LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF HIJAUAN UNTUK TERNAK

LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF HIJAUAN UNTUK TERNAK

Artikel YUNI ERLITA, S.Pt(Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan) 20 Januari 2017 16:05:11 WIB


Produktivitas ternak sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pakan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Lahan padang rumput diperkotaan banyak dikonversi untuk perumahan, sehingga perlu dicarikan alternatif pengganti hijauan salah satu alternatif tersebut adalah limbah sayuran yangsangat banyak tersedia di pasar.

Ada beberapa jenis limbah sayuran pasar dapat digunakan sebagai pakan ternak ruminansia diantaranya adalah bayam, kangkung, kubis, kecamba kacang hijau,daun kembang kol, kulit jagung, klobot jagung dan daun singkong. Limbah sayuran pasar yang dominan ada di pasar antara lain kol, caisim, daun kembang kol, kulit toge, serta sawi putih. Sedangkan kulit jagung sudah banyak dipergunakan sebagai pakan langsung (tanpa proses pengolahan) oleh beberapa peternak kambing maupun sapi.

LIMBAH SAWI

Jenis limbah sawi yang banyak di pasaran yaitu limbah sawi hijau/caisim dan sawi putih. Sawi memiliki kadar air yang cukup tinggi, mencapai lebih dari 95%,sehingga umumnya sawi cenderung lebih mudah untuk diolah menjadi asinan. Jika akan diolah menjadi silase, terlebih dahulu sawi harus dilayukan/dijemur atau dikering-anginkan untuk mengurangi kadar airnya. Nilai energi dan protein kedua jenis sawi ini setelah ditepungkan hampir sama, berada pada kisaran 3200 – 3400kcal/kg dan 25 – 32 g/100g.

LIMBAH KOL

Limbah kol yang didapatkan di pasar, merupakan bagian kol hasil penyiangan. Limbah kol di Pasar Induk Kramat Jati, dapat mencapai 17,2% dari total jumlah kol yang masuk setiap hari. Kol juga termasuk sayuran dengan kadar air tinggi(> 90%) sehingga mudah mengalami pembusukan/kerusakan.

LIMBAH KULIT KECAMBAH TAOGE

Kulit kecambah taoge pada umumnya menjadi limbah di pasar-pasar tradisional. Belum banyak orang yang memanfaatkan kulit kecambah taoge, hanya sebagian kecil orang yang memanfaatkan kulit kecambah taoge untuk campuran pakan itik. Dari berbagai jenis limbah organik pasar yang pernah digunakan dalam pengkajian tepung limbah organik pasar, kulit toge merupakan jenis limbah yang paling berpotensi untuk dibuat menjadi tepung limbah. Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari hanya membutuhkan waktu rata-rata 2 hari, dengan kadar air 65 –70%. Dari hasil analisa, tepung kulit kecambah toge dapat menjadi salah satu pakan sumber energi, dengan kandungan energi metabolis sebesar 3737 kcal/kg.

LIMBAH DAUN KEMBANG KOL

Daun kembang kol merupakan bagian sayuran yang umumnya tidak dimanfaatkan untuk konsumsi manusia. Meski demikian, hasil analisa menunjukkan bahwa tepung daun kembang kol mempunyai kadar protein yang cukup tinggi, yaitu 25,18 g/100g dan kandungan energi metabolis sebesar 3523 kcal/kg.

LIMBAH JAGUNG

Limbah pasar yang berasal dari jagung ada dua macam, kulit jagung dan tongkol jagung/janggel. Kulit jagung manis mempunyai kadar gula yang cukup tinggi, sehingga berpotensi untuk dijadikan silase. Sedangkan tongkol jagung/janggel merupakan bagian dari buah jagung setelah bijinya dipipil. Limbah jagung pada umumnya mempunyai kelemahan kadar protein yang cenderung rendah serta serat kasar yang cenderung tinggi. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, limbah jagung sesuai untuk diolah menjadi silase.

Limbah sayuran akan bernilai guna jika dimanfaatkan sebagai pakan melalui pengolahan. Hal tersebut karena pemanfaatan limbah sayuran sebagai bahan pakan dalam ransum harus bebas dari efek anti-nutrisi, terlebih toksik yang dapatmenghambat pertumbuhan ternak yang bersangkutan. Limbah sayuran mengandung antinutrisi berupa alkaloid dan rentan oleh pembusukan sehingga perlu dilakukan pengolahan ke dalam bentuk lain agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam susunan ransum ternak dan dapat disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama sebagai cadangan pakan ternak saat kondisi sulit mendapatkan pakan hijauan.

Pengolahan limbah sayuran menjadi tepung merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang masa simpan, dimana kandungan kadar airnya rendah sehingga aktivitas air yaitu jumlah air bebas yang dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme sedikit jumlahnya. Hampir semua jenis limbah sayuran dapat diolah menjadi tepung.

