PEREMPUAN CERDAS DAN KREATIF DI MASYARAKAT
Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 26 April 2019 00:37:08 WIB
PEREMPUAN CERDAS DAN KREATIF DI MASYARAKAT
Pada masa penjajahan dulu, dimana pendidikan di batasi, rakyat dan utamanya kaum perempuan diperbodohkan, akibatnya, hingga sekarang mereka banyak yang hanya bisa menjadi beban keluarganya, beban laki-laki, bahkan juga beban masyarakat karena kebodohannya.
Keadaan semakin diperparah dengan banyaknya salah kaprah pendidikan agama tentang sosok perempuan yang shalehah. Begitu banyak buku – buku agama yang mengajarkan hadits-hadits yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban perempuan tanpa diimbangi dengan penjabaran hak-haknya dengan seimbang. Perempuan dituntut menjadi istri yang setia, pandai melayani suami, pandai mengatur rumah tangga, dan mendidik anak dengan baik. menjaga diri didalam rumah dan mencari surga dengan mencari ridha suami.
Sungguh, tak ada yang salah dengan semua ajaran tersebut. Tetapi semuanya belum sempurna, karena ada penggalan hak dan kewajiban lain yang belum dikupas. Bahwa perempuan sangat memerlukan pendidikan demi kesuksesan dalam mendidik anak, belum banyak disadari bahwa perempuan juga punya tanggung jawab untuk berdakwah ditengah umatnya, juga tak banyak disoroti.
Di berbagai aspek kehidupan saat ini, kaum perempuan terkadang masih berada di posisi yang serba sulit/ terbatas malah , tak jarang masih diperlakukan diskriminatif. Padahal peran dan kedudukan perempuan, justru sangat penting dan menjadi salah satu pilar dalam mendukung program pembangunan, khususnya di bidang pendidikan.
Selepas masa panjang penjajahan, kaum perempuan berusaha menjadi sosok yang merdeka, sejahtera, bermartabat, dan bisa dihargai oleh masyarakat dunia. Cita-cita yang sangat mulia, namun juga amat tidak mudah mencapainya agar dapat mewujudkannya, seorang perempuan haruslah memiliki pribadi yang tangguh, cerdas, kreatif dan memiliki kearifan. Kerja keras menjadi kata kunci untuk meraih cita-cita.
Era reformasi yang bergulir sejak 1998 membawa angin sejuk akan pengakuan dan penyetaraan peranan perempuan. Tapi kenyataannya, kondisi belum sepenuhnya pulih. Bahkan kini semangat emansipasi semakin luntur. Seorang perempuan harus dapat memberi kontribusi yang dibutuhkan dalam mengisi pembangunan. Oleh karena salah satu musuh pembangunan adalah kebodohan dan kemiskinan, sudah selayaknya seorang muslimah senantiasa berupaya untuk meningkatkan sumber dayanya (Human Resources) dengan menitik beratkan pada pengambangan aspek – aspek berikut, meliputi :
Aspek Kedalaman Spritual. Aspek spritual berkaitan dengan pembentukan integritas muslimah dimana ia di tuntut untuk manjadi sosok yang mempunyai keyakinan yang teguh dan berkepribadian.
Aspek Prilaku.Aspek prilaku berkaitan dengan moralitas perempuan, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial yang siap berperan bagi kehidupan lingkungan sekitarnya.
Aspek Ilmu Pengetahuan dan Intelektual. Aspek ilmu pengetahuan dan intelektual berkaitan dengan kemampuan teoritis perempuan sebagai manusia yang mampu membaca berbagai macam persoalan dari sudut pandang ilmiah dan analisis yang tajam sehingga mampu memberi pemecahan (problem solving) yang bisa dilakukan secara sistematis.
Aspek Ketrampilan.Aspek Ketrampilan berkaitan dengan kemampuan perempuan dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada pada dirinya sehingga membentuk Skill yang diharapkan memberi makna tersendiri bagi kehidupannya baik disaat sekarang maupun yang akan datang.
Era globalisasi yang semakin mendunia, kian menuntut kaum perempuan untuk mengoptimalkan diri. Disamping tuntutan zaman, juga karena peran perempuan itu sendiri yang cukup punya andil besar di suatu keluarga, masyarakat, agama dan bangsa. Karena kelangsungan hidup suatu negara sangat bergantung pada kaumperempuannya. Jika ada suatu negara yang tidak menghormati dan menghargai kaum perempuannya, cepat atau lambat negara tersebut akan hancur.
Untuk mengoptimalkan peran serta kontribusinya, perempuan memerlukan leadership dengan program-programnya yang kuat dan diimbangi dengan pengoptimalan sumber daya manusia (SDM), menyadari peran masing-masing dan berbuat sesuatu yang berguna untuk bangsa dan agama, dalam lingkup kecil maupun besar. Untuk kemajuan , jangan pernah berhenti mengembangkan potensi diri. Terlebih era saat ini sangat kondusif, terlebih dari political will dari pemerintah, legislatif dan eksekutif, LSM dan Organisasi lain untuk pemberdayaan dan percepatan kesetaraan gender. Karena tanpa kesiapan sumber daya dan program nyata baik dari pribadi perempuan itu sendiri, maupun dari pemerintah dan segenap pihak lain yang turut serta memiliki andil dalam meningkatkan potensi diri perempuan maka dikhawatirkan akan melemahkan posisi dan image kaum muslimah serta peranannya. Ayo bangkit dan majulah Perempuan Indonesia....