Irwan Prayitno Terpesona Tari Kolosal Malin Kundang,
Berita Utama EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 07 Februari 2018 13:04:17 WIB
Padang, 7 Februari 2018
"Sumatera Barat memilki banyak seniman, budayawan dan koreografer berskala nasional dan internasional. Dan salah satunya koreogeafer internasional Eri Mefri ikut serta meramaikan meriahnya peringatan Hari Pers Nasional 2018 dengan menampilkan seni tarian kolosal Penyangek Siso Api - Si Malin Kundang."
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat saat membuka penampilan tari kolosal Pinyangek Siso Api yang mengambil tema Si Malin Kundang, di Pantai Muaro Lasak Padang, Selasa sore (6/2/2018).
Hadir dalam kesempatan tersebut para tamu HPN 2018, Forkopimda, Tokoh Pers Nasional, Budayawan Sumatera Barat, beberapa Kepala OPD dilingkungan Pemprov Sumbar serta masyarakat Kota Padang yang memadati Muaro Lasak.
Lebih lanjut Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan, kisah legenda Malin Kundang merupakan sesuatu kisah nasehat bagaimana seorang anak tidak boleh durhaka kepada orang tuanya terutama kepada ibunya.
Malin Kundang sosok orang miskin dan merasa terhina di kampung halaman, pergi merantau mengadu nasib peruntungan dirantau orang.
Ada pepatah minang, "Karantau madang di hulu, Babuah babungo balun, Marantau bujang dahulu, Dirumah paguno balun". Si anak bujang yang dianggap belum berguna, disuruh merantau, mencari ilmu, harta dan pangkat.
"Kelak kalau sudah didapat barulah berguna, bersama doa dan kerelaan mandeh (ibunya) pergi merantau merubah nasib. Malin terusir merantau menghindari cercaan sebagai pinyangek siso api pergi merantau yang jauh," ungkap Irwan Prayitno.
Tetapi menurut Irwan Prayitno, ada sesuatu yang rasanya tidak akan masuk cerita legenda ini, dimana Orang Minang itu jati dirinya bukan anak durhaka kepada ibunya.
Apakah benar Orang Minangkabau itu berperilaku durhaka? Muncul pertanyaan yang kadang mengelitik kita.
Karena seperti yang diketahui Orang Minangkabau itu memakai garis keturunan ibu (Matrilinial). Betapa Orang Minang itu amat menyanyangi ibunya.
Untuk itu kepada Dinas Kebudayaan agar melakukan kajian dan penelitian khusus dalam meretas nilai-nilai Cerita Malin Kundang ini secara baik.
Apakah Legenda Malin Kundang sebagai cerita nasehat bohong belaka?, untuk mendidik anak-anak kita tidak boleh durhaka pada ibunya.
"Tolong ini dikaji lebih mendalam dengan nilai-nilai budaya dan karakter Masyarakat Minang yang sebenarnya melalui para ahli sejarah dan kebudayaan, apa benar Orang Minangkabau itu durhaka kepada ibunya ?," pinta Gubernur Irwan Prayitno.
Gubernur juga menyatakan banyak cara orang membuat kisah-kisah legenda dan cerita unik agar membuat daerahnya menjadi magnet kunjungan wisatawan, walau cerita itu tidak benar.
Orang minang membudayakan perilaku perantau bertujuan untuk membangkit batang tarandam. Cerita seni yang indah dan menghanyutkan dapat meluruskan Malin Kundang bukan sosok yang durhaka melainkan sosok yang sangat menyayangi ibunya.
"Tidak ada Orang Minangkabau yang durhaka. Mudah-mudahan tampilan tarian kolosal ini menjadi hiburan dan hikmah untuk menjadi pribadi Masyarakat Minangakabau yang baik," tegas Irwan Prayitno.
Sumber : kantorberitathetarget.com
Berita Terkait Lainnya :
- Irwan Prayitno : Kita Mesti Taat Aturan Dalam Setiap Kegiatan
- Gubernur Irwan Prayitno Resmikan Cetak Sawah Baru di Nagari Koto Baru Dhamasraya
- Irwan Prayitno : Marhaban Ya Ramadhan 1434 H
- Gubernur Irwan Prayitno : Dengan Puasa harusnya Bisa Redam Inflasi
- Gubernur Irwan Prayitno di Ponpes Terpadu Istiqomah Simawang