WORKSHOP KETAHANAN KELUARGA
Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 13 Desember 2018 21:48:54 WIB
WORKSHOP KETAHANAN KELUARGA
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Sumatera Barat, melaksanakan Workshop Survey Ketahanan Keluarga Tahun 2018 pada Kamis/13 Desember 2018,di Aula Kantor Gubernur SumBar. Workshop ini dilaksanakan dalam rangka menyempurnakan laporan hasil survey pemetaan dan perumusan kebijakan strategis terkait ketahanan keluarga di Provinsi Sumatera Barat.
Kegiatan ini dihadiri oleh peserta sekitar 300 (tiga ratus) orang dari unsur Pemerintahan,LKAAM,Bundokanduang, Perguruan Tinggi,serta berbagai Organisasi dilingkungan Provinsi Sumatera Barat.Diisi oleh 4 (empat) orang narasumber,yakni Ibu Hj.Nevi Zuairina Irwan Prayitno (Ketua TP-PKK Provinsi Sumatera Barat),Ibu Mira Hasti Hasmira,SH,M.Si (Ketua Tim Peneliti Survey Ketahanan Keluarga), Ibu Sri Rahayu Purwitaningsih (Ketua Yayasan Keluarga Kreatif Indonesia),dan Ibu Nurwidiana,SKM,M.PH (Ketua Lembaga Kajian Perempuan,Anak dan Keluarga /Perak Jakarta).
Ibu Hj.Nevi Irwan Prayitno,dalam paparannya menyampaikan bahwa Ketahanan Keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik,materil,guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin.
Maknanya keluarga memiliki kemampuan dalam mengelola masalah yang dihadapi berdasarkan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan pendekatan sistem terhadap 3 komponen,yakni komponen input (sumberdaya fisik dan non fisik),komponen proses (manajemen keluarga,masalah keluarga,serta penanggulangannya),dan komponen output (terpenuhinya kebutuhan fisik dan psikososial).
Kemudian Ibu Mira selaku Tim Peneliti Balitbang,memaparkan hasil survey ketahanan keluarga yang telah dilakukan terhadap 1000 responden di 9 Kabupaten /Kota yang ada di Sumatera Barat dengan metode Multistage random sampling.Diketahui bahwa 43,6 % responden menikah tanpa memiliki pengetahuan tentang membina hubungan dalam rumah tangga.Namun potensi konflik yang jarang terjadi sebanyak 71,4 %. Dan Keharmonisan keluarga 91,4 %.Hasil survey memberikan rekomendasi untuk ditindak lanjuti oleh pemerintah/OPD terkait dalam membuat program berkaitan dengan upaya penguatan ketahanan keluarga di Sumatera Barat.
Sementara Ibu Sri Rahayu menyampaikan bahwa untuk mengokohkan ketahanan keluarga, penting artinya pola pengasuhan yang baik serta lengkap dari ayah dan ibu terhadap anak-anaknya.Dan ini dimulai dengan penanaman nilai-nilai agama sedini mungkin dikeluarga. Dan tidak salah asuh yang membuka peluang terjadinya penyimpangan orientasi seksual anak (LGBT).
Ibu Nurwidiana juga mengingatkan bahwa Indonesia sekarang merupakan Negara tanpa ayah (Father lost country) No.2 di Dunia,karena banyaknya keluarga yang tidak ada sosok ayah dalam pengasuhan anak-anaknya. Untuk itu perlu hati-hati dalam mendidik anak dalam keluarga. Karena setiap orang tua menjadi role model bagi anggota keluarganya.Harus diperhatikan beberapa soft skill yakni:kejujuran,kesabaran,kebersihan,kedisiplinan,ketrampilan dan ,etos kerja.
Di akhir worshop juga disepakati perlunya usaha bersama dari semua pemangku kebijakan secara komprehensif mengupayakan terwujudnya penguatan ketahanan keluarga di Provinsi Sumatera Barat.Serta penting dibuat payung hukumnya berupa peraturan nagari,peraturan daerah (Perda) serta Pergub dan Perwako/Peraturan Bupati.Semoga di Sumatera Barat maayarakatnya "Ramah Keluarga".(SZ)