Komunikasi interpersonal keluarga menuju masyarakat yang harmonis

Artikel EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 29 Maret 2017 12:48:17 WIB


Oleh : Wakidul Kohar

Pendahuluan

Peristiwa komunikasi sebenaranya terjadi pada setiap hari. Peristiwa tersebut terjadi ketika sidang anggota  dewan perwakilan rakyat (DPR), seorang dosen yang sedang mengajar di kelas. Begitu juga peristiwa komunikasi terjadi di dalam keluarga ketika seorang ibu, menanyakan  pekerjaan rumah bagi anak-anaknya. Pastinya setiap kita tidak akan lepas dari kegiatan komunikasi, bahwa 70  persen, manusia tidak terhindar dari komunikasi. Bahkan ketika seseorang tidur saja, mereka sedang berkomunikasi dengan orang lain. Ketika mata mereka terpejam, dan suaranya mendengkur, memberikan kabar dan tanda bahwa mereka sedang tidur.

Kajian ini diarahkan agar terjadi perubahan sikap mental yang baik sesuai dengan niai-nilai agama, adat dan budaya, sehingga menjadi masyarakat yang harmonis, yang dimulai dari keluarga.

Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai salah satu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. sedangkan interpersonal, merupakan turunan dari awalan inter, yang berarti “antara,”dan kata person, yang berarti orang. Sehingga dapat diartikan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian pesan antara seseorang kepada orang lain.

Fungsi komunikasi dalam keluarga

Komunikasi dalam keluarga jika dilihat dari segi fungsinya tidak jauh berbeda dengan fungsi komunikasi pada umumnya. Paling tidak ada dua fungsi komunikasi dalam keluarga, yaitu :

Pertama, fungsi komunikasi sosial, dalam arti dengan komunikasi akan terjadi proses transformasi nilai-nilai kemanusian, serta adanya interaksi antar anggota keluarga.

Kedua, fungsi komunikasi kultural. Pada sisi lain, budaya menetapkan norma-norma (komunikasi) yang dianggap sesuai untuk suatu kelompok tertentu. Selain itu fungsi komunikasi dalam keluarga adalah memberikan pengertian yang lebih dalam tentang siapa kita sebagai pribadi kepada anggota keluarga lainnya. Secara kultural juga meningkatkan kasih, kepercayaan, dan rasa hormat dalam keluarga. Serta sebagai alat untuk mendapat tujuan, dan membereskan hal-hal yang menghalangi pencapaian tujuan.

Komunikasi interpersonal juga bisa dikatakan sebuah proses transaksi (berkelanjutan) yang selektif, sistematis, dan unik, yang membuat mampu merefleksikan dan mampu membangun pengetahuan bersama orang lain. Komunikasi interpersonal adalah proses yang berkelanjutan. Komunikasi adalah cara manusia (meng) ada dalam dunianya. Komunikasi merupakan sebuah sebuah proses yang berlangsung terus menerus (mengalami perkembangan yang berarti) sejalan dengan tingkat perkembangan masyarakat. Hal ini berarti komunikasi senantiasa berkembang dan menjadi lebih personal dari masa ke masa. Hubungan persahabatan, hubungan suami istri, termasuk juga hubungan antara orangtua dan anak, dapat tumbuh lebih dalam atau lebih renggang seiring berjalannya waktu. Hubungan interpersonal bukanlah sesuatu yang statis, jadi ia selalu berkembang dan berubah sesuai dengan apa yang dilakukan.

Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai sesuatu yang unik.

Penerapan komunikasi interpersona, menuju kelurga harmonis

Secara praktis komunikasi interpersonal dapat diterapkan dalam komunikasi keluarga sebagai berikut : pertama, keterbukaan atau openess, dalam arti komunikator dan komunikan saling mengungkapkan segala ide atau gagasan bahwa permasalahan secara bebas (tidak ditutupi) dan terbuka tanpa rasa takut atau malu. Komunikator dan komunikan saling mengerti dan memahami pribadi masing- masing.

Kedua, empati (equality), dalam arti kemampuan seseorang memproyeksikan dirinya orang lain di dalam lingkungannya. Ketiga, dukungan atau (supportness), dalam arti setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari pihak- pihak yang berkomunikasi. Dengan demikian keinginan atau hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta merih tujuan yang didambakan.

Ketiga, rasa positif atau (positiveness), dalam arti setiap pembicaraan yang disampaikan dapat gagasan pertama yang positif, rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk tidak curiga atau prasangka yang mengganggu jalannya interaksi keduanya.

            Keempat, kesamaan atau equality, dalam arti suatu komunikasi lebih akrab dalam jalinan pribadi lebih kuat, apabila memiliki kesamaan tertentu seperti kesamaan pandangan, sikap, usia, ideologi dan sebaiknya