Satpol PP Sumbar Yang Humanis Dan Berwibawa
Artikel Admin Satpol PP(Satuan Polisi Pamong Praja) 12 Agustus 2016 00:38:00 WIB
Padang, 12 Agustus 2016 --- Satpol PP adalah sebagai penegak Peraturan Daerah (Perda) yang selalu berada di garis depan pada saat menjalankan perannya dalam memelihara dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban umum, namun belakangan ini melalui pemberitaan di mass media, baik cetak maupun elektronik, terkesan selalu mengambarkan tindakan yang menyalahi aturan dan arogan terhadap masyarakat.
Munculnya gambaran miring terhadap aparat Satpol PP tidak lain dan tidak bukan, karena seringnya masyarakat disuguhi aksi-aksi represif yang terkesan arogan saat menjalankan penertiban. Kenapa bukan pada saat Pol PP melakukan tindakan preventif dan pendekatan dengan masyarakat, banyak contoh yang telah dilaksanakan oleh Satpol PP Provinsi Sumatera Barat, seperti penertiban Fly Over Kelok Sembilan di Kabupaten Limapuluh Kota perlu jadi contoh oleh daerah lain. Dengan cara duduk bersama masyarakat disekitarnya dan sekaligus mesosialisasikan kepada 140 pedagang dengan memberikan pengertian untuk tidak berjualan disekitar atau dilingkungan jembatan kelok sembilan dengan menyampaikan sebab-akibat apabila masyarakat masih berjualan.
Terbukti pada saat melakukan penertiban bersama Tim Gabungan pedagang masih menempati areal jembatan Fly Over Kelok sembilan untuk berdagang. Satpol PP Sumbar langsung mensosialisasikan akibat berdagang di atas jembatan kelok sembilan yang dapat merusak struktur jembatan dan merusak keindahan jembatan itu sendiri, karena jembatan kelok sembilan bukanlah desinasi wisata tetapi merupakan icon Nasional dan icon Provinsi Sumatera Barat. Tanpa menunggu waktu lama, setelah diberikan pengertian, para pedagang sangat maklum dan bersedia membongkar warungnya sendiri asal dibantu dengan anggota Satpol PP. Secara bergotong-royong Satpol PP membantu membongkar warung pedagang sambil pendekatan dengan masyarakat dan penuh humanis. Betul-betul suasananya penuh kekeluargaan. Bahkan personil Pol PP bersedia mengantarkan barang dagangannya kerumah pedagang tersebut.
Namun sayangnya, sampai saat ini image yang terbentuk di benak masyarakat adalah Satpol PP sering melakukan pelanggaran menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, Hak Asasi Manusia. Tak jarang personil Satpol PP dihadapkan pada situasi dilematis, di satu sisi peraturan mesti ditegakan, tapi disisi lain, pelanggar yang hendak ditertibkan kebanyakan masyarakat kelas bawah. Seakan-akan Pol PP itu menjadi musuh masyarakat.
“Stigma ini yang harus kita hilangkan, dengan melalui peran media massa sebagai jembatan informasi dapat memberikan informasi yang benar-benar eksistensi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satpol PP”. Karena sampai saat sekarang masih banyak masyarakat yang belum memahami keberadaan Satpol PP terkait peran, tugas pokok, dan fungsinya. Apalagi banyak media eletronik menyiarkan gambaran aparat Pol PP melakukan Pembongkaran bangunan liar, penangkapan Pekerja Seks Komersial (PSK), penertiban pedagang kaki lima, penertiban pengemis dan gelandangan dijalanan, yang sering berujung bentrokan fisik. Sehingga masyarakat mencap aparat Pol PP sebagai aparat yang kasar dan arogan serta penindas masyarakat kecil. Yang lebih parahnya masyarakat tahu bahwa “Pol PP adalah tukang gusur dan menangkap PSK saja”, sehingga, kondisi ini perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan. Padahal banyak lagi tugas-tugas Satpol PP yang belum melekat dihati masyarakat, seperti menjaga ketertiban, kenyamanan dan melindungi warga, dan dalam menegakan Perda serta penyelamatan korban bencana alam. Ke depan, citra itu harus dihilangkan. Dalam melaksanakan penertiban Satpol PP harus “Profesional, tidak arogan, dapat mengendalikan diri dan lebih mengedepankan sentuhan kemanusiaan yang humanis dalam melayani masyarakat dengan penuh kewibawaan”.
(Novear Amin Ario)