Ketika Suku Bunga Naik Lagi

Ketika Suku Bunga Naik Lagi

Artikel () 30 Juni 2018 17:49:36 WIB


Akhirnya Bank Sentral AS, Federal Reserve menaikan suku bunga. Hal ini berdampak kepada keluarnya modal (capital outflow) yang tercermin dari menurunnya IHSG di pasar modal Indonesia. Rupiah pun melemah hingga Rp14.271 per satu dolar AS. Bank Indonesia (BI) pun kali ketiga tahun ini menaikan suku bunga acuan untuk menghadapi pelemahan rupiah ini. Pada kali kedua kenaikan suku bunga BI, rupiah sempat menguat berada di bawah Rp14.000 per satu dolar AS.

Kenaikan suku bunga jelas akan mempengaruhi penyerapan kredit perbankan. Misalnya KPR (kredit pemilikan rumah). Dengan kenaikan suku bunga, konsumen akan menahan diri untuk membeli atau memiliki rumah melalui KPR. Hal demikian mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, kemungkinan besar target 2018 tidak tercapai. 

Meskipun demikian, masih ada kabar baik yang disampaikan oleh Menteri Keuangan. Di antaranya, penerimaan pajak dari berbagai sektor mengalami peningkatan. Kemudian pemberian subsidi listrik, solar dan elpiji 3kg. Dari segi kebijakan fiskal, nampak upaya pemerintah mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Dan ini patut diapresiasi. 

Dari sisi lain, kenaikan suku bunga acuan BI mempengaruhi kenaikan bunga deposito. Nasabah akan memilih menyimpan deposito dan mengurangi konsumsi atau pengeluaran. Jika secara makro konsumsi rumah tangga berkurang, akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. 

Lalu, apa yang bisa dilakukan dalam menghadapi situasi ini? Biasanya dengan melemahnya rupiah dan kenaikan suku bunga, harga emas terdorong naik. Masyarakat bisa berinvestasi emas agar uang mereka bisa lebih berharga. Selain menempatkan dana di deposito. 

Kemudian memiliki obligasi ritel. Obligasi ritel dijual hampir setiap tahun. Dan jika suku bunga BI tinggi maka suku bunga obligasi juga ikut naik. Obligasi ritel mensyaratkan pembelian minimal 5 juta rupiah dan kelipatannya. Sehingga bisa dimiliki oleh masyarakat banyak. Dan obligasi ritel terbagi dua, ada yang konvensional (ORI) dan sukuk ritel (Sukri). 

Bagi pemerintah dan masyarakat, masing-masing perlu menyiapkan strategi dalam menghadapi kondisi seperti ini. Karena kabar yang berkembang, bank sentral AS dalam tahun ini masih akan menaikan suku bunga sebanyak dua kali. Ini berarti potensi rupiah melemah juga akan terjadi dua kali. Dan BI kemungkinan akan menaikan suku bunga dua kali. 

Bagi masyarakat yang memiliki kredit rumah atau kredit lainnya, patut mempersiapkan antisipasi menghadapi hal ini. Karena kenaikan suku bunga pinjaman/kredit masih akan terjadi. Dan itu akan menjadi beban baru bagi nasabah. (efs)     

 

Referensi: Tabloid Mingguan Kontan edisi 2-8 Juli 2018