Meningkatkan Ketaqwaan dengan Ancaman Gempa

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 09 Juni 2018 15:18:34 WIB


Allah menciptakan berbagai tanda-tanda kekuasaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah pun menetapkannya untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Dengan tanda-tanda tersebut, Allah mengingatkan kewajiban hamba-hamba-Nya, yang menjadi hak Allah ‘azza wa Jalla. Hal ini untuk mengingatkan para hamba dari perbuatan syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang dilarang, sebagaimana Firman Allah, QS. Al-Israa: 59. "Dan tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.” 

Kemudian Allah berfirman juga QS. Fushilat: 53, yang artinya; “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu,"

Allah Ta’ala pun berfirman;"Katakanlah (Wahai Muhammad) : “Dia (Allah) Maha Berkuasa untuk mengirimkan adzab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebahagian yang lain” (QS. Al-An’am: 65)

Dari fakta dari peristiwa gempa, jelaslah  bahwa musibah-musibah yang terjadi di berbagai tempat di belahan bumi ini, termasuk Sumatera Barat, merupakan sinyal atau tanda-tanda kekuasaan Allah untuk mengingatkan manusia agar meningkatkan ketaqwaannya.

 Kesimpulannya, semua musibah yang terjadi di alam ini, baik berupa gempa, banjir dan  musibah lainnya yang menimbulkan bahaya bagi masyarakat, serta menimbulkan berbagai macam penderitaan, itu semua disebabkan oleh perbuatan syirik dan maksiat yang diperbuat manusia. 

“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah mema’afkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. Asy-Syuura: 30)

“Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisaa: 79)

Khusus tentang gempa, para peneliti pun sudah mulai melakukan pemetaan daerah yang rawan gempa bumi. Salah satu daerah yang memiliki potensi gempa bumi adalah Sumatera Barat terutama di Kawasan Mentawai Megathrust

Ancaman gempa di Sumatera Barat bukan hanya dari Mentawai Megathrust namun masih ada 3 sumber ancaman gempa bumi yaitu, Gempa yang terjadi di daerah Subduksi pertemuan antara lempeng tektonik India-Australia dengan lempeng Euroasia (lokasi Megathrust Mentawai), yang kedua yaitu, Mentawai Fault System (MFS) dan yang ketiga adalah Sumatera Fault System (SFS) atau yang biasa dikenal dengan Sesar Sumatera. Sumber gempa dari Sesar Sumatera ini berada di darat yang memanjang dari Provinsi Lampung hingga Banda Aceh sepanjang ±1900 km dan melewati beberapa kabupaten di Sumareta Barat antara lain ; Kab. Solok Selatan, Kab. Solok, Kab. Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kota Bukit Tinggi dan Kab. Pasaman

Ancaman gempa dari Sesar Sumatera tidak bisa di sepelekan, tercatat pada tahun 2007 terjadi gempa bumi dalam kurun waktu 2 jam terjadi 2 kali gempa. gempabumi merusak dengan pusat gempa di 0.55 LS , 100.47 BT (16 km Barat Daya Batu Sangkar) dengan kekuatan 6.4 SR dan di 0.47ᵒLS , 100.49ᵒ BT (11 km Barat Daya Batu Sangkar) dengan kekuatan 6.3 SR yang telah menelan korban jiwa sebanyak 67 orang dan 826 orang korban luka serta 43.719 kerusakan bangunan di Bukittinggi, Padang Panjang, Payakumbuh dan Solok. Tentu hal ini membuat wilayah Sumatera Barat menjadi daerah yang rawan terjadi gempa bumi.

Dari kondisi seperti ini tentunya hal ini perlu menjadi perhatian kita semua bahwa sesungguhnya ancaman gempabumi di Sumatera itu tidak hanya yang bersumber dari Mentawai megathrust saja tetapi sumber gempa pada sesar Sumatra khususnya pada segmen Suliti juga harus menjadi perhatian kita semua, baik pemerintah pusat/daerah, para pemangku kebencanaan dan masyarakat.

Kini, sebagai insan khamil yang beriman, sudah saatnya kita selalu meningkat ketaqwaan kepada Allah Penguasa Alam Semesta ini. Jika selama ini, kita belum melaksanakan shalat wajib lima waktu dalam sehari semalam, sudah saatnya untuk ditingkatkan. Bila perlu shalat lima waktunya dilaksanakan di masjid secara berjemaah. Tujuannya, selain meningkat ketaqwaan kepada Allah, juga mempersiapkan diri untuk bisa bahagia di akhirat kelak, di dalam surga yang dijanjikan Allah. Semoga. (penulis wartawan padangpos.com)