Misi Budaya "Ngamen Elit" Penari Dayak di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin
Berita Utama EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 30 April 2019 09:44:36 WIB
Banjarmasin, InfoPublik - Suasana ruang tunggu bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kamis (25/4/2019) pagi sebelumnya cukup hening, tiba-tiba dikejutkan alunan musik daerah dari sebuah alat penyetel musik. Calon penumpang yang pada awalnya sibuk dengan kegiatan masing-masing sama-sama menoleh ke arah bunyi-bunyian yang cukup keras tersebut.
Diiringi musik yang terdengar harmonis, seorang lelaki muda, menggunakan pakaian adat khas Dayak, tampak menggerakkan tubuhnya, menari sambil tersenyum kepada setiap orang yang melintas atau memperhatikan dirinya.
Penasaran, Tim Media Center Diskominfo Sumbar menghampiri si penari untuk bertanya dan mencari informasi.
Agus (28), demikian si pemuda biasa dipanggil menuturkan bahwa dirinya menari di bandara ini, selain mengais rezeki juga menghibur calon penumpang.
"Sebenarnya saya ngamen. Cuma agak elit sedikit mas. Tempatnya karena di bandara," ujarnya tersenyum.
Dia juga mengatakan telah mendapat izin dari pengelola bandara, sehingga tidak pernah diusir petugas.
"Saya telah dapat izin. Pengelola hanya meminta, jangan reseh dan memaksa pengunjung memberi uang," sebutnya.
Dirinya mengaku menikmati pekerjaannya, karena selain halal, dapat pula melestarikan budaya nenek moyang.
"Sambil bekerja, juga melestarikan budaya. Terpenting jangan malu dan minder. Sebab, kalau bukan kita, siapa lagi yang akan meneruskan adat leluhur ini," tegasnya sambil menatap orang yang berlalu lalang.
Tim mendapat pengalaman dari kisah Agus ini. Sekretaris Dinas Kominfo, Nofrida Yetti yang mendampingi terdengar bergumam, "Kapan ya, di Bandara Internasional Minangkabau ada penari daerah seperti ini," katanya.
Sepertinya, ada pekerjaan rumah tambahan bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat atau Pemerintah Kabupaten Pariaman untuk menciptakan pengamen sejenis, sehingga budaya Minang dapat terus terjaga. (NY/EK/MMC Diskominfo)