Menguatkan Nilai Kepahlawanan Oleh: Irwan Prayitno (Gubernur Sumbar)
Artikel Drs. AKRAL, MM(Diskominfo) 10 November 2017 16:03:51 WIB
Pahlawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.
Sedangkan pahlawan menurut Peraturan Presiden RI No. 33 Tahun 1964 adalah: 1. Warga negara RI yang gugur, tewas, atau meninggal dunia karena akibat tindakan kepahlawanannya yang cukup mempunyai mutu dan nilai jasa perjuangan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela negara dan bangsa. 2. Warga negara RI yang masih diridhoi dalam keadaan hidup sesudah melakukan tindak kepahlawanannya yang cukup membuktikan jasa pengorbanan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela negara dan bangsa dan yang dalam riwayat hidup selanjutnya tidak ternoda oleh suatu tindak atau perbuatan yang menyebabkan menjadi cacat nilai perjuangan karenanya.
Hari Pahlawan dan Profil Pahlawan
Hari ini bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Pada saat itu, 10 November 1945 Bung Tomo, KH. Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, para Kiyai, para santri, para pejuang, dan rakyat di Surabaya bertekad pantang menyerah dalam menghadapi tentara sekutu. Dengan semangat membaja, keberanian luar biasa, kesungguhan, dan yakin akan nilai kebenaran yang diperjuangkan, aksi heroik masyarakat Surabaya menjadi catatan sejarah yang tak terlupakan.
Pahlawan yang dikenal kebanyakan orang, adalah pahlawan yang berjuang di masa penjajahan fisik. Mereka telah terbukti memberikan segala yang terbaik yang dimilikinya termasuk nyawanya untuk melawan penjajah agar bangsanya bisa menikmati kemerdekaan dan menjalani kehidupan sebagai bangsa merdeka. Dan bangsa yang telah merdeka, kemudian membentuk pemerintahan agar rakyat terpenuhi hak-haknya sesuai dengan konstitusinya.
Namun, semakin negara dan bangsa ini bertambah usianya maka profil pahlawan tanpa perlu penetapan dari pemerintah sudah selayaknya turut diberikan kepada siapa saja warga negara RI yang berjuang dengan sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing sehingga kiprahnya turut mewarnai lingkungan tempat dia berada karena turut berkontribusi memajukan bangsa dan negara.
Karena pada dasarnya perjuangan para pahlawan untuk mendapatkan kemerdekaan harus dilanjutkan oleh mereka yang hidup di alam kemerdekaan. Berbagai nilai kepahlawanan yang muncul ketika melawan penjajah harus kembali dihidupkan di alam kemerdekaan. Jangan sampai justru ketika sudah merdeka, bangsa ini tidak bersungguh-sungguh untuk memajukan dirinya guna mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Karena sudah banyak bangsa yang merdeka dengan cepat mengungguli Indonesia di segala sektor.
Berbagai gangguan yang melemahkan kemampuan bangsa ini untuk maju harus dihadapi pula dengan nilai-nilai kepahlawanan. Gangguan tersebut di antaranya adalah tawuran, narkoba, pergaulan bebas, kemalasan, bully, dan penyakit masyarakat lainnya yang menyebabkan sebagian dari masyarakat menurun kualitas hidupnya.
Pada saat ini, di tengah gencarnya pembangunan dilakukan guna mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik, kiprah berbagai kelompok masyarakat sangat mempengaruhi kelancaran pembangunan. Maka dalam kehidupan bermasyarakat, sangat penting sekali penerapan nilai-nilai kepahlawanan dalam keseharian. Di mana pada saat penjajahan dulu semangat untuk mendapatkan hak-hak sebagai bangsa sangat sulit didapat. Misalnya perjuangan untuk mendapatkan hak akan pendidikan, di mana setelah merdeka hak akan pendidikan digariskan oleh konstitusi.
