Bangun Kawasan Ekonomi Khusus dan Trans Mentawai, Wagub tekankan perbaikan jalur transportasi Mentawai

Bangun Kawasan Ekonomi Khusus dan Trans Mentawai, Wagub tekankan perbaikan jalur transportasi Mentawai

Berita Utama TITA SHANIA(Badan Kesatuan Bangsa dan Politik) 15 Maret 2018 11:19:02 WIB


 

Banyak hal yang harus ditindaklanjuti pasca empat hari kunjungan kerja Wakil Gubernur Sumbar bersama jajaran Forkopimda Sumbar beserta dinas terkait ke Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sebagaimana diketahui, pada tanggal 25 – 28 Februari 2018, Wagub Sumbar bersama jajaran melakukan sejumlah agenda di Mentawai, diantaranya kunjungan ke Tua Pejat, kunjungan ke sejumlah pulau termasuk pulau terluar serta peninjauan jalur transportasi yang akan dioptimalkan untuk menyiapkan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di daerah ini. Yang ikut mendampingi kunjungan ini diantaranya Kepala Badan Kesbangpol Prov. Sumbar beserta staf, Dinas Pariwisata, Dinas PUPR, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Kanwil Hukum dan HAM, Kantor Imigrasi Kelas I dan lainnya.

Lokasi yang akan dijadikan KEK menjadi prioritas utama agenda kunjungan ini. Menurut Wagub, dibutuhkan lahan kurang lebih 2.600 hektar dengan dukungan anggaran minimal Rp. 11 triliun untuk pembangunan KEK tersebut, yang ditargetkan selesai pada tahun 2030. Sedangkan untuk prasarana pendukungnya, setidaknya dibutuhkan pembangunan dua bandara yakni bandara untuk penerbangan umum (komersil) dan bandara untuk penerbangan khusus seperti pesawat jet dan helikopter. Tak hanya itu, pada KEK ini juga akan dibangun pelabuhan kapal untuk dapat dilabuh oleh kapal ukuran sedang, yang direncanakan di daerah Mabiku, Siberut Barat Daya. 

Pada kunjungan di pelabuhan Labuan Bajau, rombongan melihat langsung bagaimana kondisi pelabuhan dan rencana lokasi pembanguan dermaga. Labuan Bajau merupakan bagian dari pembangunan trans laut Mentawai yang merupakan jalur transportasi laut dari tiga pelabuhan masing-masing pulau. Pelabuhan ini juga disiapkan untuk pembangunan trans Mentawai jalur darat yang menelusuri tengah pulau untuk membuka daerah tengah Mentawai agar bisa masuk ke daerah pedalaman.

Masih menelusuri jalur transportasi, rombongan juga melakukan peninjauan ke bandara Rokot dan bekas Bandara Minas. Bandara Rokot merupakan jalur masuk udara di Mentawai, yang saat ini hanya bisa didarati oleh pesawat pesawat kecil. Kondisi bandara yang terletak di Sipora ini sangat memerlukan perbaikan. Bandara yang selesai dibangun pada tahun 1980 dengan ukuran landasan pacu 900 x 23 m ini kini terancam tenggelam akibat abrasi. Panjang landasan pacu yang sebelumnya sekitar 900 meter, kini hanya bisa digunakan sekitar 800 meter saja karena jarak landasan pacu dengan bibir pantai semakin dekat akibat terkikis abrasi, yaitu hanya berjarak sekitar 25 m saja. Selain abrasi, penyebab lainnya adalah adanya pengambilan batu karang oleh masyarakat sekitar untuk pembangunan rumah.

Sedangkan di bekas Bandara Minas, kondisinya saat ini membutuhkan perbaikan menyeluruh. Dahulunya lokasi ini dimanfaatkan oleh PT. Minas untuk transportasi pengolahan kayu. Pada kesempatan ini, Wagub juga mengatakan potensi laut yang besar harus bisa dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan yang layak dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup dan terumbu karang, mangrove dan alam sekitarnya.

Di Pulau Sipora, rombongan melakukan peninjauan tehadap rencana pembangunan jalan trans Mentawai yang saat ini sudah dimulai, sepanjang 41 km dari 167 km yang direncanakan dilanjutkan hingga akhir. Wagub juga menyampaikan bahwa pembangunan Trans Mentawai di Pulau Siberut, Pagai dan di Sikakap akan diusulkan ke dalam salah satu jalan strategis nasional ke pemerintah pusat.

Agenda kunjungan kerja ini ditutup dengan melakukan pertemuan dengan Bappeda setempat untuk membahas kelanjutan wacana pembangunan sejumlah jalur transportasi, KEK, serta pemberdayaan masyarakat Mentawai agar bisa segera lepas dari banyak ketertinggalan.