Ziarah Kekuburan Menjelang Bulan Puasa

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 13 Mei 2019 09:03:58 WIB


SUDAH menjadi kebiasaan dari tahun ketahun bagi umat Islam, khususnya di Ranah Minang Sumatera Barat melakukan ziarah kekuburan orang tuanya. Tradisi ini sudah berlangsung lama. Lantas, bagaimanakah hukumnya berziarah kubur menjelang Ramadhan atau bulan puasa?

Jika merujuk pada dalil-dalil al-Quran maupun hadits Nabi Muhammad saw, maka berziarah kekuburan  ada dailnya. Seperti Ziarah kekuburan yang bertujuan untuk mengingat akhirat (dzikrul akhirah), memberi salam, dan berdo’a agar mereka memperoleh ampunan dari Allah swt. Persoalan ini  dilakukan tanpa membedakan apakah kuburan yang diziarahi itu adalah makam orang biasa ataukah para tokoh bangsa dan umat. 

Kemudian ziarah syar’iyyah dengan mengacu kepada hadits Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh berbagai imam dalam berbagai kitab hadits dengan sanad dan matan yang shahih. Tiga diantaranya adalah sebagai berikut. Imam Muslim meriwayatkan dari Buraidah al-Aslami, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: "Aku pernah melarang kalian ziarah kubur, sekarang berziarah kalian karena hal itu meningatkan akhirat” (Shahih Muslim, II/672. Hadits nomor 977).

Selanjutnya hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Aisyah, bahwa Nabi Muhammad saw mengajarkan do’a bagi yang ziarah kubur atau masuk area kuburan. Yang pertama adalah ketika Rasulullah saw sedang berziarah ke pemakaman Baqi’, sebagaimana berikut: Dari Aisyah ra, ia berkata; bahwa Pada malam gilirannya bersama Rasulullah saw, di akhir malam beliau keluar ke Baqi’ dan mengucapkan: Assalamu ‘alaykum Daara qaumin mu’miniin, wa aataakum maa tuu’aduuna ghadan mu-a-jjaluunaa wa innaa insya Allahu bikum laahiquun. Allahummaghfir li ahli Baqi’il Gharqad. -“Salam sejahtera atas kalian wahai para penghuni kuburan dari kaum mukminin. Apa yang dijanjikan Allah kepada kalian niscaya akan kalian dapati esok (pada hari kiamat), dan kami Insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penghuni kuburan Baqi’ al-gharqad”. (Shahih Muslim, II/669. Hadits nomor 974).

Yang jelas hadist ini telah mengajarkan tentang doa saat melakukan ziarah kubur sebagaimana telah diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut:" Dari Sulaiman bin Buraidah dari bapaknya ia berkata; bahwa Rasulullah saw mengajarkan kepada mereka yang hendak keluar ziarah kubur bacaan yang mesti mereka baca yaitu do’a sebagaimana yang tertera dalam riwayat Abu Bakar. Semoga keselamatan tercurah bagi penghuni (kubur) dari kalangan orang-orang mukmin dan muslim dan kami insya Allah akan menyulul kalian semua. Saya memohon kepada Allah bagi kami dan bagi kalian al-‘afiyah/ keselamatan. (Shahih Muslim, II/671. Hadits nomor 975).

Jika dianalisa dari  ketiga hadits ini dapat disimpulkan jika ziarah kubur yang disyari’atkan adalah ziarah yang bertujuan mengingat akhirat serta mendoakan penghuni kubur agar memperoleh keselamatan serta ampunan dari Allah swt. 

Jadi kebiasaan masyarakat Kota Padang dan Ranah Minang berziarah kekuburan menjelang bulan puasa bisa dimaklumi dan perbuatannya tersebut tidak termasuk bidaah dalalah atau perbuatan yang mengada-ngada dan sesat.

Kesimpulannya, dengan kebiasaan melakukan ziarah kekuburan bisa juga bermanfaat bagi masyarakat untuk selalu mengingat tentang kematian. Soalnya, setiap yang bernyawa so pastai akan mati alias meninggal dunia.

Untuk itu, mumpung kita diambang ramadhan, manfaatkanlah waktu untuk berziarah, selain untuk mengingat mati mati, juga bermanfaat untuk membersiha kuburan orang tua dan kakak dan adik yang telah terlebih dahulu berpulang ke akhirat. 

Yang tak kalah pentingnya untuk saling maafan sesama anak bangsa yang bergama Islam dalam pergaulan sehari-hari jika ada hal-hal yang merusak sendi-sendi  pergaulan sesama anak bangsa dalam tahun politik praktif pilpres dan pileg ini.

Kemudian manfaatkan bulan suci ramadhan ini untuk instropeksi diri, terutama masalah ibadah dan ketaatan kepada Allah. Soalnya, hidup akan betrakhir dengan kematian dan kapan waktunya tak ada satupun manausia yang tahu. Yang jelas, mumbang jatuh kelapapun jatuh.

Jadi kini mumpung masih ada waktu untuk bertaubat dan memperbaiki tingkat amaliah, manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan perbanyak ibadah, dengan memperbanyak salat sunat dan bila perlu perbanyak membaca dan mempelajari isi dan makna yang terkandung dari kita suci Al-Qurna.  Selamat menunaikan ibdah puasa. (dari berbagai sumber dan penulis wartawan tabloidbijak.com)