Zuklifli Hasan : Soeharto layak jadi Pahlawan Nasional

Zuklifli Hasan : Soeharto layak jadi Pahlawan Nasional

Berita Utama Bagian Pemberitaan Biro Humas(Biro Humas Sekretariat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat) 11 November 2015 06:45:19 WIB


Ketua MPR RI Zulkfli Hasan menyatakan setuju apabila Presiden RI ke-II Soeharto diberi gelar Pahlawan Nasional. Hal ini mengingat jasa-jasanya untuk Indonesia sangat besar.

"Saya kira beliau memang pantas diberi gelar Pahlawan Nasional. Tinggal menunggu waktu saja," katanya usai menjadi inspektur upacara Hari Pahlawan 10 November di halaman Kantor Gubernur Sumatera Barat, Selasa  pagi (10/11).

Zukifli Hasan mengatakan, usulan Soeharto diangkat jadi Pahlawan Nasional boleh saja diajukan, apalagi mengingat jasanya untuk Indonesia sangat besar. Namun demikian, pemberian gelar itu soal waktu.

Menurut Zulkifli Hasan, Soeharto belum mendapat gelar pahlawan tahun ini, bisa jadi dikarenakan ada pertimbangan dari pemerintah, sehingga namanya tidak masuk dari lima yang diberi gelar penghargaan.

"Mungkin ada hal-hal pertimbangan pemerintah sehingga tahun ini tidak dapat. Kita tunggulah tahun depan bagaimana perkembangannya," terangnya.

Presiden RI, Joko Widodo memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada lima tokoh Indonesia. Pemberian gelar Pahlawan Nasional pada Rabu (4/11), berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2015.

Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepada Almarhum Benhard Wilhem Lapian, Almarhum Mas Isman, Almarhum I Gusti Ngurah Made Agung, Almarhum Ki Bagus Hadikusumo, Almarhum Komisaris Jenderal Dr. H Moehammad Jasin.

Zulkifli Hasan menilai posisi Provinsi Sumbar memiliki peranan penting dalam perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Dikatakan Zulkifli, tonggak sejarah RI di Sumbar yakni keberadaan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Pada 9 Desember 1948, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta, dalam sidang kabinet memberikan mandat kepada Mr Syafruddin Prawiranegara membentuk sekaligus memimpin PDRI di Sumbar, karena Ibu kota Indonesia di Yogyakarta kala itu diduduki Belanda.

Menurut Zulkifli, Mr. Syafruddin Prawiranegara layak disebut sebagai Presiden ke II Republik Indonesia. “Karena beliau memimpin PDRI di sini, kalau tidak sejarah terputus. Bisa jadi tidak ada Indonesia,” paparnya.

Zulkifli menambahkan, pilihannya mengikuti upacara Hari Pahlawan di Sumbar karena di tanah Minang dilahirkan tokoh besar yang berperan penting terhadap berdirinya RI. Bung Hatta juga menyumbangkan pikiran dalam perumusan konsep dasar negara, serta menjadi saksi sejarah menguatkan tentang kedudukan Pancasila.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat Sumbar tidak melupakan sejarahnya dan menjadikannya sebagai pendorong untuk menjadi lebih baik di masa mendatang.

Lebih jauh, ia mengatakan, semangat perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan harta dan nyawa untuk kemerdekaan bangsa masih sangat relevan untuk digunakan saat ini.

“Semangat perjuangan yang pantang menyerah itu, jika diterapkan saat ini, akan bisa membawa bangsa kita menjadi bangsa yang kuat, yang disegani oleh bangsa lain,” ujarnya.

Upacara peringatan Hari Pahlawan di Halaman Kantor Gubernur Sumbar dimulai lebih lambat dari jadwal karena turunnya hujan dan juga inspektur upacara Ketua MPR RI Zulkifli Hasan juga terlambat. Upacara baru dimulai pada pukul 09.02 WIB.

Sementara itu, Pj Gubernur Sumbar Reydonnyzar Moenek mengatakan, veteran adalah pahlawan kemerdekaan yang masih hidup saat ini, yang perlu untuk dihormati oleh generasi penerusnya. 

“Timbalah pengalaman dari mereka untuk memperkuat semangat membangun bangsa,” ujar Donny.

Usai upacara, Zulkifli Hasan didampingi Penjabat (Pj) Gubernur Sumbar Reydonnyzar Moenek bersilaturahim dengan sejumlah veteran yang pernah berjuang melawan penjajah di daerah itu. Acara kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi taman makam pahlawan di Lolong dan tabur bunga di Teluk Bayur.