ANAK INDONESIA, ANAK GENIUS

ANAK INDONESIA, ANAK GENIUS

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 29 Juli 2018 22:30:04 WIB


ANAK INDONESIA, ANAK GENIUS

Karunia yang besar dari Allah SWT bagi setiap orangtua adalah memiliki anak, seberapa pun lama menanti kehadirannya, laki-laki atau pun perempuan. Dan kewajiban orangtua adalah membesarkan kemudian mengasuhnya dengan baik sehingga menjadi anak yang berbakti, sehat, cerdas dan bermanfaat bagi agama dan bangsa.

Sayangnya, tidak semua orangtua menyadari hal ini, atau tidak semua yang sudah berstatus orangtua memiliki ilmu dan pemahaman yang cukup tentang bagaimana mendidik anak dengan pola asuh yang baik. Sehingga di media, miris kita membaca ada ibu yang tega membunuh dan membuang  perasaan merusak kehormatan anak gadisnya sendiri, walaupun ibu kandungnya masih hidup.Apakah yang salah? Sehingga anak menjadi korban?

Barangkali berangkat dari hal inilah, pemerintah membuat kebijakan adanya Hari Anak Nasional. Hari Anak Nasional (HAN) diperingati setiap tanggal 23 Juli. Peringatan ini bertujuan membangun kembali kesadaran setiap elemen bangsa, baik individu, orang tua, guru, maupun pemerintah tentang pentingnya tugas masing-masing dalam memenuhi hak dan perlindungan anak.

Tema HAN Tahun  2018 adalah: " Anak Indonesia, Anak GENIUS". Sementara sub-Tema HAN 2018 adalah: Tingkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi terhadap anak; Libatkan peran laki-laki dalam penguatan keluarga; Tingkatkan kualitas pelayanan tumbuh kembang dan perlindungan anak; Cegah perkawinan usia anak; Tingkatkan pelayanan akta kelahiran kepada masyarakat; Libatkan Forum Anak sebagai pelopor dan pelapor; dan Wujudkan pengasuhan dengan penuh kasih sayang dimulai dari keluarga.

Seiring dengan hal itu, kita bersama hendaknya menyadari bahwa pada Tahun 2045 mendatang Indonesia akan memasuki 100 tahun emas dan mulai rentang 2020 hingga 2030 akan mengalami bonus demografi. Namun, ternyata masih banyak masalah yang dihadapi anak Indonesia.Diantara masalah yang dialami anak-anak Indonesia adalah  balita bertubuh pendek (stunting)  karena lebih dari satu dari tiga anak Indonesia mengalami stunting; kemudian bully yang bisa berdampak ke psikologis, kesehatan, sosial, akademis; masalah pekerja anak dimana menurut unicef sebanyak 2,3 juta pekerja anak usia 7-14 tahun kemudian 2 juta pekerja anak usia 15-17 tahun.; Serta masalah pornografi hingga pernikahan anak .  Anak korban pornografi online ini, dimana 90 persen anak terpapar pornografi internet saat berusia 11 tahun, 1.022 anak menjadi korban pornografi online pada tahun 2011-2014, 25 ribu aktivitas pornografi anak di internet setiap harinya. Belum lagi masalah lainnya seperti anak berhadapan hukum, anak korban kekerasan, hingga anak korban perdagangan orang (traficking).

 Intervensi pencegahan dan penanganan terhadap kasus anak masih menjadi pekerjaan rumah. Banyak lembaga layanan berbasis masyarakat, namun mengalami kendala SDM, pembiayaan bahkan sarana dan prasarana layanan. Dampaknya, maraknya korban pelanggaran anak di berbagai titik daerah kurang mendapatkan layanan penyelesaian secara komprehensif. Maka, memastikan perlindungan anak berbasis masyarakat bisa berjalan dengan baik merupakan sebuah keharusan, agar kasus kejahatan dan pelanggaran anak di masyarakat bisa ditekan dan pembudayaan ramah anak bisa ditumbuhkan.

Karenanya, mari bersama kita bergandeng tangan untuk mulai dari rumah kita masing-masing untuk menjaga, mengasuh serta mendidik anak-anak kita dengan pola asuh yang baik penuh dengan kasih sayang. Serta ikut mengawasi jika ada penyimpangan ataupun kekerasan terhadap anak disekitar kita, segera laporkan ke pihak berwajib yang berkompeten untuk ditindak lanjuti dan dicarikan solusinya.

Selamat Hari Anak Nasional, Semoga terwujud Anak Indonesia, Anak GENIUS (Gesit, Empati, Berani, Unggul, Sehat).(SZ)