Kurban dan Kemiskinan

Kurban dan Kemiskinan

Artikel () 30 Agustus 2018 09:10:12 WIB


Ada dua data menarik yang sepertinya memiliki hubungan positif. Yaitu naiknya jumlah peserta kurban dan jumlah hewan kurban di Sumbar, serta menurunnya angka kemiskinan di Sumbar.

Berdasar info di berita yang ditulis kabarsumbar dot com pada 23/8/18, jumlah hewan kurban di Sumbar tahun 2018 mencapai 45.630 ekor. Naik dibanding 2017 yang berjumlah 42.250 ekor. Sedangkan jumlah hewan kurban mencapai 39.690 ekor sapi an 7.225 ekor kambing pada 2018. Di mana pada 2017 36.750 ekor sapid an 6.500 ekor kambing. Sementara jumlah peserta kurban di 2018 ada 285.055 pada 2018. Naik dibanding 2017 yang berjumlah 263.257 orang.

Kenaikan jumlah hewan kurban dan perserta kurban secara kasat mata bisa disebut sebagai dampak positif meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Sehingga di sisi lain terjadi penurunan angka kemiskinan. Hal ini sejalan dengan turunnya angka kemiskinan di bawah dua digit yang telah diumumkan BPS Pusat pada bulan Juli 2018 lalu sebesar 9,82%.  Angka kemiskinan di Sumbar juga ikut turun dari 6,75% menjadi 6,65%. 

Jika pun jumlah peserta kurban tidak mencerminkan naiknya kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari penghasilan mereka, ada cara lain dalam memandang hal ini. Yaitu meningkatnya kesejahteraan batin masyarakat, sehingga semakin banyak masyarakat yang berkurban.

Mungkin kita masih ingat bahwa beberapa tahun lalu di media penyiaran dikejutkan dengan pemulung yang berkurban. Ini menandakan bahwa berkurban bukan hanya untuk orang yang mampu saja, tetapi orang yang tidak mampu sehari-hari ternyata bisa berkurban. Dikumpulkannya uang dari hari ke hari, kemudian dibelikan hewan kurban. 

Maka, jika masyarakat semakin banyak yang mampu berkurban, menunjukkan kenaikan kesejahteraan batin. Dan jika batin sudah mengalami kenaikan kesejahteraan, maka hidup seseorang akan semakin mudah dijalani. Karena meskipun ia tidak memiliki banyak harta, tetap bisa berkurban dan hidup dengan baik. 

Namun demikian, saya melihat bahwa memang ada kenaikan kesejahteraan yang dialami masyarakat. Dan hal itu berdampak kepada meningkatnya jumlah hewan kurban. Apalagi didukung dengan data penurunan angka kemiskinan. 

Dengan demikian, kondisi demikian patut diapresiasi dan disyukuri, karena di satu sisi pembangunan material dan mental spiritual yang dijalankan pemerintah dengan didukung seluruh lapisan masyarakat telah memperlihatkan hasil. (efs)

 

Referensi: 

Kabarsumbar dot com, 23 Agustus 2018

Jawapos dot com, 17 Juli 2018

ilustrasi: freefoto.com