Di masa sudah merdeka seperti saat ini, seluruh rakyat berhak mendapatkan pendidikan dari pemerintah. Maka mereka yang berjuang di bidang pendidikan sesungguhnya telah menerapkan nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupannya. Dengan wilayah Indonesia yang luas, masih ada masyarakat yang belum mendapatkan hak pendidikan, meskipun pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan untuk menjangkau hingga ke pelosok. Maka siapapun mereka yang membantu tercapainya hak-hak masyarakat akan pendidikan ini telah memperjuangkan kebenaran.
Pahlawan di bidang pendidikan di masa penjajahan di antaranya adalah Ki Hajar Dewantara, Raden Ajeng Kartini, Dewi Sartika, Rohana Kudus, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari, dan Mohammad Syafe’i. Maka kini di masa mengisi kemerdekaan, setiap insan yang berjuang di bidang pendidikan pada dasarnya telah mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan. Para guru, dosen, pengajar dan pendidik yang berdedikasi dalam dunianya sehingga mengubah banyak orang menjadi baik perilakunya dan bertambah ilmunya adalah pahlawan. Para siswa, pelajar, dan mahasiswa yang sungguh-sungguh dalam belajar, rajin, tekun, serius, adalah pahlawan. Karena mereka menjalankan nilai-nilai kebenaran yang merupakan dasar perjuangan dari seorang pahlawan. Kesungguhan mereka akan menjadi bagian dari kekuatan sebuah bangsa yang merdeka. Jutaan orang yang mengikuti proses belajar mengajar dengan kesungguhan akan memperkuat bangsa dan negaranya. Sebaliknya, orang yang mengikuti proses belajar mengajar namun malas, tidak serius, tidak sungguh-sungguh, melakukan kecurangan, sesungguhnya turut memperlemah bangsa dan negaranya.
Menguatkan Nilai Kepahlawanan
Belajar dari aksi heroik para pejuang di Surabaya pada 10 November 1945, menguatkan kembali nilai-nilai kepahlawanan pada masyarakat Indonesia sesungguhnya juga turut menguatkan kembali nilai-nilai keagamaan masyarakat. Karena pada pertempuran 10 November 1945 tersebut Bung Tomo dengan orasinya yang membakar semangat rakyat Surabaya tak lupa mengucapkan takbir yang menandakan bahwa perjuangan masyarakat tak lupa memohonkan pertolongan Allah SWT. Demikian juga para ulama dan santri yang memiliki keberanian luar biasa dan semangat membara dalam melawan sekutu. Mereka tetap menyandarkan perjuangannya kepada Allah SWT.
Menguatkan kembali nilai-nilai kepahlawanan adalah kebutuhan bangsa ini agar terus menerus memperbaiki dirinya sehingga bisa menjadi bangsa yang besar dan maju. Karena sebagai bangsa merdeka kita tetap harus memperkuat ketahanan nasional, dan salah satunya adalah memperkuat nilai kepahlawanan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sangat banyak nilai-nilai kebaikan universal yang bisa dijadikan landasan untuk memperkuat nilai kepahlawanan dalam kehidupan. Seperti perilaku tertib antre, membuang sampah pada tempatnya, tidak kebut-kebutan di jalan, membantu orang lain yang kesulitan, belajar sungguh-sungguh, bekerja sungguh-sungguh, menjadi orang tua yang sayang kepada anak, menjadi suami/istri yang sayang kepada pasangannya.
Demikian pula di sektor pelayanan publik. Dari petugas kebersihan yang melakukan tugasnya dengan baik, petugas layanan masyarakat yang memberikan layanan prima tepat waktu, hingga pemimpin yang menjaga stafnya agar berlaku baik dalam bekerja. Mereka juga telah melakukan nilai-nilai kebaikan universal. Dan nilai-nilai kebaikan universal ini sudah membuat banyak bangsa lain mencapai kemajuan dan kejayaannya sehingga masyarakatnya menikmati kehidupan yang layak sebagai sebuah bangsa. Dan semoga bangsa kita pun bisa mencapai kemajuan dan kejayaan dengan memegang teguh dan mengamalkan nilai-nilai kepahlawanan pada diri setiap insan dalam kehidupannya sehari-hari.
Tulisan yang sama Republika, 101117 (by. Akral)