Pengolahan bahan pakan menjadi silase. Silase merupakan bahan pakan dari hijauan pakan ternak maupun limbah pertanian yang diawetkan melalui proses fermentasi anaerob dengan kandungan air 60 – 70%. Kadar airbahan yang akan diolah menjadi silase tidak boleh terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Untuk bahan-bahan yang memiliki kadar air cukup tinggi (> 80%),perlu dilakukan pelayuan, penjemuran atau dikering-anginkan terlebih dahulu sebelum proses pembuatan silase dimulai untuk menurunkan kadar airnya.

Wafer pakan dibuat dengan menggunakan teknik pengepresan dengan mesin kempa dengan bantuan panas dan tekanan. Komposisi zat makanan dibuat menyerupai komposisi hijauan pakan sehingga diharapkan dapat disukai ternak(palatable) sehingga dapat diberikan dengan maksimal dan dapat mengatasi kelangkaan hijauan pada musim kemarau. Berdasarkan hasil penelitian  memanfaatkan wafer yang komposisinya berasal dari tiga jenis limbah sayuran (klobot jagung, kulit ari kecamba toge, dan daun brokoli) menghasilkan pertambahan berat badan domba sebesar domba sebesar 137,30 g/hari/. Hal ini membuktikan bahwa pakan wafer berpengaruh baik terhadap performans ternak domba penggemukan.

Pemanfaatkan limbah sayuran pasar sebagai pakan ternak dapat menjamin ketersedian hijauan dimusim kemarau, peternak tidak membutuhkan waktu dan tenaga untuk mencari rumput  dan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah sampah.

CARA PEMBUATAN PAKAN TERNAK DARI SAMPAH ORGANIK

Sebagai wujud kepedulian lingkungan tidak ada salahnya kita mencoba mengolah sampah sebagai bahan pakan ternak kita . Mencoba bisa dimulai dari quota sedikit dulu . Membuat pakan dari sampah di mulai dengan pemisahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan pencacahan,fermentasi, pengeringan, penepungan, pencampuran, dan pembuatan pelet.

Pemisahan sampah organik dari sampah anorganik dimaksudkan agar sampah yang diolah hanya yang dapat dicerna oleh ternak serta menghindarkan ternak dari mengkonsumsi bahan-bahan beracun atau yang mengandung logam berat. Pemisahan sebaiknya dapat dilakukan di tingkat produsen sampah (pasar atau rumah tangga). Oleh karenaitu, untuk program massal perlu disediakan tempat sampah organik dan anorganik di tingkat produsen sampah. Sampah dari rumah sakit dan pabrik yang banyak mengandung logam berat atau bahan beracun seyogianya dihindari.


Sampah organik yang telah terpisah dari bahan lain selanjutnya dicacah dengan alat atau mesin pencacah agar bentuknya lebih kecil dan untuk memudahkan fermentasi.
Fermentasi dimaksudkan untuk meningkatkan kandungan gizi dan nilai cerna sampah karena kandungan gizi sampah umumnya rendah tetapi serat kasarnya relatif tinggi.
Fermentasi dilakukan dengan menggunakan inokulan bakteri dan cara yang tepatagar diperoleh produk yang bermutu tinggi.
Setelah difermentasi, sampah dikeringkan dengan dijemur lalu digiling hingga menjadi tepung. Selanjutnya tepung sampah ditambah bahan lain termasuk enzim dan diaduk dalam mesin pencampur, sehingga diperoleh pakan komplit yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Apabila diperlukan, semua bahan yang sudah tercampurdibentuk pelet. Pelet pakan ternak dapat disimpan hingga 6 bulan. Idealnya ransum komplit diberikan sekitar 3% dari bobot hidup ternak per hari. Dengan jumlah pakan tersebut, sapi tidak lagi memerlukan HMT atau rumput. Namun sebagian petani ternyata masih memberikan rumput. Sebagai contoh,jika ternak diberi pakan komplit 1,5% dari bobot hidup per hari, peternak tinggal memberi rumput 50% dari kebutuhan semestinya.

KEUNTUNGAN EKONOMI

Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) Bali menunjukkan bahwa penggunaan pakan komplit berbahanbaku sampah sebanyak 1,5% dari bobot badan pada sapi bali selama 5 bulan,memberikan pertambahan bobot badan rata-rata 650 g/hari. Secara ekonomis pemanfaatan sampah untuk pakan ini sangat prospektif mengingat bahan dan biaya produksinya relatif murah, sedangkan efeknya terhadap pertumbuhan sapi cukup baik. Berdasarkan analisis ekonomi, penggemukan sapi dengan ransum komplit berbahan baku sampah memberikan keuntungan sekitar 200% dibandingkan dengan cara tradisional.

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK

Kegiatan yang dilakukan makhluk hidup banyak menghasilkan limbah. Produksi limbah yang berlebihan dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Berdasarkan komponen penyusunnya, limbah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Limbah organik ialah limbah yang dapat diuraikan oleh organisme detrivor karena berasal dari bahan-bahan organik. Contoh limbah organik ialah limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan, misalnya kulit pisang, atau kotoran ayam.
Pengelolaan limbah organik yang berasal dari tumbuhan dapat dijadikan sebagai makanan ternak, kompos, dan di daur ulang sebagai bahan kerajinan.

