Minang Mart
Artikel () 31 Januari 2019 23:46:51 WIB
Beberapa waktu lalu di akhir 2018 beberapa media online memberitakan tentang tutupnya beberapa gerai Minang Mart. Seolah-olah Minang Mart akan tutup semua gerainya. Dan seolah-olah Minang Mart mengalami kebangkrutan. Tapi ternyata dari pihak manajemen Minang Mart memberikan jawaban bahwa tutupnya beberapa gerai Minang Mart merupakan sebuah realita dalam bisnis yang juga berlaku di berbagai bisnis ritel lainnya.
Berita tutupnya beberapa gerai Minang Mart ini juga memberikan semacam klarifikasi atau jawaban terhadap anggapan pihak tertentu yang menyatakan bahwa Minang Mart itu adalah sekelas Alfamart atau Indomaret yang berubah nama saja. Karena faktanya Minang Mart bukanlah konglomerasi bisnis.
Minang Mart merupakan sebuah upaya membantu para pemiliki kedai atau toko agar bisa bersaing atau mengikuti jejak ritel modern. Maka mereka yang bergabung dengan Minang Mart akan diberikan bantuan sistem pengelolaan informasi seperti layaknya ritel modern.
Toko mereka diset dengan layout yang sudah punya standar, demikian pula rak-rak, kasir, dan hal lainnya. Sehingga tampilannya tidak kalah dengan Alfamart, Indomaret maupun Seven Eleven.
Dengan demikian, pemilik toko tradisional diberdayakan agar naik kelas dan bisa meningkatkan penghasilan mereka di usaha ritel. Namun demikian, dalam perjalanan sebuah usaha ada yang namanya dinamika. Maka wajar ada semacam jatuh bangun yang ditandai tutupnya beberapa gerai Minang Mart.
Sebagai sebuah usaha rintisan yang menggabungkan antara ritel modern dengan pemilik toko/kedai, Minang Mart telah menjadi salah satu ikon ritel modern dari Sumbar dan boleh jadi bisa menjadi contoh bagi provinsi lain untuk memberdayakan usaha ritel masyarakat untuk naik kelas.
Semoga ke depannya Minang Mart semakin berjaya dalam membantu pelaku ritel dari UMKM untuk bisa naik kelas dan sekaligus memberdayakan semakin banyak pelaku UMKM di Sumbar. (efs)
Foto ilustrasi: shutterstock dot com