ADIB ALFIKRI: SILAT SEBAGAI KEKAYAAN RANAH MINANG JANGAN SAMPAI DIPERAMBUNKAN
Berita Utama () 12 Juli 2018 17:19:56 WIB
PADANG,SP...Pencak Silat merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki Ranah Minang, untuk itu jangan sampai Diparambunkan, artinya jangan sampai kekayaan itu dibiarkan tanpa di kelola dengan baik.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat diwakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga ( Dispora ) Sumbar Adib Alfikri, saat membuka Festival Silat Internasional ke II tahun 2018 Kamis, 12/ 7 di Puti Bungsu Ball Room Kyriad Hotel Bumi Minang Padang.
Lebih lanjut Adib menuturkan, dengan adanya Festival Silat Internasional yang digagas Pemerintah Kota Padang, merupakan langkah maju untuk melestarikan silat tetap buming di Ranah Minang.
“ Apa yang dilakukan Kota Padang dengan gelaran Festival Silat Internasional, patut dicontoh oleh daerah lain, dalam melestarikan seni beladiri khas Minangkabau itu kepada generasi muda Nusantara dan masyarakat internasional,’’ ungkap Adib.
Kadispora juga mengatakan, pemerintah Provinsi akan mendukung serta menyempurnakan kegiatan yang digebyarkan pemerintah Kabupaten/ Kota.
“ Kita akan mendukung penuh serta menyempurnakan setiap kegiatan yang digebyarkan Kabupaten/ Kota, dengan mengerahkan stek holder terkait dan merangkul pihak ke III, dengan satu tujuan memajukan Sumatera Barat dalam berbagai hal,’’ urai Adib Alfikri.
Walikota Padang diwakili Asisten III Bagian Administrasi, Didi Hariadi mengungkapkan, Festival Silat Internasional merupakan iven penting untuk memajukan olahraga dan wisata di Kota Padang Khususnya, dan Sumatera Barat serta Indonesia umumnya dimata internasional.
“ Festival Silat Internasional ini merupakan iven penting untuk memajukan olahraga dan wisata Kota Padang Khususnya, dan Sumbar, serta Indonesia umumnya, untuk itu kita akan upayakan kegiatan ini menjadi kegiatan tahunnan,’’ tutur Didi.
Sekjen PB Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ) Erizal Chaniago mengingatkan, dalam Festival Silat Internasional ini tidak ada istilah menang dan kalah, tetapi yang utama itu adalah sebagai ajang silaturahmi bagi para pesilat, karena itu Dia meminta peserta supaya menampilkan silat dengan ciri dan khas masing- masing daerahnya.
“ Pada Festival Silat ini tidak mengutamakan menang dan kalahnya, menjalin silaturahmi antar pesilat adalah hal yang sangat penting, untuk itu perlihatkanlah silat yang sesuai dengan ciri khas masing- masing, sehingga peserta yang lain dapat meniru dan mengembangkan silat di daerahnya sehingga akan menjadikan silat itu berwarna di nusantara, serta dapat berkembang di mancanegara,’’ ujar Erizal.
Ketua Pengprov IPSI Sumbar, Fauzi Bahar sangat mengapresiasi Pemerintah Kota Padang yang secara aktif menggelar Festival.
“ Selain melestarikan silat Festival ini secara langsung telah membantu Pengprov IPSI dalam menjaring atlet silat berbakat Sumatera Barat, karena itu kita sangat mengapresiasi upaya tersebut, kedepan kita berharap Festival ini diikuti lebih banyak peserta baik dari luar maupun dalam Negri,’’ tukuk Fauzi.
Panitia Pelaksana Kadispora Kota Padang Azwin Dalam laporannya menerangkan, Festival Silat Internasional yang mengangkat tema “ Ajang Silaturrahmi Pesilat Dunia Di Kota Padang” ini diikuti sebanyak 936 peserta terdiri dari pesilat mancanegara ( Suriname, Singapoera, Malaysia ) 78 orang dengan 6 tim, kemudian diikuti 10 tim dari 6 provinsi sebanyak 300 orang, dan 18 Kabupaten/ kota se Sumatera Barat sebanyak 558 orang.
“ sementara bagi yang berhasil meraih juara akan diberikan hadiah, untuk peserta mancanegara diberi medali dan piagam, sedangkan untuk peserta nusantara selain medali dan piagam juga diganjar uang pembinaan dengan total Rp 110 Juta,’’ terang Azwin. ( Mul )