Jurus Asman Bangkitkan Birokrasi di Ranah Minang

Kepegawaian () 03 Mei 2017 09:34:32 WIB


20170428 Padangpariaman4 

Menteri Asman Abnur memberi salam kepada warga masyarakat di sela-sela peletakan batu pertama pembangunan jembatan di Padang Pariaman

 

PADANG - Kedekatan dengan pimpinan, selama ini sering dijadikan pembenar seseorang bisa diangkat menjadi pejabat atau untuk kepentingan bisnis. Namun, semestinya hal itu tidak berlaku bagi orang dekat yang memiliki prestasi, kompetensi serta potensi.

Seperti halnya dalam pengangkatan seorang pejabat pimpinan tinggi madya Kementerian PANRB, Shadiq Pasadigoe sebagai Staf Ahli Kementerian PANRB. "Sekarang tidak ada lagi pengangkatan berdasarkan kedekatan. Pak Shadiq mengikuti seleksi terbuka dan dan masuk tiga besar," ujar Menteri PANRB Asman Abnur di depan tujuh ratusan pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Tanah Datar, di Batusangkar, Sabtu (29/04).

Shadiq Pasadigoe yang merupakan mantan Bupati Tanah Datar, selama ini dikenal sebagai tokoh Sumatera Barat. Kehadirannya ke daerah yang pernah dipimpinnya itu selama dua periode diharapkan menjadi inspirasi bagi jajaran birokrasi di Ranah Minang, bahwa sistem merit yang merupakan ruh dari reformasi birokrasi sebenarnya sudah berjalan.

Menteri Asman yang juga merupakan putra terbaik Indonesia kelahiran Tanah Masih nang ini menegaskan, hal serupa juga sudah harus dilakukan oleh seluruh pemda di Sumatera Barat, baik provinsi, kabupaten maupun kota. "Pengangkatan pejabat pimpinan tinggi harus melalui open bidding. Setelah menjabat harus menandatangani kontrak kinerja, yang dievaluasi secara periodik. Kalau tidak mampu, silakan minggir," ujarnya.

Kabupaten Tanah Datar menjadi daerah terakhir yang disambangi Menteri Asman dalam road show ke Sumatera Barat, Jumat (28/04) hingga Sabtu (29/04). Menteri didampingi isteri, Ny. Zas Juniarti dan Shadiq Pasadigoe, mengunjungi Kabupaten Padang Pariaman, Pemprov Sumbar, Kota Padang, Kota Bukit Tinggi, Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota dan terakhir Kabupaten Tanah Datar.Selain itu Asman melakukan temu kangen debgan ratusan alumni PAAP Universitas Andalas.

Saat beraudiensi dengan para pegawai ASN, dengan rendah hati Menteri minta maaf karena mengambil waktu libur yang seharusnya bisa dimanfaatkan dengan keluarganya. Namun melihat antusiasme ASN yang datang dalam audiensi, tidak tampak adanya rasa kecewa dari para pegawai ASN. Apalagi Menteri menekankan bahwa Presiden Jokowi selalu menekankan kepada para Menteri dalam Kabinet Kerja untuk terus dan terus bekerja.

Kunjungan Asman ke Sumbar ini merupakan rangkaian kunjungan kerja di Sumatera Barat sebelumnya, yakni Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Karo. Selain mengungkapkan berbagai inovasi yang dilakukan Bupati Pakpak Bharat, Menteri sempat mengisahkan perjalanannya yang cukup tragis, karena pesawat yang ditumpanginya harus menghadap cuaca yang kurang bersahabat.

Setelah Helikopter yang ditumpangi dari Kuala Namu harus berputar-putar sekitar satu jam menuju Pakpak Bharat, giliran pesawat yang ditumpangi dari Medan ke Padang juga hampir tidak jadi mendarat di Bandara Minangkabau.

Kalau normal, perjalanan tidak sampai satu jam. Tetapi  kali ini dua jam. "Kami berputar-putar di atas Kota Padang. Di saat-saat terakhir, pilot sudah memutuskan untuk kembali ke Kuala Namu, karena BBM sudah menipis. Namun akhirnya ada informasi dari menara Bandara Minangkabau bahwa pesawat bisa mendarat. Alhamdulillah kami selamat tiba di Padang," ujar Asman setibanya di ruang VIP Bandara Minangkabau yang disambut Wagub Sumbar, Kapolda Sumbar dan Bupati Padang Pariaman.

Hal serupa dialami pesawat yang ditumpangi Ny. Zas Juniarti Asman Abnur dari Jakarta, yang memutuskan mendarat di Batam, dan baru kemudian terbang lagi ke Padang setelah ada informasi bahwa Minangkabau aman untuk pendaratan. Alhasil, Ny. Zas Juniarti yang sedianya mau mendampingi sang suami dalam kunjungan ke Sumbar ini, terpaksa baru menyusul beberapa saat kemudian.

