Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Bukti Pengabdian Para Wali di Tanah Cirebon

Berita Utama EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 13 Desember 2018 17:23:43 WIB


Lantunan kumandang Azan Ashar terdengar saat tim MC Sumbar tiba di Masjid Agung Sang Cipta Rasa atau lebih dikenal dengan Masjid Agung Cirebon Minggu (2/12/2018).

Ratusan jemaah bergegas mengambil air wudhu untuk menunaikan ibadah Sholat Ashar, MC Sumbar berkesempatan mewawancarai Ahmad (60 th), salah seorang pengurus masjid untuk mengetahui sejarah dan keunikan masjid.

"Masjid yang terletak di dalam kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon ini dibangun pada tahun 1480 M, yang merupakan permintaan dari para wali, dimana inisiatornya Sunan Gunung Jati dan arsiteknya Sunan Kalijaga," ujarnya.

Menurutnya, bangunan asli masjid terdiri dari 74 saka (tiang) dan 9 pintu masuk berwarna merah terbuat bata, 4 disamping kiri kanan dan 1 di depan yang mencerminkan jumlah para wali.

Hal unik terlihat ketika melewati pintu dimana ukurannya kecil sehingga jemaah harus membungkuk. Terdapat filosofi di balik pembuatannya, yaitu yang muda harus menghormati yang lebih tua sehingga harus merunduk. Selain itu juga dianjurkan ketika memasuki sebuah tempat ibadah, maka sikap pun harus dijaga dan tidak boleh sombong.

"Pintu kecil di masjid filosofinya yang muda harus menghormati yang tua, jadi harus merunduk. Jadi tidak boleh datang ke tempat ibadah dengan sombong, harus tawadhu," tambahnya.

Dia menambahkan, kehebatan lain dari Masjid Agung Cirebon adalah Saka Tatal (tiang utama) yang terbuat dari potongan-potongan kayu, dimana atas izin ALLAH SWT dapat menjadi satu dan sampai saat ini merupakan tiang penyangga utama dari masjid.

Disamping itu, di beranda samping kanan masjid, juga terdapat sumur air atau Banyu Cis Sang Cipta Rasa yang ramai dikunjungi orang, terutama pada bulan Ramadhan. Terlihat banyak jemaah yang mengambil air wudhu karena diyakini berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit.

Keunikan lain dari masjid ini, setiap Shalat Jumat digelar Azan Pitu, yakni azan yang dilakukan secara bersamaan oleh tujuh orang muazin berseragam serba putih.

"Hal ini bermula ketika para wali mulai mengenalkan agama Islam, ada sebagian kalangan yang tidak menyukainya sehingga diutuslah jin kafir untuk mengisi Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Akibatnya, umat Islam yang saat itu shalat di masjid ini banyak yang sakit bahkan meninggal. Kemudian, para Wali Songo bermusyawarah dan mencoba untuk mengumandangkan azan oleh tujuh orang sekaligus secara bersamaan. Tiba-tiba, kubah masjid meledak dan ternyata cara itu mampu menetralkan energi negatif yang bersarang di dalam masjid ini," jelasnya.

Terakhir, Ahmad mengatakan, sampai saat ini, masjid tetap aktif menyelenggarakan seluruh kegiatan agama Islam, seperti kuliah Subuh, pengajian, wirid, pelaksanaan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha serta bermacam kegiatan lainnya.