anak kita, ada doa-doa kebaikan dari orangtua, ada alam semesta dan seisinya yang semua ditundukkan oleh Allah untuk turut menjaga dan melayani kebutuhan anak anak kita. Hidup ini sesungguhnya masih baik baik saja kok. Maka, izinkanlah anak-anak kita dididik oleh kehidupan. Menjauhkan anak-anak dari kehidupan justru akan melemahkan karakter mereka. Izinkan kehidupan ini menguji iman anak anak kita. Pada gholibnya tiap orangtua tidak akan bisa menjaga anak anak seumur hidupnya. Mereka bagai anak panah yang akan melesat sendirian dan kita orangtua hanyalah busurnya, hanya mampu mendorong dan mengarahkan anak panah tersebut. Kelak semoga kita bisa melihat Iman mereka semakin kokoh, siap menghadapi sendiri kehidupan masa depannya yang penuh ujian dan tantangan. 'FA ALHAMAHA FUJURAHA WA TAQWAHA'.... Allah ilhamkan kedalam jiwa anak anak kita jalan dosa dan jalan takwa. Tugas orangtua adalah terus mendampingi mereka. Jika anak-anak melakukan kesalahan maka tetaplah tenang, optimis dan rileks. Doakan mereka, nasehati mereka, bimbing mereka untuk meminta ampun kepada Rabb nya, ajak untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Berilah ruang saat mereka melakukan kesalahan, insyaallah hati mereka yang masih bening membuat mereka mudah kembali kepada kebaikan. Terus bimbing untuk memperbaikinya agar kelak disaat dewasa mereka tidak pernah lagi melakukan kesalahan-kesalahan yang sama. Maka jangan pernah berprasangka buruk terhadap anak anak kita, jangan pernah mengungkit kesalahan mereka agar hati kita tetap di penuhi perasaan yakin bahwa mereka anak yang baik, mereka adalah anak anak yang hebat. Jagalah perasaan kita agar tidak terluka dan kemudian tertutup rasa su’udzon terhadap anak anak kita. Percayalah, banyaknya kesalahan yang mereka perbuat serta berbagai kenakalan dan kebengalan mereka saat masih kecil, itu semua adalah cara Allah mentazkiyah jiwa anak anak kita. Agar mereka dibersihkan jalan dosanya mumpung masih kecil, sehingga kelak saat dewasa, jiwanya telah bersih, siap di isi kebaikan. Maka sekali lagi...meski mereka melakukan kesalahan, tetaplah tenang, tetaplah khusnudzon kepada anak anak kita. Nasehati mereka dengan sebijaksana mungkin, mintakanlah ampunan kepada Allah atas semua kesalahan mereka. InsyaAllah, Allah akan memperbaiki kesalahan mereka, Allah akan bimbing dan didik mereka pada jalanNya. Kemudian jaga lisan dan perilaku kita untuk tidak bersikap emosian kepada anak, boleh marah agar anak juga mengenal "perasaan marah", boleh jengkel karena semua itu fitrah yang dimiliki setiap orangtua, namun jangan marah-marah, berusahalah agar batin tetap tenang, tetap dalam keadaan damai. Sering seringlah memeluk anak anak kita, terutama saat akan tidur, itu menenangkan hati mereka. Dengarkanlah dengan sepenuh hati cerita cerita mereka, banyaklah bermain dengan mereka, bersenang senanglah bersama mereka, bahagiakan mereka. Lalu, banyak banyaklah memuji pasangan kita, menyayanginya, membahagiakan hatinya, itu semua adalah nutrisi bagi jiwa kita Jaga juga asupan makanan kita dan anak anak kita dari hal hal yang haram, baik dzatnya maupun caranya. Makanan yang haram akan merusak pertumbuhan karakter dan keimanan anak anak kita. Bagi kita sebagai orangtua, makanan haram yang masuk ke tubuh akan menjadi hijab, menghalangi upaya kita untuk melakukan pembersihan hati. Semua hal yang kita lakukan diatas adalah ikhtiar untuk melakukan Tazkiyatun Nafs, pembersihan jiwa. Jika orangtua mampu menjalani proses Tazkiyatun nafs dengan baik, maka Allah akan memasukkan kedalam hati mereka perasaan optimis dan rileks didalam mendidik anak anaknya. Optimis yaitu keyakinan kuat bahwa Allah telah menyiapkan kurikulum terbaik untuk anak anak kita. Allah juga telah siapkan peran terbaik dalam peradaban bagi anak anak kita. Rileks yaitu kepasrahan penuh bahwa meskipun banyak kesalahan kita didalam mendidik anak anak, namun kita terus meminta Allah untuk mengkoreksinya, Allah pasti akan memperbaikinya,sebab Allah adalah Pelindung dan Pendidik Terbaik bagi anak anak kita. Dua perasaan ini, yaitu optimis dan rileks sangat terkait dengan rasa syukur dan yakin atas ketetapan Allah yang pasti terbaik untuk diri kita dan anak anak kita. Allah telah siapkan kurikulum terbaik buat anak anak kita. Perasaan syukur dan yakin akan melahirkan rasa damai, perasaan hati yang tenang, perasaan bahagia di dalam hati. Perasaan bahagia ini akan menjadi modal utama bagi para orangtua untuk mendidik anak anaknya. Semoga anak-anak kita menjadi anak yang berkarakter baik dan membanggakan kedua orang tuanya waktu dewasa.