Jumat (28/03) pagi, Kota Padang memang diguyur hujan sangat lebat, dan sempat melumpuhkan sejumlah aktivitas di darat. Demikian  juga kondisi Bandara Minangkabau, yang cuacanya cukup gelap sehingga jarak pandang sangat terbatas.

Pesawat Lion Air yang ditumpangi Menteri Asman merupakan pesawat keempat yang mendarat. Tiga pesawat lain terdahulu yang mendarat dengan selamat, memberikan ketenangan hati sejumlah pejabat yang menjemput kehadiran Menteri Asman. Sekitar pukul 10.00, pesawat baru mendarat, lebh dari satu jam dari jadwal. Peristiwa yang dialami Menteri Asman bisa menimpa siapa saja.

Tetapi pria kelahiran Padang Pariaman, 2 Februari 1961 ini selalu memilih untuknya mengambil sisi positifnya. Keputusan untuk mendaratkan pesawat ada di tangan pilot. Hal ini juga terjadi di lingkungan birokrasi yang dipiloti oleh pimpinannya, mulai dari pejabat pimpinan tinggi, Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri, hingga Presiden.

Khusus di Sumbar, Asman menganalogikan dengan peran Gubernur, bupati, walikota hingga para pejabat pimpinan tinggi, mulai dari Sekda, kepala dinas, serta kepala organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya. Sebagai 'pilot' di Pemda, peran pimpinan sangat menentukan akan dibawa kemana pesawat yang bernama Birokrasi ini. "Namun sehebat apapun Bupati, sepintar apapun seorang walikota, harus didukung oleh jajaran birokrasi, yakni para pegawai ASN," ujarnya.

Kalau birokrasinya masih bergaya lama, masih malas, tidak disiplin, tidak memiliki kompetensi, tidak mau melayani, sampai kapanpun daerah tidak akan maju. Karena itulah, Menteri wanti-wanti agar pengisian ASN harus dilakukan dengan baik, dan hanya orang-orang terbaiklah yang akan direkrut menjadi pegawai ASN.

Kalau birokrasi ini diisi orang-terbaik, Asman yakin Indonesia cepat majunya. Syaratnya antara lain, pegawai negeri harus berkinerja lebih baik dari pegawai swasta. Kalau hal itu sudah terjadi, gaji ASN juga harus lebih tinggi dari swasta. "Saya berkomitmen memperbaiki gaji ASN dan menjadi profesi yang paling baik di tanah air. Saudara-saudara setuju tidak ?" sergah Menteri, yang dijawab serentak para audien dengan ucapan 'Setuju,' dan tepukan tangan yang meriah.

Namun, untuk kesana tidak bisa dengan 'Bim Salabim', tetapi harus melalui berbagai prasyarat. Indikator awal raihan nilai akuntabilitas kinerja, kinerja pelayanan publik dan lain-lain. "Kalau akuntabilitas kinerjanya masih CC, C atau bahkan D, bagaimana mau bagus !" sergahnya.

Untuk itulah, Menteri memasang target yabg cukup optimis, yakni kabupaten/ kota yang nilainya CC ke bawah, tahun ini minimal harus menjadi B, kalau bisa A. Kenyataan bahwa rapor akuntabilitas kinerja Sumbar yang tertinggi baru BB, tampaknya menggelitik Sang Menteri.

Sebagai putra Minang, Asman mengaku semestinya bisa membanggakan kinerja Pemda di wilayah ini. Tetapi kenyataan bicara lain, karena Pemda yang sudah meraih nilai A baru ada lima, yang semuanya ada di Jawa. Kelima daerah itu adalah Provinsi DIY, Provinsi Jatim, Provinsi Jabar, Kota Bandung dan Kabupaten Banyuwangi.

Karena itu Menteri berhasrat seluruh pemda di Sumbar bisa mendongkrak akuntabilitas kinerjanya, dan mendapat predikat A. Dengan demikian, Menteri yang rajin blusukan ke daerah ini bisa membanggakan daerahnya, dan minta daerah lain datang ke Sumbar untuk melakukan studi tiru. "Ini perlu kerja keras ASN tidak bisa lagi hanya melakukan kerja rutin, dengan gaya lama. Minimal harus sama atau lebih bagus dari pegawai swasta. Jangan lemot, jangan lebih bodoh dari swasta," imbuh Asman.

Sebagai penyelenggara negara, lanjut Menteri, ASN harus memahami dan melaksanakan tugasnya dengan baik, jelas targetnya, ada indikatornya. Kepala OPD serta JPT pratama, eselon dua harus tahu target dan sasarannya. "Jangan ada lagi OPD yang targetnya hanya serapan, yang penting anggaran habis.S ebelm menjabat harus teken perjanjian kinerja dengan Bupati. Setiap unit organisasi punya target. Tiap tahun dievaluasi, kalo tisak tercapai pindahkan," imbuh Asman.