Peran Penting Pendidikan Agama
Artikel () 02 Mei 2019 16:55:35 WIB
Di setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati hari pendidikan nasional. Tanggal 2 Mei merupakan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, pahlawan nasional yang dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Jika memperdalam informasi tentang Ki Hajar Dewantara, ternyata ia merupakan seorang santri. Nama asli Ki Hajar, Suwardi Suryaningrat. Ia sejak kecil sudah dikirim ke pondok pesantren oleh orangtuanya. Hingga akhirnya ia bisa menghafal Alquran.
Jika melihat sejarah para pahlawan nasional, tidak sedikit yang mendapatkan pendidikan agama dengan baik ketika kecil, atau ketika di bangku kuliah. Bahkan ada yang berguru ke Mekah. Mereka inilah yang turut memperjuangkan agar Indonesia mendapatkan kemerdekaannya.
Para pahlawan nasional dari Ranah Minang juga merupakan orang-orang yang mendapatkan pendidikan agama ketika kecil. Meskipun kemudian mereka ketika sudah dewasa berjuang dengan cara masing-masing, sehingga terlihat memiliki warna.
Di masa penjajahan, pendidikan agama, dalam hal ini Islam, mampu memberikan semangat rakyat Indonesia melawan penjajah, yang digerakkan oleh tokoh-tokoh yang mendapatkan pendidikan agama ketika kecil maupun dewasa. Di antaranya kisah 10 Nopember 1945, perang Diponegoro 1825-1830, dan lainnya. Para ulama dan santri di berbagai tempat banyak yang terjun ke medan perang untuk melawan penjajah.
Maka, sudah sepantasnya ketika di zaman kemerdekaan ini pendidikan agama diberikan kepada warga negara dengan porsi yang seimbang. Tidak hanya kepada umat Islam saja, tetapi juga kepada semua umat agama lain. Karena logikanya, ketika dijajah mampu memberikan perlawanan, maka setelah merdeka mampu membangun bangsa dan negaranya dengan baik.
Memang sayangnya ketika sudah merdeka, penyakit malas atau enggan mengikuti pendidikan juga menghinggapi sebagian orang. Padahal seharusnya dengan akses yang sudah diberikan pemerintah, pendidikan harus diikuti oleh masyarakat. Dan pendidikan agama harus diberikan dengan porsi yang cukup.
Sebagian masyarakat mungkin sudah menyadari, bahwa ternyata porsi pendidikan agama yang sedikit di sekolah negeri kurang bisa membentuk pribadi siswa dengan mental yang lebih baik. Maka sebagian masyarakat yang bisa mengakses kepada sekolah swasta yang memberikan porsi pendidikan agama yang cukup mengirim anak mereka ke sekolah tersebut.
Para orang tua yang sudah mapan dengan pekerjaan mereka juga merasakan bahwa di untuk menghadapi zaman yang semakin maju anak mereka harus mendapatkan pendidikan agama yang cukup di sekolahnya. Jika kurang, maka akan ditambah dengan semacam kursus atau pengajian di luar.
Dan kini, kesadaran masyarakat semakin tumbuh sehingga para orang tua pun banyak yang mengikuti berbagai pengajian yang diselenggarakan oleh para ustaz. Salah satu ustaz yang sering menyarankan masyarakat agar anak mereka dimasukkan ke pesantren adalah Ustaz Abdul Somad (UAS). Seorang ustaz yang sangat terkenal hari ini di Indonesia dan juga negara serumpun seperti Malaysia. UAS juga sering menyarankan kepada pemda setempat untuk menambah pendidikan agama kepada siswa sekolah negeri sehingga mereka bisa mendapatkan pendidikan agama yang cukup.
Sejarah memang sudah membuktikan, bahwa pendidikan agama yang cukup adalah modal berharga sebuah keluarga dan juga sebuah bangsa, seperti Bangsa Indonesia. Baik ketika dijajah, maupun ketika sudah merdeka. Semoga kita yang hidup di alam kemerdekaan bisa memberikan pendidikan agam yang cukup kepada anak-anak kita. Dan juga sebagai orang tua, bisa memperdalam pengetahuan agama melalui berbagai media, baik internet maupun yang lain. (efs)