Songket Unggan, Perpaduan Teknik Bertenun Pandai Sikek Dengan Silungkang
Berita Utama EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 09 Desember 2018 15:35:09 WIB
Sijunjung, 3 Desember 2018
Songket Minangkabau terkenal dengan hiasan benang emas dan benang peraknya seperti yang diproduksi di Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar dan Silungkang di Kota Sawahlunto. Tak hanya di sana, di Kabupaten Sijunjung ternyata juga terdapat industri songket, yaitunya songket Unggan.
Bagi sebagian orang, mungkin belum begitu mengenal songket Unggan ini. Songket Unggan berasal dari perpaduan teknik bertenun Nagari Pandai Sikek dengan Nagari Silungkang. sampat saat ini, Songket Unggan telah berkembang pesat, baik jumlah pengrajin dan produksinya.
Indrayeni, salah seorang pengusaha tenun Songket Unggan yang berasal dari Kabupaten Sijunjung, mengatakan dalam waktu satu bulan ia mampu memproduksi 200 helai songket.
“Kami bisa memproduksi lebih kurang 200 helai songket dari berbagai jenis. Dalam produksi tersebut, 25 persen di antaranya adalah songket penuh motif, 25 persen semi songket dan 50 persen lainnya adalah songket yang akan digunakan sebagai bahan pakaian,” ucapnya ketika ditemui di Sijunjung, Minggu (2/12/2018)
Untuk memproduksi songket ia mempekerjakan 55 orang penenun dari beberapa nagari yang ada di Sijunjung, seperti Nagari Unggan, Silantai, Sumpur Kudus dan Sumpur Kudus Selatan.
Tidak hanya perempuan, beberapa penenun adalah laki-laki yang menjadi tahanan di lembaga pemasyarakatan (Lapas) daerah setempat.
“Setelah dibina untuk mengenal dan kemudian mereka memiliki keahlian dalam menenun,” tambahnya
Harga jual sehelai songket sangat bervariasi. Untuk songket penuh motif dihargai mulai dari Rp1,5 juta hingga Rp4,5 juta. Sementara, untuk semi songket dihargai mulai dari Rp500 ribu hingga Rp2 juta dan untuk songket yang akan digunakan sebagai bahan baju dijual dengan harga mulai dari Rp350 ribu hingga Rp1.7 juta.
“Harga Rp1.7 juta untuk bahan sutra, harga Rp800 ribu untuk bahan semi sutra, Rp350 ribu untuk bahan jenis poliester dan Rp350 ribu dan untuk bahan katun seharga Rp400 ribu rupiah,” katanya.
Agar songket kian dikenal oleh masyarakat banyak, Indrayeni juga memiliki rumah promosi yang berada di ibu kota kabupaten, yaitu di Muaro Sijunjung.
“Nagari Unggan terbilang jauh dari ibu kota kabupaten, sehingga dibutuhkan rumah promosi di daerah keramaian,” ucapnya.
Untuk meningkatkan penjualan hasil tenunan masyarakat, pemerintah setempat juga menggunakan Songket Unggan sebagai bahan pakaian ASN di lingkungan Pemkab Sijunjung.
Berita Terkait Lainnya :
- Pengunggah Hoax Pensiun PNS Dibayar Sekaligus akan Dipolisikan
- Normalisasi dan Perkuatan Tebing Batang Palangai
- LKKS Sijunjung Tolong Lansia Terlantar di Silokek dan Durian Gadang
- Pengadilan Adat Jangan Sampai Bertentangan Dengan Pengadilan Umum
- Penetapan Hari Jadi Sumbar Tidak Diidentikkan Dengan Minangkabau