1. MAKANAN TERNAK

Di Indonesia, sampah organik seperti sayur-sayuran (contohnya wortel, kubis,kol, kentang, selada air, kangkung, dan sawi) ataupun buah-buahan (kulitpisang, kulit nenas, kulit jeruk) biasanya dimanfaatkan untuk makanan kelinci,kambing, ayam, atau itik. Hal ini sangat menguntungkan karena selain mengurangi jumlah sampah, juga mengurangi biaya pakan untuk hewan ternak.
Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Namun,sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi ternak.
Penanganan sampah organik terpisah dengan sampah anorganik. Jika sampah organik bercampur dengan sampah yang mengandung logam-logam berat, maka dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak yang akan membahayakan manusia pengkonsumsi daging ternak tersebut.

2. PENGOMPOSAN(COMPOSTING)

Pengomposan merupakan upaya pengelolaan limbah dari tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan prinsip penguraian bahan-bahan organik menjadi bahan-bahan anorganik oleh aktivitas organisme. Proses pengomposan menghasilkan kompos yangdapat menyuburkan tanah. Organisme yang berperan dalam proses pengomposan ialah bakteri, cendawan, khamir, dan hewan seperti serangga, serta cacing.

Agar pertumbuhan organisme dalam pengomposan optimum maka diperlukan beberapa kondisi yang sesuai, diantaranya ialah campuran nutrisi yang yang seimbang,suhu, kelembaban, udara, dan kandungan oksigen yang cukup. Unsur hara dalam pupuk kompos lebih tahan lama jika dibandingkan dengan pupuk buatan.


Sistem pengomposan memilki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:

  • Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan.
  • Bahan yang dipakai tersedia.
  • Masyarakat dapat membuatnya sendiri (tidak memerlukan peralatan yang mahal).


3. DAUR ULANG (RE-CYCLE)

Masyarakat Indonesia secara tradisional memiliki kebiasaan melakukan daurulang, misalnya pemulungan sampah. Daur ulang merupakan salah satu cara untuk mengolah sampah oragnik maupun an-oragnik menjadi benda-benda yang bermanfaat.Daur ulang mememiliki potensi yang besar untuk mengurangi timbunan, biaya pengolahan, dan tempat pembuangan akhir sampah.

Manfaat dari daur ulang adalah berikut ini.
1. Menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan.
2. Melestarikan kehidupan makhluk hidup di suatu lingkungan.
3. Menjaga keseimbangan ekosisitem.
4. Mengolah sampah organik dan anorganik.
5. Mendapatkan produk hasil yang berguna.
6. Memperoleh tambahan penghasilan.

Daur ulang diperoleh setelah melalui tiga tahapan berikut ini:

  • Pemisahan bahan-bahan organik (sampah tumbuh-tumbuhan dan hewan) dan anorganik (seperti kaleng, tembaga, botol, dan plastik).
  • Penyimpanan bahan-bahan dari sampah tumbuhan dan hewan yang dapat dijadikan kompos dan pengolahan kaleng, plastik, dan botol bekas.
  • Pengiriman/penjualan kepada pemulung atau pun pabrik.

Salah satu contoh sampah yang dapat di daur ulang adalah sampah kertas. Sampah kertas berasal dari rumah tangga maupun industri, misalnya dari kegiatan administrasi perkantoran, pembungkus makanan, dan media cetak. Sampah kertas dapat dimanfaatkan menjadi tempat surat, keranjang sampah, tas, tempat buku,rak kecil, dan lainnya yang memiliki nilai jual tinggi bila mendapat sentuhan teknologi dan seni.
Selain itu, bahan gelas yang pecah dapat di daur ulang menjadi botol kecap,botol sirup, piring dan gelas yang baru. Aluminium dapat didaur ulang menjadi kaleng pengemas, sementara baja dijadikan bahan baku pembutan baja baru, dan plastik dimanfaatkan menjadi aneka produk seperti tas, botol minuman, wadah minyak pelumas, botol minuman, dan botol shampo.
Macam-macam limbah lainnya dapat dimanfaatkan secara langsung tanpa menunggu dan melakukan proses daur ulang, seperti:

  • Ampas tahu, menjadi bahan makanan ternak (pakan ternak) yang menambah bobot tubuh hewan ternak secara langsung karena mengandung protein yang tinggi.
  • Enceng gondok, dapat diolah menjadi barang kerajinan seperti tas, sepatu, tempat kosmetik dan lainnya.
  • Sampah organik, seperti daun-daun dan kotoran ternak dijadikan pupuk hijau dan kompos.

petani-kampung-ndeso.blogspot.com/2015/.../limbah-pasar-sebagai-pakan-alternatif.h...