Kita Mau, Insya allah Bisa

Kita Mau, Insya allah Bisa

Artikel () 20 Juli 2016 11:47:48 WIB


KITA MAU, INSYA ALLAH BISA

Oleh Irwan Prayitno

Alhamdulillah, kini kita berada di bulan Syawal. Suasana silaturahmi, saling memaafkan, ukhuwah, reuni, pertemuan keluarga, halal bihalal sangat kental sekali di bulan Syawal. Semangat baru untuk kehidupan lebih baik sangat terasa setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan lalu hampir 24 jam waktu kita diisi dengan berbagai amal ibadah yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Kita tentu masih ingat, ketika keesokan hari sudah masuk 1 Ramadhan maka di malam hari sudah datang ke masjid untuk melaksanakan shalat isya berjamaah dan kemudian mendengarkan ceramah dilanjutkan dengan shalat taraweh berjamaah.

Setelah usai shalat taraweh, dilanjutkan dengan membaca Al Quran, kemudian tidur dengan waktu yang lebih sedikit dari biasanya. Karena harus bersiap untuk bangun melaksanakan sahur.

Sebelum sahur, masih ada waktu untuk mengerjakan shalat tahajud. Setelah sahur, pergi ke masjid melaksanakan shalat subuh berjamaah. Usai shalat subuh maka bersiap untuk aktivitas harian. Kemudian menjelang matahari semakin meninggi melaksanakan shalat dhuha.

Aktivitas di pagi hingga sore hari dilakukan seperti biasa, padahal saat itu sedang dalam kondisi puasa menahan haus dan lapar. Iktikaf di masjid pun bisa diikuti saat 10 hari terakhir Ramadhan. Berbagai aktivitas amal ibadah tersebut rutin kita laksanakan setiap bulan Ramadhan dari tahun ke tahun.

Banyak kebaikan (amal ibadah) yang dilakukan di bulan Ramadhan yang semestinya bisa dikerjakan kembali di luar bulan Ramadhan. Namun tidak dilakukan. Padahal sudah tidak menahan lapar dan haus lagi serta situasinya lebih mendukung.

Sebagai satu contoh, di bulan Ramadhan terasa ringan berpuasa satu bulan penuh. Ketika masuk bulan Syawal, puasa sunnah 6 hari terasa berat. Bahkan untuk puasa sunnah Senin-Kamis pun terasa berat. Mengapa puasa sebulan penuh bisa, tapi puasa beberapa hari tidak bisa?

Demikian pula ketika puasa sebulan penuh mampu bangun pagi untuk shalat subuh. Tapi di luar bulan Ramadhan shalat subuh sering kesiangan. Mengapa ketika Ramadhan bisa dikerjakan tapi di luar Ramadhan tidak bisa dikerjakan?

Shalat taraweh di malam hari bisa dikerjakan selama sebulan penuh. Mengapa ketika di luar Ramadhan shalat witir satu rakaat pun tidak bisa dikerjakan? Membaca Al Quran bisa khatam 30 juz dalam sebulan, bahkan ada yang bisa 2 hingga 3 kali khatam di bulan Ramadhan atau setidaknya di bulan ramadhan biasa membaca Al Quran. Mengapa ketika di luar Ramadhan lama sekali mengkhatamkannya bahkan sudah tidak lagi membacanya?

Ternyata banyak kebaikan yang biasa dilakukan di bulan Ramadhan tapi tidak dilakukan di luar Ramadhan. Sehingga tidak berlanjut dan seolah-olah khusus untuk bulan Ramadhan saja. Padahal sesungguhnya kita butuh mengerjakan kembali kebaikan itu agar rahmat Allah SWT tetap kita peroleh. Untuk mengerjakan berbagai kebaikan itu landasannya adalah kemauan. Banyak perbuatan baik yang bisa dilakukan, tapi tidak mau dikerjakan. Maka jika dilandasi kemauan, segala perbuatan baik itu insya Allah akan bisa dikerjakan.

Membaca Al Quran, puasa sunnah, shalat malam, shalat dhuha, shalat berjamaah, dan amalan lainnya insya Allah akan melindungi kita, menenangkan diri kita, mensejahterakan kita, menyehatkan kita, memudahkan urusan hidup kita, meningkatkan kesuksesan hidup kita, dan berbagai kebaikan lainnya yang Allah SWT sediakan untuk hamba-hambaNya.

Semoga di bulan Syawal ini dan juga bulan berikutnya kita bisa memotivasi kembali diri kita untuk memiliki kemauan melakukan berbagai kebaikan yang sudah dilaksanakan di bulan Ramadhan. ***(by. akral/tim egovernment)