Ketika Emas Menjadi Pilihan Aman

Ketika Emas Menjadi Pilihan Aman

Artikel () 20 Mei 2019 23:08:16 WIB


Harian Kontan edisi 11 Mei 2019 dalam salah satu halamannya menulis berita dengan judul, “Instrumen Pilihan Saat Pasar Goyah”. Dan di bawah judul tersebut tertulis “Obligasi ritel dan emas bisa jadi safe haven pilihan untuk saat ini. 

Saat ini ekonomi Indonesia dan global memang sedang mengalami dinamika yang cukup tinggi. Terutama akibat perang dagang AS dengan China. Bagi para investor yang memiliki dana dengan jumlah tertentu, memang harus melihat peluang yang ada. Investor yang dimaksud ini adalah investor yang bermain di jangka pendek, menempatkan dananya di saham atau obligasi. 

Dari judul Harian Kontan di atas nampak bahwa untuk dijadikan sebagai pilihan yang aman ada dua pilihan, setidaknya. Yaitu obligasi ritel dan emas. Bagi mereka yang memiliki dana dengan jumlah tertentu, menempatkan dana di deposito mungkin bukan pilihan utama. Karena ternyata menempatkan di obligasi ritel lebih menjanjikan hasilnya. Apalagi pajaknya hanya 15%, berbeda dengan deposito yang pajaknya 20%. Yaitu pajak bunga atau bagi hasil. 

Di samping itu tingkat imbal hasil obligasi ritel angkanya di atas imbal hasil deposito. Maka investor lebih memilih menempatkan dananya di obligasi ritel. Dan obligasi ritel ini juga ada yang berbasis Syariah, disebut sukuk ritel dan sukuk tabungan. Karena sukuk atau obligasi ritel ini merupakan surat utang negara, maka bisa dibilang lebih aman.

Lalu, bagaimana dengan emas? Seperti yang disebutkan oleh Kontan. Membeli emas juga merupakan pilihan. China dikabarkan melepas dolar AS dan membeli emas dalam rangka lindung nilai. China membeli emas untuk cadangan devisanya dan mulai melepas dolar AS sebagai cadangan devisa. Di kuartal 1 2019, posisi China di urutan kedua pembeli emas. Posisi pertama diduduki Rusia yang membeli emas dengan jumlah besar untuk cadangan devisanya. 

Lalu, bagaimana dengan individu? Tabloid Mingguan Kontan edisi 20-26 Mei 2019 memuat tulisan dalam salah satu halamannya dengan judul, “Pembiayaan Emas Makin Berkilai”. Di bawah judul tersebut termuat kalimat, “Permintaan terus mendaki, Pegadaian dan perbankan Syariah menggenjot bisnis pembiayaan emas. Ada yang berani memasang target pertumbuhan 30%”. 

Dari judul di atas terlihat bahwa ternyata animo masyarakat memiliki emas cukup tinggi. Bank Syariah dan pegadaian turut membantu masyarakat memiliki emas. Masyarakat menjadikan emas sebagai instrument investasi mereka. Pegadaian melalui anak usahanya menargetkan bisa menjual 5,6 ton emas untuk tahun 2019. Pada tahun lalu penjualan emasnya mencapai 4,3 ton. Artinya target pertumbuhan sebesar 30,23%. Hingga April sudah terjual 1,7 ton emas atau sekitar 1,12 triliun rupiah jika dikonversi ke nominal uang. 

Yang cukup menggembirakan, tabungan emas menjadi kontribusi terbesar yaitu 61,15%. Kemudian penjualan emas tunai 38,61%, dan perhiasan tunai 0,24%. Dan ternyata animo masyarakat membeli emas juga akibat pengaruh ekonomi global yang dinamika cukup tinggi saat ini.    

Maka, nampaknya dengan berbagai kemudahan yang diberikan oleh bank syariah dan pegadaian, emas akan menjadi instrument investasi yang aman bagi masyarakat. Dan juga, obligasi ritel kemungkinan akan semakin diminati jika masyarakat semakin teredukasi atau mendapatkan informasi yang semakin berkualitas dan rinci. (efs)

 

Referensi: 

Harian Kontan, 11 Mei 2019

Tabloid Mingguan Kontan edisi 20-26 Mei 2019 

ilustrasi: shutterstock dot com